Berita Samosir, Berita Online Indonesia Di Online News Indonesia, www.olnewsindonesia.com
Bupati Samosir diwakili SAB Bidang Pembangunan, Rudi SM Siahaan menyaksikan serah terima 2 unit Totem Kamoro dari PT. Freeport kepada BPPW Sumatera Utara di Kawasan Water Front City Pangururan, Rabu (27/09).
Penyerahan Totem Kamoro ditandai dengan penandatanganan serah terima oleh VP. Government Relation PT. Freeport, Joni Lingga kepada PPK PKP Satker PPP Wilayah III BPPW Sumut Kementerian PUPR, Endah Simasakura Ketaren. Turut menyerahkan dari yayasan Maramowe, masyarakat adat kampung Mioko yang juga sebagai pembuat patung, Frederikus Manakopearu dan Leander Kaumapokeyau.
Totem Kamoro merupakan karya seni adiluhung seniman kampung Mioko dari pesisir selatan Kabupaten Mimika Papua Tengah, yang dipersembahkan masyarakat Kamoro kepada masyarakat Batak Kawasan Danau Toba sebagai tanda persahabatan melalui peran PT. Freeport Indonesia untuk penataan kawasan Water Front City Pangururan sebagai bagian dari KSPN Danau Toba.
Totem yang diserahkan dengan nama Mbitoro yaitu Totem sakral dalam adat karapao dan Wemawe yang merupakan figur leluhur suku Kamoro.
Bupati Samosir melalui, Rudi SM. Siahaan mengucapkan terima kasih kepada suku Kamoro, masyarakat adat kampung Mioko yang sudah bersedia membuat dan memberikan Totem Kamoro untuk ditempatkan pada kawasan Water Front City Pangururan.
“Terima kasih kepada saudara kami yang dari Papua. Kami masyarakat Batak cukup bangga. Dua buah patung karya anak bangsa dari suku Kamoro sebagai lambang persahabatan, dan kedepan akan ada acara perpaduan adat Batak dan Papua ditempat ini” kata Rudi.
Disebutkan kehadiran Totem ini juga untuk memperkaya penataan water front city dalam mendukung kejuaraan Internasional Aquabike Championship di Danau Toba nantinya. Saat ini pada kawasan Water Front City terdapat beberapa Totem yaitu Totem karya Batak dalihan natolu, sekarang ada Totem suku Kamoro Papua, diharapkan akan banyak lagi totem yang akan hadir.
Totem Mbitoro memiliki panjang 8,4 m, diameter 1,1 m dengan berat 6 ton,merupakan kelengkapan sakral pada inisiasi Karapao bagi anak lelaki Kamoro yang memasuki fase remaja dan mempersiapkan diri mengemban pewarisan hak adat. Mbitoro terdiri dari dua bagian, totem Wemawe di bagian bawah serta sayap di bagian atas.
Totem ini dibuat dari satu pohon kayu besi (Intsia bijuga). Batang pohon diukir menjadi Wemawe dan akarnya sebagai sayap. Masyarakat Kamoro percaya bahwa Mbitoro ditemukan dari dasar sungai, sesuai mitos bahwa Opokoro Muanoro (manusia yang hidup di atas tanah) dan Mimare Muanoro (sosok roh dalam sungai) adalah pemilik awal Mbitoro.
Totem kedua, Wemawe memiliki panjang 8,2 M, diameter 1 m dan berat 3 ton. Totem ini melambangkan penghormatan dan ungkapan terima kasih kepada orang tua berkuasa yang belum lama meninggal dunia. Bantuan dan perlindungannya kini diharapkan oleh keturunan mereka.
(Polhut)