by

Kekompakan dan Sinergi DPR dengan Pers Harus Terus Terjalin

Jakarta OLNews Indonesia, Ketua DPR Setya Novanto mengakui, kedekatan dengan media massa memberikan arti tersendiri bagi DPR, terutama dalam mempublikasikan kinerja DPR. Apalagi, jumlah wartawan yang sehari-hari meliput di DPR cukup banyak.

 “Wartawan ada 250 orang lebih yang meliput di DPR, Karena itu saya berharap media yang menjadi pilar keempat demokrasi, ikut berperan aktif dalam menjaga negara ini,” ujar Setya Novanto saat menyampaikan sambutannya dalam acara buka puasa bersama para pemimpin redaksi (pemred) media massa dan wartawan di Gedung Nusantara IV, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (15/6).
Karena itu, Ketua Umum Partai Golkar itu berharap, kekompakan dan sinegri dengan media massa dapat  terus terjalin, bahkan dia berjanji, akan terbuka dengan berbagai masukan dari pewarta terkait pelayanan yang diberikan DPR dalam memberikan akses peliputan.

“Kita layani sesuai kemampuan kita, karena ini rumah kita bersama. Tugas kita bersama,” ujar Setnov, seraya menambakan bahwa acara buka bersama dimaksudkan untuk menjalin silaturahmi antara DPR dengan media, khususnya para pemred.

Ia mengaku senang karena silaturahmi dilaksanakan pada bulan suci Ramadan. “Bertemu dengan wartawan di acara buka bersama dalam suasana penuh keakraban pada bulan Ramadan penuh berkah. Semoga silaturahmi ini dapat terus dilaksanakan, kerja sama lebih baik,” terangnya.

Dalam acara yang dipandu pembawa acara mantan anggota DPR Dedi Gumelar (Miing Bagito), Wakil Pemimpin Redaksi Kompas TV Yogi Sadarahmat menyarankan agar para anggota Dewan memberikan akses tambahan kepada awak media.

Sebab sejauh ini informasi yang didapat umumnya masih bersifat permukaan yang dangkal. Ia mencontohkan soal pembahasan RUU Pemilu yang berlarut-larut dan Pansus Hak Angket untuk KPK yang banyak ditentang publik.

“Bila ada inside-inside story, sekalipun hanya berupa background, itu akan sangat bermanfaat bagi pengetahuan para wartawan,” ujar Yogi. Kalau pun ada informasi yang sensitif, lanjutnya, tak ada salahnya tetap disampaikan dengan catatan tidak untuk disiarkan.

“Dengan penyampaian informasi lebih, para wartawan dan redaktur yang mengolah informasi dapat memahami betul konteks sebuah isu atau peristiwa,” kata Yogi menambahkan.

Source (DPR RI)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.