by

Webinar Budaya Masyarakat Kepulauan Di Utara Jakarta Diikuti Ratusan Peserta

Berita Jakarta, Berita Online Indonesia Di Online News Indonesia, www.olnewsindonesia.com

Dinas Kebudayaan (Disbud) DKI Jakarta mengggelar Webinar Publikasi Aktivitas Pelindungan Kebudayaan berjudul ‘Budaya Masyarakat Kepulauan di Utara Jakarta’.

Webinar yang terbuka untuk umum ini diikuti sekitar 500 peserta. Adapun peserta webinar terjauh berasal dari Penang, Malaysia; Gorontalo dan Banda Aceh.

Narasumber yang diundang pada webinar tersebut Dosen Prodi Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta, Siti Gomo Attas dan Pemerhati Budaya Betawi, Ahmad Mathar Kamal.

Adapun materi yang dibawakan terkait perkembangan budaya masyarakat di kepulauan seribu dan perkembangan budaya Betawi di Jakarta.

Dalam webinar tersebut juga diulas kehidupan masyarakat di kepulauan Utara Jakarta yang sesuai dengan budaya Betawi mulai dari kehidupan sehari-hari sampai dengan upaya mereka dalam pelestarian kebudayaan Betawi.

Kepala Disbud DKI Jakarta, Iwan Henry Wardhana mengatakan, keanekaragaman budaya Indonesia lahir dari keberagaman suku bangsa. Hal ini dipengaruhi kondisi geografis berbentuk kepulauan atau arsipelago, serta kebudayaan khas dari suku-suku etnis Indonesia yang dipengaruhi kebudayaan lain dalam perjalanan sejarah dan peradabannya.

Kondisi ini sama halnya dengan di Jakarta, khususnya di bagian Utara Kepulauan Seribu. Perkembangan budaya masyarakat kepulauan atau pesisir memiliki ciri khas tersendiri yang membedakan dengan warga di daerah pusat Kota Jakarta.

“Ini bisa menjadi salah satu ciri dan karakter peradaban masyarakat kepulauan. Sebagai contoh di Pulau Tidung, beraneka ragam ada mulai dari suku Bugis, Mandar. Ada juga yang dari Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Sumbawa, Sumatera dan Banten,” ujar Iwan, Senin (17/10).

Iwan menilai, keanekaragaman suku bangsa di wilayah Kepulauan Seribu menjadikan proses akulturasi budaya. Pergerakan peradaban dari waktu ke waktu menampilkan pengembangan tradisi dan budaya ada di masyarakat tersebut.

“Misalnya ada sedekah Muharram, palang pintu, silat Mandar yang masing-masing punya ciri khas tersendiri di Kepulauan Seribu,” ucapnya.

Menurut Iwan, budaya masyarakat di Utara Jakarta memang belum banyak diketahui masyarakat Jakarta sendiri, khususnya masyarakat yang tinggal di kota-kota besar.

Untuk itu, melalui webinar ini Disbud DKI Jakarta ingin memberikan informasi lebih jauh dan pengetahuan mendalam, terutama sosiokultural masyarakat di Utara Jakarta.

“Jadi apa yang diemban Disbud DKI Jakarta, terutama terkait dengan nilai-nilai budaya dan sejarah dapat tercapai,” terang Iwan.

Iwan berharap, webinar ‘Budaya Masyarakat Kepulauan di Utara Jakarta’ ini dapat menarik minat masyarakat untuk lebih memahami kehidupan masyarakat kepulauan di Utara Jakarta.

“Semoga para peserta webinar kali ini bisa mendapatkan informasi yang detail, lengkap dan pengetahuan terkait perkembangan budaya masyarakat kepulauan di Utara Jakarta ini,” bebernya.

Narasumber webinar, Siti Gomo Attas menuturkan, pelestarian dan pengembangan budaya di Jakarta, termasuk di Kepulauan Seribu memerlukan peran dari pemerintah maupun stakeholder terkait.

“Saya telah melakukan penelitian di Kepulauan Seribu, khususnya di Pulau Tidung. Saya masih sangat optimistis karena generasi muda di sana masih punya kepedulian dan mau belajar,” ucapnya.

Sementara itu, narasumber lainnya, Ahmad Mathar Kamal berharap agar bisa diadakan Festival Kebudayaan Kepulauan Seribu yang bisa menjadi agenda tetap setiap tahunnya.

“Dari budaya yang ada ini bisa menjadi nilai jual dan menjadi daya tarik wisatawan. Bisa memberikan dampak ekonomi bagi pelaku seni budaya dan warga di sana. Sebagai catatan, jangan hanya sebatas pentas seni, tapi betul-betul ada nilai edukasi yang bisa dipelajari serta dinikmati,” tandasnya.

Jmy