Bersyukur Mendapat Kacamata Gratis & Biaya Berobat Matanya Ditanggung JKN

Berita Karo, Berita Online Indonesia Di Online News Indonesia, www.olnewsindonesia.com

Mata merupakan indra penglihatan utama yang memiliki kemampuan mengatur dan mengolah cahaya yang masuk agar tepat jatuh di retina mata sehingga setiap orang dapat melihat dengan jelas. Kemampuan ini disebut kemampuan refraksi. Tanpa kemampuan tersebut atau jika ada kelainan dan gangguan mata seseorang akan kesulitan fokus melihat suatu benda sehingga benda tersebut akan tampat buram dan tidak jelas.

Seiring bertambahnya usia kemampuan penglihatan akan semakin berkurang. Kondisi ini yang dialami oleh Nurhayani, warga Desa Gundaling I Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo. Beberapa tahun belakangan, Nurhayani mengeluhkan penglihatannya yang buram dan tidak jelas jika melihat dekat. Gejala lainnya yang ia alami antara lain pusing, lelah, dan sakit kepala. Tedaftar sejak tahun 2014 dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada segmen kepesertaan Pekerja Penerima Upah (PPU), Nurhayani rutin menggunakan JKN untuk memeriksakan kesehatannya. Ia mengaku didaftarkan oleh anak sulungnya sebagai antisipasi jika terjadi sakit di kemudian hari. Tidak hanya untuk periksa mata, akan tetapi untuk pemeriksaan kesehatan lainnya .

“Bulan Mei 2023 kemarin saya berobat untuk memeriksakan mata ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), karena keterbatasan alat medis akhirnya dirujuk ke Fasilitas Kesehatan Rujuan Tingkat Lanjutan (FKRTL). Saya dilayani dengan baik, di FKTP maupun FKRTL tempat saya berobat. Menurut dokter saya mengalami hipermetropia, yakni kondisi gangguan penglihatan yang membuat penderitanya kesulitan untuk melihat suatu benda dari dekat secara jelas atau banyak yang menyebutnya rabun dekat. Alhamdulillah penanganannya masih bisa diatasi dengan memakai kacamata lensa positif,” jelas Nurhayani.

Lebih lanjut, wanita ini mengatakan bahwa awalnya ia tidak tahu bahwa Program JKN menanggung biaya alat kesehatan seperti kacamata dan alat kesehatan lainnya. Ia pun merasa bersyukur sekali biaya berobatnya sudah ditanggung penuh oleh BPJS Kesehatan.

“Malah ini saya juga diberi kacamata secara gratis. Ketentuannya dua tahun sekali bisa mendapatkan kacamata. Saya rasa belum ada asuransi yang seperti ini. Prosesnya mudah, iurannya kecil tapi semuanya bisa ditanggung,” ungkap Nurhayani.

Pada kesempatan yang sama, Aris Kusuma Yuda, anak bungsu Nurhayani, juga mengungkapkan bahwa ia sangat berterima kasih kepada pemerintah dan BPJS Kesehatan yang sudah menanggung biaya persalinan istrinya tahun 2022 lalu. Berbeda dengan ibunya, Aris dan istrinya terdaftar sebagai peserta Penerima Bantuan Iuran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (PBI APBN). Saat itu istrinya harus menjalani operasi caesar dikarenakan kehamilannya sudah lewat bulan tak kunjung menunjukkan tanda-tanda kelahiran, sementara kondisi air ketuban sudah semakin sedikit menurut dokter yang menangani.

“Waktu itu kami tidak ditarik iur biaya sama sekali, proses administrasi di rumah sakit juga mudah dan tidak sulit. Selama berkas kita lengkap dan sesuai prosedur tak ada kendala selama istri saya menjalani perawatan hingga pulih dan pulang ke rumah,” ujar Aris.

Menurut Aris ini, almarhum ayahnya juga sudah beberapa kali rawat inap di rumah sakit menggunakan JKN. Pada tahun 2014 dan tahun 2016 ayahnya didiagnosa mengidap penyakit diabetes dan jantung. Ia mengaku sudah disarankan dokter untuk pasang cincin, namun masih belum terlaksana karena ayah belum bersedia dan lebih memilih berobat jalan.

“Kemudahan layanan JKN juga sudah semakin canggih dan terdigitalisasi. Berobat cukup dengan membawa KTP, proses pengambilan antrean juga semakin mudah karena adanya Aplikasi Mobile JKN. Semoga program ini dapat terus berkelanjutan karena banyak manfaat yang telah dirasakan oleh peserta JKN yang membutuhkan. Saya berharap masyarakat yang belum terdaftar agar terbuka hatinya untuk mendaftarkan diri segera sebagai peserta Program JKN,” kata Aris menjelaskan.

(David)