Cimahi OLNewsindonesia. Dalam usaha melindungi Tenaga Kesehatan, Pasien dan Pengunjung, Komite K3 Rumah Sakit Dustira Kota Bandung mengadakan Sesi Hearing dengan Perusahaan Hepa Filter dari Swiss yaitu IQAir. Sesi tersebut dilangsukan Kamis (27/7) di Ruang Pertemuan RS Dustira Kota Cimahi dan dihadiri oleh unsur K3, Komite Perawat, PPI dan Perwakilan dari Manajemen Rumah Sakit .
Menurut Ketua Komite K3 Mayor CKM Yayan Sopian “Rumah Sakit Dustira khususnya Komite K3 berkomitmen secara konsisten untuk melindungi Tenaga Kesehatan, Pasien maupun Pengunjung melalui program-programnya secara bersinergi. Salah satu perhatian tentunya terhadap problem yang dialami oleh hampir setiap Rumah Sakit dan Faskes pada umumnya yaitu Penularan Infeksi Berbahaya melalui udara. Itulah mengapa Kami mengundang Tim dari Swiss untuk mendapatkan masukan†ujar beliau kepada OLNews Indonesia.
Masih menurut Mayor CKM Yayan Sopian “Tenaga Kesehatan tentunya sangat beresiko tinggi terkena paparan infeksi. Mengingat bekerja dilingkungan Rumah Sakit yang secara fungsi merupakan tempat penyembuhan (Kuratif). Akumulasi paparan bahkan bisa saja dialami ketika memasuki masa pensiun. Maka usaha preventif harus dilakukan selalu. Kami berusaha meningkatkan dan menyempurnakan proteksi yang sudah ada sekarang, menjadi lebih dan lebih baik lagi. Tentunya sebagai usaha standarisasi dan mempertahankan prestasi akreditasi yang sudah diraih â€ungkapnya ramah.
Sementara itu Nelwan yang merupakan pembicara dari Prinsipal Penyedia Solusi Tata Udara dari Swiss untuk Wilayah Indonesia mengatakan “Teknologi Kami digunakan Di Banyak Rumah Sakit Di Seluruh Dunia. Contoh Otoritas Rumah Sakit Hongkong sampai dengan hari ini, menggunakan teknologi Kami untuk di install di hampir 150 Rumah Sakit dan Faskes dibawah otoritasnya. Mengapa Teknologi dan Solusi Kami dipercaya oleh Otoritas Rumah Sakit Hongkong, karena ketika wabah Virus SARS melanda Hongkong di Tahun 2003 dan kemudian 2008, teknologi Kami terbukti efektif melindungi Tim Tenaga Kesehatan Rumah Sakit†jelasnya.
Ketika OLNews Indonesia menanyakan mengenai Sesi Hearing ini, Nelwan mengatakan bahwa apresiasinya kepada pihak Manajemen Rumah Sakit Dustira yang pro aktif untuk menyempurnakan sistem proteksi tata udaranya. Dirinya siap memberikan konsultasi gratis bagi Sistem Tata Udara Rumah Sakit Dustira karena Sistem yang dipaparkannya terbukti efektif berdasarkan hasil uji independen maupun jurnal rumah sakit.
Kesimpulan Jurnal Rumah Sakit bukanlah hal sembarangan ujar Nelwan. Riset biasanya memakan waktu lebih dari 1 tahun di suatu Rumah Sakit, Faskes, ataupun Lab. Secara medis dan akademis kesimpulan bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah (science) dan biasanya dipakai sebagai tolak ukur ketika memilih solusi dari suatu produk. “Kami memiliki Uji Klinis dan Jurnal Rumah Sakit diantaranya Hepa Filter Kami efektif terhadap lingkungan yang terpapar Aspergillosis, MRSA, SARS, TB, Ashtma, Alergi dan lain-lain. Filter Hepa Kami tersertifikasi Europen Norm 1822 mampu memfiltrasi 0.003 Mikron atau 100 kali lebih kecil daripada ukuran mikrorganisme terkecil yaitu virus†ujar pria Manado ini.
Sementara Neneng, Sekretaris K3 Rumah Sakit juga mengucapkan terima kasih kepada Wedha Agiara dari PT Wahana Putra Bersatu yang sudah membantu menghubungi pihaknya untuk mendapatkan konsultasi gratis Tata Udara Hepa Filter dari Swiss untuk hadir di sesi ini. Menurut Wedha “Perusahaan Kami memang berkomitmen untuk andil dalam perkembangan dunia kesehatan dan solusi alat kesehatan bagi rumah sakit di Jawa Barat†tutur pria asal Subang ini menutup wawancara.
Redaksi