Ruang Fisiotherapy RSUD Samosir Masih Seperti Gudang Rongsokan

Berita Samosir.Olnewsindonesia,Selasa(14/08)

Ruang Fisiotherapy di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), Kabupaten Samosir, masih terpakai. Ruangan tersebut masih dijadikan Gudang dan tidak ada pasien seperti ditemui OLNewsindonesia.com di RSUD Adrianus Sinaga, Pangururan Samosir, Senin (13/08).

Ruangan berpintu kaca dan bertuliskan Fisiotherapy ini diisi alat-alat medis. Baik ranjang, serta barang rongsokan lainnya.

Foto : Tampak dari luar ruang Fisiotherapy yang menjadi gudang di RSUD Samosir
Foto : Tampak dari luar ruang Fisiotherapy yang menjadi gudang di RSUD Samosir

Melintas di Ruang instalasi fisiotherapy, tidak ada petugas khusus yang siaga untuk kebutuhan itu. Bangunan yang berada di tengah-tengah rumah sakit itu terlihat masih baru.

Berbagai peralatan tidak tersusun rapi. Tidak ada alat berlatih jalan untuk penderita stroke di ruangan tersebut.

Saat ditemui OLNewsindonesia.com, diruang kerjanya, Senin(13/08), Kepala dinas Kesehatan Kabupaten Samosir,  dr Nimpan Karo-karo mengakui hingga saat ini belum ada pelayanan untuk kebutuhan fsiotherapy di RSU milik pemerintah itu. Belum lagi, menilik peraturan BPJS yang baru yang mengakibatkan terhambatnya pelayanan kesehatan terhadap pasien.

“Jumlah penderita psioteraphy banyak. Dulu juga sudah kita dorong, supaya ada perawat fsiotherapy dan dokter di sini,”ujarnya.

Foto : Tampak dalam ruang Fisiotherapy dipenuhi barang barang yang dijadikan gudang oleh pihak RSUD Samosir
Foto : Tampak dalam ruang Fisiotherapy dipenuhi barang barang yang dijadikan gudang oleh pihak RSUD Samosir

Namun, hingga saat ini belum terlihat  pelayanan bagi pasien fisiotheraphy, sehingga selalu dirujuk ke luar Samosir. Padahal, kata Nimpan sudah ada dokter fisiotherapy di rumah sakit itu, (dokter Neurologi yang mampu mendiagnosa pasien Fisiotherapy)

Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Andrianus Sinaga Panguruan, dr.Friska Situmorang mengatakan soal aturan baru BPJS belum diberlakukan di Samosir.

Mengenai pasien fisiotherapy, masih selalu dirujuk ke luar Samosir. Hal itu disebabkan ketidaksiapan rumah sakit tersebut. Persoalannya, di rumah sakit Samosir tidak ada dokter maupun peralatan dan perawatnya, katanya.

Sehingga, bangsal atau ruangan fisioteraphy menjadi gudang yang berisi barang rongsokan. Padahal, ruangan itu seolah memberikan isyarat bahwa ada pelayanan untuk pasien fisiotherapy, jika dilihat dari tulisan yang ada.

Direktur rumah sakit terkesan tidak peduli dengan masyarakat Samosir yang membutuhkan pelayanan fisioteraphy. Data kasus Vacialis parese (stroke mulut mencong/saraf wajah lemah) yang membutuhkan fsioteraphy ke rumah sakit pemerintah itu pun juga tidak diketahuinya.

“Itu data ada di Dinkes kesehatan. Karena mereka itu pergi ke Puskesmas lalu dirujuk ke luar kota, “ujarnya menepis.

(JuntakStar)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *