Cileungsi,Olnewsindonesia,Sabtu(16/12)
Sebagai bentuk implementasi perlindungan terhadap tenaga kerja sektor informal, Badan Pelaksana Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan menggelar MOU dengan sejumlah pengemudi angkot di kawasan Cileungsi Bogor.
Dalam MOU tersebut, pengemudi kendaraan umum resmi mendapatkan perlindungan sosial ketenagakerjaan sebagaimana para tenaga kerja penerima upah yang biasa bekerja di pabrik atau perusahaan.
Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cileungsi.Abdul Soleh mengatakan, program perlindungan tenaga kerja yang digulirkan oleh BPJS tidak hanya diperuntukan bagi para pekerja penerima upah atau yang biasa bekerja di perusahaan atau pabrik. Namun program perlindungan BPJS juga berlaku bagi para pekerja sektor informal atau mandiri.
“Kalau tenaga kerja di perusahaan biasanya melalui pihak manajemen. Tetapi kalau pekerja informal bisa melalui komunitas atau organisasi profesi,” ujarnya.
Sejauh ini, lanjutnya pihak BPJS Ketenagakerjaan Cileungsi telah memiliki peserta mencapai 13 ribu yang merupakan pekerja informal, dan jumlah tersebut telah melampaui target yang ditetapkan oleh kantor pusat BPJS Ketenagakerjaan pusat sebanyak 10 ribu.
“Pekerja sektor informal di kita sudah surplus. Namun akan terus kita maksimalkan karena masih banyak pekerja sektor informal yang belum terdaftar sebagai peserta,” kata Soleh.
Ia menegaskan, penandatanganan kerjasama dan penempelan stiker di kendaraan umum yang dilakukan antara BPJS Ketenagakerjaan Cileungsi dengan Enam Komunitas Pengemudi angkot yang terdiri dari Komunitas Monster,Komunitas Sexi,Komunitas Simple ,Komunitas Zedap,Komunitas Woles dan komunitas Bocah Nakal yang mengikuti Jejak Komunitas Top Generation (ThoGhe) Bogor merupakan yang pertamakali di bogor.
bertempat di Rumah makan Kabayan Jumat (15/11) semua pengurus Komunitas pemgemudi angkot tersebut hadir dalam sosialisasi akan mamfaat keikut sertaan dalam program BPJS Ketenagakerjaan .
Salah seorang pengurus Komunitas angkot mengatakan bahwa dengan kegiatan sosialisasi tersebut semakin banyak pengemudi angkot yang mendaftarkan diri sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan dan semakin sadar akan pentingnya Jaminan sosial seperti BPJS ketenagakerjaan.
“Kami Pengemudi Angkot merupakan pekerjaan sektor non Informal yang penuh dengan resiko dengan kecelakaan Maka dengan menjadi peserta BPJS maka kami beserta anggota yang tergabung dalam Komunitas akan banyak terbantu serta mendapafkan manfaat sebagai peserta.” tukasnya ketua Komunitas Bocah Nakal.
Soleh menjelaskan, jika mendaftarkan diri sebagai peserta, pengemudi Angkot akan mendapatkan perlindungan berupa jaminan kecelakaan, jaminan kematian dan jaminan hari tua. Sementara, untuk premi yang harus dibayarkan tidak lebih dari Rp 60 ribu per bulan.
“Jadi sangat ringan tapi penuh dengan manfaat,” singkatnya.
Sementara itu, Ketua Komunitas Top Generation Cileungsi, Aldi mengatakan, dengan menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan Cileungsi, pengemudi angkot yang tergabung dalam komunitas Top Generation dapat lebih nyaman dalam bekerja.
“Kalau ada jaminan seperti ini kan sangat membantu kami jika suatu saat ada musibah atau kecelakaan. Karena kalau di jalan itu kan penuh dengan resiko,” tuturnya.
Ia juga mengajak kepada komunitas lain yang satu profesi untuk masuk menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan baik yang mendaftarkan diri melalui komunitas atau secara pribadi. Karena, akan banyak manfaat yang bisa dirasakan.
“Saya bangga akan kesadaran teman teman dari enam pengurus komunitas pengemudi angkot yang mau perduli akan memperjuangkan para anggotanya untukikut jadi kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan ” tandasnya.
(Jon)