by

Polres Karo Gelar Rekonstruksi Bentrok Sekelompok Warga Dengan Karyawan PT BUK

Berita Karo, Berita Online Indonesia Di Online News Indonesia, www.olnewsindonesia.com

Polres Tanah Karo gelar rekonstruksi di Mapolres Tanah Karo, pada Senin kemarin (30/05.2022) terkait peristiwa bentrok antara sekelompok warga dengan karyawan PT BUK (Bibit Unggul Karobiotek) pada Senin lalu, (17/05.2022) atas sengketa tanah di Siosar, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo.

Dalam rekonstruksi itu ada 18 tersangka dari kasus tersebut masing-masing dua 2 tersangka dari sekelompok warga dan 16 massa dari PT BUK. Dan dipelaksanaan rekonstruksi ini menampilkan 14 adegan. Pada acara itu hadir pihak Kejari Karo, pihak kuasa hukum dari PT BUK dan kuasa hukum sekelompok warga.

Pada adegan Pertama, (ke – 01), sekitar pukul 12.00 WIB, di Puncak 2000 Siosar sekitar 20 orang karyawan dari PT. BUK yakni : DS Sitepu, SE, SDR Sirait, R. Ginting, H. Ginting, S. Sinuraya, R. Tarigan, J. Tarigan, H.Sembiring, R.Ginting, K.Sitepu, DG,Sitanggang, B A.Ampun, N.Sembiring, H.Ginting, L. Barus, DG Hasibuan, A.A Surbakti, dan R. Wahyuni, SH sedang melihat satu unit Exafator sedang mengerjakan milik PT. BUK.

Pada adegan ke – 02, pada saat Beko bekerja mengorek tanah untuk pembuatan taman datang beberapa ibu-ibu dari warga Desa Sukamaju yang diantaranya ; I Br Sembiring DKK dan beberapa orang perempuan dewasa lainnya mendekat ke lokasi pekerjaan Beko dan menyuruh operator Beko untuk menghentikan pekerjaan.

Tidak lama berselang, datanglah beberapa orang laki-laki dari warga Desa Sukamaju diantaranya ; S.Ginting (mengendarai sepeda motor), disusul oleh HRP, Ginting (menaiki sepeda motor), A.Sitepu (berjalan kaki sambil membawa senjata tajam), EE.Ginting (berjalan kaki membawa senjata tajam). Selanjutnya EE.Ginting melakukan provokasi dengan sambil mengucapkan bahasa Karo . “iyahh… si serang…! pengadi Bekomu ena telinandemu”…! kalimat tersebut diucap sebanyak 2 (dua) kali, lalu salah seorang ibu-ibu mendorong EE.Ginting masuk kedalam kedai milik KP. Brahmana, namun EE.Ginting keluar dari kedai dan kembali melakukan provokasi dengan mengatakan ‘iyahh si serang (ayo kita serang) …! bunuh…! dan kembali didorong oleh seorang perempuan masuk kedalam kedai KP. Brahmana.

Pada adegan ke – 03, datang satu unit mobil Taft Badak warnah merah masuk ke lokasi kejadian dan berhenti didepan kedai KP. Brahmana yang dikendarai oleh K. Perangin-angin. Selanjutnya A. Sitepu berjalan mendekati mobil Taft Badak dengan membawa senjata tajam, pada saat yang bersamaan kelompok ibu-ibu warga Desa Sukamaju berlari mendekati pengacara PT. BUK R.Wahyuni, S.H yang pada saat itu berdiri dibadan jalan, kemudian dari arah kedai kopi keluar EE. Ginting dengan membawa senjata tajam, disusul oleh HRP.Ginting sambil membawa tombak.

Selanjutnya tiga orang ibu-ibu langsung menahan dan membawa EE.Ginting dan membawanya kembali kedalam kedai kopi, sedangkan HRP.Ginting berjalan kearah samping mobil Taft Badak.

Pada adegan ke – 04 melihat hal tersebut, H.Ginting Suka, Dkk selaku pengamanan PT. BUK bereaksi dengan mengeluarkan senjata tajam masing-masing dan berjalan ke arah sisi depan sebelah kiri kedai kopi KP. Brahmana, dan pada saat itu terdengar provokasi kembali dari EE Ginting dengan berteriak “serang…bunuh” dari dalam kedai kopi.

Selanjutnya A. Sitepu keluar dari kedai kopi sambil mengangkat senjata tajam berupa kelewang sehingga oleh H.Ginting Suka langsung mengejar A.Sitepu dan diikuti oleh DG. Hasibuan dan L. Barus, yang mana H.Ginting Suka dan DG. Hasibuan berhasil menangkap A. Sitepu.

Adegan ke – 05, oleh HRP Ginting mendekat kearah H.Ginting Suka dan melemparkan tombak yang dipegangnya kearah H.Ginting Suka dan DG. Hasibuan yang mengenai punggung DG Hasibuan. Pada saat HRP.Ginting hendak berlari setelah selesai menombak DG. Hasibuan oleh L. Barus mengayunkan bacokan menggunakan sebuah parang kearah tubuh HRP.Ginting yang mengenai bagian kepala, dan HRP. Ginting berlari kearah belakang kedai kopi, kemudian L. Barus melihat S. Ginting berdiri di dekat DG Hasibuan sehingga L. Barus mendekati S.Ginting dan membacokkan Parang kearah leher bagian belakang S.Ginting sebanyak 1 kali sambil berkata “mate ko..”, lalu S.Ginting juga berlari kearah belakang kedai kopi.

Adegan ke – 06 secara bersamaan, oleh H.Ginting Suka yang telah memegang A. Sitepu, langsung membacokkan celurit kearah tubuh A. Sitepu sebanyak 5 (lima) kali dan pada saat itu anak atas nama DG Sitanggang als. DONI berlari melompat keatas jok sepeda motor dan juga membacokkan celurit kearah kepala A.Sitepu sebanyak 1 kali, dan AA.Surbakti berlari kearah A. Sitepu dan juga membacokkan sebilah Parang yang dipegangnya kearah tangan dan badan A. Sitepu sebanyak 2 kali, selanjutnya A.Sitepu berlari kearah dalam kedai kopi.

Pada saat adegan ke – 07, sesaat kemudian DG. Hasibuan yang terkena lemparan tombak, terjatuh ketanah disamping mobil Taft Badak dan selanjutnya oleh DG.Sitanggang meletakkan senjata tajam yang dipegangnya di dekat sepeda motor yang parker didepan kedai kopi, lalu DG. Sitanggang bersama dengan 2 orang lainnya mengangkat DG Hasibuan kearah gapura.

Adegan ke – 08, DS. Sitepu, SE, selaku kordinator lapangan berdiri di lokasi kejadian dan tidak ada melarang peristiwa pengerusakan, pembakaran yang dilakukan oleh karyawan PT. BUK yang berada dibawah naungannya dan DS. Sitepu, SE meminta sebilah pisau kepada N.Sembiring dan oleh N.Sembiring memberikan sebilah pisau tersebut.

Adegan ke – 09, setelah terjadinya peristiwa penganiayaan, warga Desa Sukamaju sudah meninggalkan lokasi, sementara karyawan PT. BUK yang masih berada di lokasi mulai melakukan pengerusakan terhadap barang-barang di lokasi diduga milik warga Desa Sukamaju yaitu oleh BP. Anak Ampun menendang sepeda motor dan membacok dengan menggunakan sebilah parang panjang kearah sepeda motor yang parkir didepan kedai kopi KP. Sembiring, oleh N. Sembiring membacok tiang kedai kopi KP. Sembiring, oleh DG. Sitanggang menendang sepeda motor sebanyak 1 (satu) kali, selanjutnya DG. Sitanggang, BP. Anak Ampun, R.Ginting dan N. Sembiring masuk kedalam kedai kopi milik KP. Sembiring dan mengobrak-abrik seisi kedai dengan memecahkan gelas, piring, steling, serta menendang meja dan kursi didalam kedai menggunakan tombak, setelah keluar dari kedai kopi oleh H. Sembiring mencabut tiang penopang kedai kopi dengan menggunakan kedua tangannya, sementara itu, BP Anak Ampun mendatangi mobil Taft Badak dan kemudian menusuk 3 buah Ban mobil Taft Badak menggunakan pisau.

Adegan ke -10, pada saat itu R. Tarigan, J. Tarigan dan R. Ginting mengambil batu di sekitar lokasi kemudian melempari ke atap kedai kopi yang terbuat dari seng sebanyak tiga kali oleh S. Sinuraya dan R. Ginting mengambil kayu di sekitar lokasi kemudian melemparkan kayu tersebut ke arah kedai kopi KP. Sembiring.

Adegan ke -11 , tampak DG.Sitanggang als Doni berjalah kearah kedai kopi SP. Sembiring dan menendang 2 unit sepeda motor didepan Kedai Kopi SP Sembiring hingga sepeda motor tersebut terjatuh dan kemudian Doni mendengar suara teriakan ‘bakar… bakar… bakar”, sehingga DG.Sitangagang als Doni langsung membakar ke 2 unit sepeda motor tersebut dengan cara menarik selang keran minyak sepeda motor hingga minyaknya keluar dan kemudian mengambil mancis dari kantong jaketnya dan langsung membakar motor tersebut.

Adegan ke -12 : kemudian K.Sitepu mengambil Jerigen yang berisikan minyak solar dari dalam bak mobil Taft Badak dan kemudian melemparkannya keatap kedai kopi milik KP. Sembiring.

Ke -13 : kemudian oleh BP. Anak Ampun berjalan menuju mobil Taft Badak dan menendang kaca spion dan menendang pintu mobil Taft Badak sebanyak 2 kali, kemudian mengambil batu di lokasi kejadian dan melemparkan batu tersebut kearah kaca belakang mobil Taft Badak sebanyak 2 kali, oleh H.Ginting juga menusuk 1 buah ban mobil Taft Badak menggunakan pisau, kemudian DG. Sitanggang berjalan kearah sepeda motor yang sudah terjatuh di depan kedua kopi KP. Sembiring, yang mana pada saat itu oleh S. Sinuraya menunjuk kearah sepeda motor yang sudah terjatuh di depan kedai kopi KP Sembiring sambil memprovokasi DG. Sitanggang.

Adegan terakhir ke -14 , selanjutnya DG.Sitanggang berlari kearah mobil Taft Badak dan membuka kap depan mobil dan berniat untuk melakukan pembakaran namun tidak terbakar dan DG. Sitanggang kembali menutup kap mobil Taft Badak tersebut, dan setelah kedai kopi dan sepeda motor terbakar DS.Sitepu SE, Dkk pergi ke cafe terdekat.

(David-team)