by

Adik Rafael : “Papa Pakai Baju Panji Yosua”, Kisah Anak Kecil Penumpang Bus Musibah Di Sonder

Berita Minahasa, Berita Online Indonesia Di Online News Indonesia, www.olnewsindonesia.com

Di hari Minggu ini (28/03/2023) beberapa jam lalu Rafael Lorameng bersama ibu kandung serta kakak dan adiknya melihat terakhir kalinya ayah tercinta sebelum dimakamkan.

Sang ayah yaitu Adhe Putra Cristy Lorameng (35 tahun) merupakan salah satu dari tiga korban kecelakaan bus pada hari Jumat pagi (26/05/23) diruas jalan Tomohon-Sonder, sedangkan dua korban lainnya suami istri yaitu Korneles Sambelorang (62 tahun) selaku penatua kolom 10 GMIM Kanaan Winenet dan Welmina Masahengke (60 tahun) telah dimakamkan kemarin Sabtu (27/05/23).

Bus yang mereka tumpangi merupakan rombongan Wanita Kaum Ibu (WKI) jemaat GMIM Kanaan Winenet Wilayah Bitung XII yang akan menuju ke Tombatu Kabupaten Minahasa Tenggara untuk mengikuti kegiatan Hari Persatuan (Hapsa) WKI tingkat Sinode GMIM, namun hal yang tidak diinginkan yaitu kecelakaan dialami bus tersebut sekitar pukul 07.38 pagi WITA didaerah Kecamatan Sonder Kabupaten Minahasa.

Rafael anak kedua dari tiga bersaudara ikut dalam rombongan tersebut bersama ayah dan ibunya, sedangkan kakak dan adiknya tidak ikut.

Pada peristiwa tersebut Rafael dan seorang anak lainnya menjadi penumpang yang termasuk awal dievakuasi keluar bus melalui pintu belakang yang posisinya berubah diatas akibat kendaraan bus terbalik kekanan.

Kondisi Rafael yang masih duduk dibangku kelas 3 SD, saat itu cukup tenang dan hanya mengalami luka ringan di jari.Setelah itu berturut-turut beberapa wanita keluar dari pintu tersebut termasuk ibu kandung Rafael yang tampak alami luka dipergelangan tangan kiri dan untuk turun dari atas kendaraan beberapa pria harus bersama-sama menahan badan ibu tersebut hingga bisa sampai dibawah.

Ketika jurnalis olnewsindonesia.com menemui para korban yang dievakuasi di RSU GMIM Siloam Sonder berkesempatan berbicara dengan adik Rafael yang tampak tidak sungkan diajak ngobrol. Didampingi duduk bersama seorang oma sore itu Rafael ternyata sedang makan nasi dengan lauk yang baru dibeli di rumah makan sekitar rumah sakit.

Terlihat juga Rafael telah bertukar baju yang dipakai saat kecelakaan dengan menggunakan t-shirt putih bertuliskan “Cinta Tuhan & Cinta Sesama#” dengan gambar anak-anak bergandengan tangan.

Banyak ibu-ibu dari wilayah Sonder yang empati kepada Rafael yang selain rupawan wajahnya juga terlihat kuat, bahkan seorang ibu yang juga seorang guru menawarkan tinggal dulu di Sonder.
Beberapa ibu bahkan seperti menahan tangis sambil berucap, “Rafael rajin belajar ya dan sayang ke mama selalu”.

Sore itu memang lokasi Rafael duduk bisa melihat keluarga yang sedang berkerumun agak jauh menunggu diluar ruang kamar jenazah, sedangkan Mama kandung Rafael sejak siang sudah dirujuk ke RSU GMIM Bethesda Tomohon untuk menjalani tindakan operasi tangan yang terluka cukup besar.

Sesaat kemudian beberapa pria yang berseragam Panji Yosua warna hitam lengkap dengan baret merah yang baru tiba dari Bitung, melintas didepan Rafael menuju ke kamar jenazah.

Ibu-ibu yang melihat kemudian berkata kepada Rafael apakah itu teman-teman Papa.
Ternyata Rafael membenarkan dan kemudian bilang Papa juga anggota Panji Yosua, “tadi Papa pakai baju kaos Panji Yosua”, kata Rafael.
Hal itu membuat ibu-ibu makin terharu melihat dan mendengar perkataan Rafael yang spontan.

Ayah Rafael selain sebagai anggota Panji Yosua di jemaat GMIM Kanaan Winenet, ternyata juga sebagai Pembina Komisi Pelayanan Remaja Jemaat (KPRJ) GMIM Kanaan Winenet, sehingga pada hari Sabtu (27/05/23) diadakan ibadah penghiburan oleh Komisi Pelayanan Remaja Sinode (KPRS) GMIM dengan Khadim Pnt. Meilany Mongilala, ST, sebagai anggota bidang TIK KPRS GMIM.

Harapan besar menjadi doa bagi adik Rafael agar menjadi anak yang kuat, pintar dan bersama kakak serta adiknya selalu mendampingi dan mengasihi mama tercinta sebagai anak-anak yang selalu mengandalkan Tuhan. Seperti itulah juga yang diharapkan ibu-ibu sore itu.

Arnold WK