Oleh : Saut Marasi Manihuruk, S.Pd.
Sekretaris MKKS SMP Kabupaten Samosir.
Kita sering sekali mendengar istilah zaman “nowâ€, yang kurang lebih maknanya zaman “sekarangâ€. Hanya saja agar kedengarannya terbarukan dan mentereng, orang cenderung menggunakan kata “now.†Terbarukan atau mentereng, kita seharusnya memaknai kata itu lebih substantif dari pada yang ada, agar kita tidak kehilangan esensi dari realitas makna utuhnya.
Dari perspektif teknis kebahasaan, istilah zaman now yang lagi keren saat ini merupakan bagian dari cabang linguistik, bidang istilah bahasa seiring waktu yang kurang lebih maknanya sesuai konteks kekinian yaitu zaman milenial ketiga yang dicirikan dengan digitalisasi citra statis dan dinamis dan komunikasi cepat antarmuka.
Jadi ada pengembangan makna dari arti “sekarang” yang disesuaikan dengan konteks atau kondisi tekstual suatu kata dikaitkan dengan fakta yang ada.
Lalu apa makna zaman now dalam konteks pendidikan???… Ini pertanyaan dasar dalam menyikapi zaman now yang sering kita dengar dalam ujaran para penutur kesehariannya dalam kegiatan kita.
Ciri utama now dan/atau milenial dalam pendidikan dapat kita pelajari dengan hadirnya server Dapodikdasmen, Ujian Nasional, NUPTK, Sertifikasi Guru, dan server-server lain di bidang pendidikan.
Sedikitnya, dengan hadirnya server-server ini, kita mulai merasakan manfaat yang signifikan dalam pengelolaan data para guru dan tenaga kependidikan, terlepas dari kekurangan-kekurangan yang kita temukan secara praktis di lapangan.
[29/5 6.31 PM] ‪+62 813-7054-7272‬: Kita dibelajarkan untuk memberikan dan mengakses informasi secara akurat, cepat, dan terbarukan dengan basis data yang kita kirimkan untuk kita olah sesuai dengan peruntukkannya. Atau dengan kata lain, kita perlu membudayakan hidup dalam akses yang cepat dan penyediaan data yang akurat sebagai satu proses pembelajaran yang terus menerus.
Makna selanjutnya adalah, para guru dan tenaga kependidikan perlu memiliki “keterjagaan†setiap saat atas informasi terbarukan, karena memang informasi itu setiap saat diterbarukan.
Harga keterjagaan ini tentu harus dibayar secara daring setiap saat, dengan membaca dan mengkaji informasi-informasi yang terbarukan dalam banyak aspek kehidupan.
Dari keterjagaan ini juga akan diperoleh keuntungan-keuntungan menggunakan informasi secara kreatif, karena memang orang yang menggunakan informasi secara kreatiflah yang akan menguasai keadaan. Lihat saja makin maraknya layanan daring situs-situs pendidikan interaktif di internet, semua itu dicikalbakali oleh hadirnya teknologi informasi dan komunikasi.
Jadi, diperlukan kreativitas dan inovasi dalam mengolah informasi untuk kebaikan orang-orang di sekitar kita tanpa menutup mata, bahwa masih ada sisi negatif lain dari perkembangan informasi, seperti ujaran kebencian dan berita bohong.
Di lapangan, para guru dan tenaga kependidikan berada pada daya abdi untuk menanamkan sikap dan tindak karakter yang diamanahkan, yaitu implementasi nilai-nilai utama Gerakan Nasional Revolusi Mental (religius, nasionalis, mandiri, gotong-royong dan integritas) yang akan menjadi fokus pembelajaran, pembiasaan, dan pembudayaan, sehingga pendidikan karakter bangsa sungguh dapat mengubah perilaku, cara berpikir dan cara bertindak seluruh bangsa Indonesia menjadi lebih baik dan berintegritas.
Makna inilah sejatinya yang harus kita milliki dalam mendidik generasi milenial. Jadi, zaman “now†yang sering kita dengar dan di ucapkan memiliki makna luas bagi kita pelaku didik dan ajar.
Singkatnya, jika orang mengartikulasikan secara lisan zaman “now†kedengarannya keren dan terbarukan dalam peristilahan; maka kita perlu memaknainya secara lebih komprehensif daripada hanya mendengarkannya saja tanpa memaknainya secara utuh.
Pada hari-hari yang akan datang kita akan tetap diperhadapkan dengan istilah-istilah baru terkait konteks kekinian, namun kita perlu mencari maknanya secara utuh agar kita tidak kehilangan perspektif untuk memaknainya secara positif, kreatif, produktif, dan inovatif. Semoga … !
(JuntakStar)