Cileungsi OLNewsindonesia. Semakin ketatnya kompetisi antar operator transportasi online akhir-akhir ini, membuat para awak pengemudi online dilapangan harus mengeluarkan ekstra usaha untuk dapat membawa rezeki pulang kerumahnya. Belum lagi fakta dilapangan masih adanya oknum-oknum ojek pangkalan yang melakukan tindakan tidak menyenangkan, serta bahaya kriminal begal.
Atas dasar-dasar tersebut diataslah Lalat Ijo yang anggotanya merupaka pengemudi Grab Bike terbentuk. Tepatnya pada tanggal 16 Desember 2016, di inisiasi oleh Muhammad Villy dan Sulistiyo dengan dukungan anggota lainnya. Awalnya hanya sekedar Grup WA (Whatsup) dan kemudian berkembang menjadi Komunitas Resmi Lalat Ijo Cileungsi.
Ketika OLNews mewawancarai Ketua Komunitas Lalat Ijo Cileungsi M Villy mengatakan bahwa menerapkan sistem adminstrasi yang tertib dan terstruktur dalam menerima anggotanya. Ketika sudah tergabung dan dimasukan dalam grup WA. Maka anggota dilarang untuk posting tentang SARA, Miras Narkoba serta hal tidak terpuji lainnya.
Masih menurut M Villy pria yang memiliki hobby memelihara burung ini mengatakan bahwa salah satu benefit yang positif apabila anggota mengantarkan penumpang kedaerah yang rawan kriminal, maka Komunitas Lalat Ijo segera berkoordinasi dengan anggota komunitas grab bike lainnya (Jabodetabek).
Intinya Komunitas ini dibentuk untuk saling memberi manfaat antar anggota, saling berbagi pengalaman, berbagi informasi dan hal-hal positif lainnya. Untuk Lalat Ijo Cileugsi periode ini dipimpin oleh Sulistyo, dengan Koordinator Lapangannya adalah Muhammad Villy. Dan komposisi Anggota Aktif hingga saat ini sekitar 42 anggota, yang juga rutin mengikuti kegiatan Kopi darat yang memang menjadi agenda tetap.
Ditanya OLNews Indonesia mengenai harapan kepada perusahaan grab, Wakorlap Ardy yang merupakan pria kelahiran Jakarta mengatakan bahwa kebijakan baru perusahaan grab yang menaikan potongan 20 % sangat memberatkan teman-teman dilapangan. Hal tersebut diyakan oleh salah satu anggota komunitas Riyan yang juga hadir dalam sesi wawancara ini. Mengingat persaingan yang ketat dan jumlah pengemudi transportasi online yang semakin banyak, baik dari Grab sendiri maupun operator lainnya.
Jao