Berita Samosir, Berita Online Indonesia Di Online News Indonesia, www.olnewsindonesia.com
Pastor Sabat Nababan sangat mengapresiasi Wakapolres Samosir, Kompol Tohap M Tobing yang dengan baik hati datang meminta maaf atas perselisihan paham yang terjadi beberapa hari yang lalu (Kamis, 16/6/2022) di Tomok, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara
Hal ini disampaikan saat temu pers di Paroki Tomok, Senin (20/6) yang turut dihadiri Kapolres Samosir AKBP Josua Tampubolon, Wakapolres Samosir, Kompol Tohap M Tobing, Ketua Forum Masyarakat Katholik Indonesia, Parlindungan Purba.
Berikut peryataan Pastor Sabat Nababan :
Sesungguhnya bapak Tobing inilah yang juga harus kita beri apresiasi, dengan kebesaran jiwa dan kesatria merasa bahwa pak Tobing merasa bersalah, lebih jauh lagi mengatakan pak Tobing berdosa atas kejadian itu sudah datang minta maaf. Saya selaku Pastor mau menunjukan perintah cinta kasih yang pada hari itu juga saya bacakan dan khotbahkan, jadi itu saya wujudkan.
Saya buka pintu maaf untuk Pak tobing tidak ada unsur kemarahan dan balas dendam. Permintaan maaf tulus dari bapak Tobing kami akhiri dalam doa yang tulus kepada Tuhan, supaya segala kekurangan dan kelalaian kami disempurnakan oleh Tuhan tidak menjadi dosa besar untuk kami.
Dan hari ini kehadiran bapak Kapolres, bapak Parlindungan Purba. Marilah kita lihat semua upaya dan usaha kita mewujudkan persaudaraan sejati.
Saya sudah katakan, persaudaraan sejati mestinya diwujudkan lewat kesalapahaman, boleh saja, dan sejati nya disitu. Dimana itu bisa sejati, ketika yang merasa bersalah mengakui kesalahannya, dan yang merasa disakiti mau menerima maaf inilah persaudaraan sejati, serta mau membangun kebersamaan yang lebih baik lagi.
Saya harap untuk seluruh masyarakat ntah siapapun itu?, mari kita belajar dari situasi yang saya alami dengan bapak Tobing untuk kebaikan kedepan. Kita belajar, belajar untuk hidup kita lebih damai, tidak menyalahkan satu sama lainlain, kita ciptakan susana yang kondusif, dan juga jangan di pelintir. Tidak ada paksaan apapun dalam situasi ini.
Saya secara pribadi tidak ada konsultasi kepada siapapun hari kamis itu menyambut pak Tobing bersama teman teman nya, saya dengan kebesaran jiwa saya, keluasan hati saya untuk menciptakan kedamaian.
Dan bapak Tobing dengan kerendahan hati, dengan segala perasaan dilampaui datang, dan kami sudah selesai.
Maka untuk yang lain, jangan ada lagi hal hal lain yang mengatasnamakan siapapun, karena yang bertanggung jawab dan bersinggungan langsung adalah saya dengan bapak tobing, kami berdua sudah bersaudara dan berpelukan . Marilah kita contoh ini menjadi sesuatu yang baik di tengah-tengah masyarakat kita.
Jangan lagi ada bermacam macam hal lah. Dan refleksi saya atas kejadian ini sudah saya tuliskan dan saya bagikan untuk di baca dan direnungi.
Insan pers, terimakasih, beritakan lah yang baik, kita belajar dari situasi ini. Dan seluruh jajaran dari kepolisian, tolong kejadian ini tidak menjadi stigma buruk untuk seluruhnya. Dan yang lain saya minta, jangan berdampak disipliner apapun di kepolisiankepolisian, baik kepada bapak Kapolres maupun kepada bapak waka.
Biarkan kami di samosir ini merajut kebersamaan dan persaudaraan sejati. Dan ternyata ini sudah kami wujudkan kemarin dalam kebersamaan GILA. Kalau istilah kami disini Gerakan Iman Lestarikan Alam (GILA), bersama anak anak remaja katholik, sudah terbiasa setiap hari minggu bersihkan sampah disepanjang jalan lintas hinga ke pelabuhan sana (Paroki – Pelabuhan Tomok).
Maka untuk itu, berita berita yang lain?, tolonglah dihentikan, kita ciptakanlah suasana yang damai, kondusif, sehingga dari samosir ini, apa yang dipesankan oleh orang tua kita ‘Siboro Puas Siboru Bakkara, Molo Puas Sae Soada Marah .
Horas horas horas..!
(JuntakStar)