by

Penuhi Janji, Trisna Willy Temui Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) MTs N 19 Jakarta

Jakarta OlNewsIndonesia. Penasehat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Agama RI Trisna Willy beserta Pengurus DWP Kemenag RI dan Pengurus DWP Kanwil Kemenag DKI Jakarta mengunjungi madrasah penyelenggara program inklusif, Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 19 Jakarta.

“Saya sudah janji mau ke sini sejak bulan Agustus lalu, saat kegiatan AKSIOMA/KSM di Jogja. Tapi baru ada waktu hari ini,” ujar Trisna Willy, Selasa (05/12).

Saat itu Trisna Willy terkesan dengan penampilan anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) dari MTs N 19 Jakarta. Mereka tampil dalam  pembukaan Ajang Kompetisi Seni dan Olah Raga Madrasah  (AKSIOMA ) dan Kompetisi Sains Madrasah (KSM) tingkat nasional. Saat itu penonton dibuat terkesima dengan penampilan Ken dan Atilla, saat mereka membacakan cuitan Menag Lukman Hakim Saifuddin di twitter  yang dirangkai menjadi sebuah puisi. Sementara, kehadiran Luthfi siswa ABK yang memiliki tinggi 43 cm mencuri perhatian saat pembukaan ajang yang diikuti oleh seluruh madrasah di Indonesia tersebut.

 “Waktu itu Saya bilang ke Bu Kamad, mau tahu gimana pembelajaran di madrasah inklusif. Saya ingin tahu gimana anak-anak ini belajar,” tutur Willy, begitu biasa ia disapa.

Kepala Madrasah MTs N 19 Jakarta Retno Dewi Utami yang menyambut kedatangan Willy dan rombongan, menjelaskan bahwa 3 anak yang tampil dalam ajang nasional Agustus lalu, hanya sebagian dari ABK yang ada di MTs N 19 Jakarta.

“Saat ini kami memiliki 6 ABK di madrasah ini. Tahun ajaran depan, sudah ada  beberapa anak penyandang tuna netra yang juga akan mendaftar di madrasah ini,” kata Retno.  Lebih lanjut, Retno pun menjelaskan bahwa madrasah yang dipimpinnya telah berkomitmen untuk menjadi madrasah inklusif sejak 3 tahun lalu.

Pada kunjungan kali ini, Willy  berkesempatan melihat langsung bagaimana anak-anak ABK mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS) di MTs N 19 Jakarta. “Khusus bagi ABK yang menyandang tuna netra, soal yang diberikan pun menggunakan tulisan braille,” terang Retno.

Menurut Retno, dalam pelaksanaan pembelajaran maupun ujian, siswa-siswa ABK ini tidak dipisahkan dalam kelas khusus, melainkan ikut bergabung  dengan siswa-siswa lainnya. “Makna dari madrasah inklusif adalah ketika siswa ABK mendapatkan pelayanan sesuai kebutuhannya dan tidak dibedakan dengan siswa lainnya,” imbuh Retno.

Willy pun merasa terkesan dengan pelayanan pendidikan yang ada pada MTs N 19 Jakarta ini. “Dengan adanya anak berkebutuhan khusus, akhirnya dapat menumbuhkan kepekaan para guru maupun teman-teman mereka sesama murid,”  kata Willy.

Usai melakukan kunjungan, Willy pun memberi kejutan kepada Kenichi, Atilla, Luthfi dan Safitri, anak ABK di MTs N 19 Jakarta. “Karena tahun ini Kenichi dan Atilla akan mengikuti UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer), maka saya hadiahkan laptop,” ujar Willy. Dengan laptop yang diberikan, Willy berharap Ken dan Atilla lebih siap untuk mengerjakan UNBK.

Hal ini pun disambut hangat oleh para siswa ABK. “Saya mewakili teman-teman mengucapkan terimakasih kepada ibu Menag. Semoga dengan hadiah ini, dapat membuat kami makin giat belajar,” tutur Kenichi, siswa tuna netra yang bercita-cita menjadi interpreter bahasa arab ini.

Dalam kunjungan yang berlangsung kurang dari 2 jam ini, Willy pun memberikan apresiasi kepada MTs N 19 Jakarta. Apresiasi tersebut kemudian ia tuangkan dalam tulisan di atas kanvas sebagai berikut :

Terima Kasih untuk MTs 19

Yang sudah menerima dan memfasilitasi

Murid-murid berkebutuhan khusus di kelas inklusif.

Semoga bisa terus dipertahankan,

Dan menjadi contoh / model untuk madrasah-madrasah lainnya.

Jakarta, 5 Desember 2017

Trisna Willy

Source : kemenag

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.