Suhu Air Danau Toba Berubah,180 Ton Ikan Siap PanenbJadi Bangkai Di Pintusona Samosir

Berita Samosir.Olnewsindonesia,Kamis(23/08)

Akibat Kemarau Panjang Suhu Air Danau Toba Berubah, 180 Ton Ikan Siap Panen Jadi Bangkai. Kamis(23/08)

Pemilik Keramba Jaring Apung (KJA) sibuk memindahkan ikan-ikan yang mati dari Danau Toba ke Daratan tepatnya di Pintusona Pangururan, Samosir Sumatera Utara.

Satu unit alat berat jenis buldoser bahkan diturunkan untuk mengubur ikan-ikam tersebut.

Foto : Ikan Ikan yang telah mati dikubur satu kubangan besar dengan menggunakan buldoser
Foto : Ikan Ikan yang telah mati dikubur satu kubangan besar dengan menggunakan buldoser

Jutaan ekor ikan dalam Keramba Jaring Apung (KJA) yang dipelihara mati di Danau Toba Bangkai-bangkai ikan yang mengambang itu menjadi pemandangan menyedihkan bagi pengusaha sekitar. Petani bersama warga lainnya, dibantu Sat Pol PP sejak pagi sudah bergerak memindahkan ikan-ikan yang mati dari keramba.

Pemilik Keramba, Nadeak mengatakan akibat kejadian itu mereka merugi hingga 5 Miliar rupiah. Tanda-tanda kejadian tersebut bermula pada Senin, 21 Agustus Sore hari.

“Ikannya gak mau makan, dan berada di dasar semua. Jadi kita sempat berusaha memberikan oksigen dengan cara memompa,”sebutnya.

Lalu, pada hari kedua ikan-ikan mulai lemas dan mengapung. Kemudian, berurutan ikan-ikan mati dan kejadian serupa berlangsung secara bersamaan.

Upaya penyelamatan yang mereka lakukan tidak berhasil. Lelah tak terbayar, dan kerugian melengkapi penderitaan petani.

Sisi lain mereka berharap, ada hasil uji lab yang nantinya dibeberkan ke Publik sehingga diketahui penyebab pastinya. Saat ini Dinas Lingkungan Hidup Samosir, serta kepolisian tamoak mengambil sampel di lokasi perairan.

Kejadian itu berdampak buruk bagi perekonomian rakyat terkhusus pemilik keramba jaring apung. Selain berladang, usaha KJA menjadi kebutuhan utama rumah tangga mereka terlebih membiayai anak sekolah.

“Otomatis, perekonomian di sini merosot dan kami nyaris hilang mata pencaharian. Kami takut, kebutuhan anak sekolah terganggu nantinya,”ujarnya.

Terkait Perpres 81 tahun 2014, seyogyanya mereka siap ditata pengelolaannya dalam berusaha KJA. Sesuai aturan, mereka juga membayar pajak. Namun, diyaikininya pembinaan terhadap mereka belum maksimal. Sehingga kejadian yang pernah terjadi pada 2016 silam terulang kembali tahun ini.

Sementara pengusaha lainnya, Naibaho tidak bisa banyak berkata-kata. Dia hanya bisa duduk meratapi ikan-ikannya yang mati dikuburkan di tepi Danau Vulkanik itu.

Sementara itu, Kepala Bidang Perikanan dinas Pertanian kabupaten Samosir Sumatera Utara, Jhunellis Sinaga, menduga terjadinya kematian ikan karena perubahan suhu. Menurutnya, endapan limbah di dasar danau naik ke permukaan dan ikan pun tidak bisa memperoleh oksigen secara maksimal.

“Ini akibat Up Welling, dugaan sementara terjadi perubahan suhu. Suhu dari dasar Danau naik ke permukaan,”tuturnya.

Foto : Dengan menggunakan buldoser, ikan ikan yang telah mengeluarkan aroma busuk diangkut untuk di kubur tidak jauh dari lokasi kerambah
Foto : Dengan menggunakan buldoser, ikan ikan yang telah mengeluarkan aroma busuk diangkut untuk di kubur tidak jauh dari lokasi kerambah

Limbah tersebut berasal dari berbagai macam kandungan. Baik limbah domestik, lalu sisa pakan ikan selama ini yang mengendap di dasar danau.

Dikatakannya, data sementara 140 petak KJA yang sudah berisi bangkai dengan rincian 180 ton ikan yang sudah mati. Ikan-ikan terdiri dari Mujahir, Nila dan ikan mas.

Keseluruhan ikan itu sudah siap panen. Untuk satu ekor ikan bisa rata-rata hampir mencapai 2-3 Kg, bahkan lebih, katanya.

Sehingga kalkulasi kerugian sementara mencapai Milliaran rupiah. Keseluruhan itu dimiliki 21 pengusaha KJA. Dan kematian ikan itu terjadi karena kekurangan oksigen dan bukan karena virus, ucapnya

(JuntakStar)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *