Pelatihan Herbisida Terbatas Digelar Alishter Bekerjasama Dengan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura & Perkebunan Kab Bogor

Berita Jonggol, Berita Online Indonesia Di Online News Indonesia, www.olnewsindonesia.com

Pelatihan Herbisida Terbatas bagi para penyuluh pertanian, penyuluh pertanian swadaya dan para Ketua Kelompok Tani dari Kecamatan Jonggol dan Sukamakmur yang diikuti 100 peserta, digelar oleh gabungan Produsen/ Pemegang Pendaftaran dan Produsen Pestisida yang tergabung dalam Aliansi Stewardship Herbisida Terbatas (Alishter) bersama Dinas Tanaman Pangan Hortikultura & Perkebunan Kabupaten Bogor, pada Senin, 5 September 2022, bertempat di BPP Wilayah 11 Jonggol.

Menurut Kepala Koordinator Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Wilayah XI, Jajang SP, maksud kegiatan ini adalah petani mengenal Herbisida yang merupakan senyawa kimia beracun yang dapat dimanfaatkan untuk membunuh tumbuhan pengganggu yang disebut gulma. Serta semua peserta diharapkan mampu memahami dan mempraktekan pengetahuan penggunaan herbisida yang benar, serta mampu diaplikasikan dalam pengendalian gulma.

Mengingat peran pestisida jenis herbisida cukup penting dalam melindungi produksi pertanian dan perkebunan dari gangguan hama penyakit tanaman, maka dalam pelatihan ini dijelaskan regulasi peraturan dan perizinan penggunaan peptisida jenis herbisida, pemahaman label , penyimpanan, pemusnahan limbah, pencegahan keracunan pestisida dan prosedur pertolongan darurat serta penjelasan teori dan praktek pemeliharaan, kalibrasi sprayer dan penyemprotan yang aman dan efektif.

Dikarenakan ada potensi yang berbahaya bagi keselamatan manusia dan lingkungan, baik itu dari penyimpanan herbisida yang tidak benar, penggunaan dan hal teknis herbisida yang keliru atau bahaya paparannya pada lingkungan, maka Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor yang diwakili dr rully rusdiana yang merupakan dokter PKM UPT Puskesmas Jonggol, serta perwakilan langsung dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI , Yunik Kuncaraning Purwandari yang merupakan Plh Direktur Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun memberikan arahan dan petunjuk penggunaan yang benar.

Sehingga menurut Jajang, ketika para petani mengetahui manfaat dari Herbisida , para petani juga bisa mengetahui dampak yang negatif dari penggunaan herbisida apabila tidak mengikuti petunjuk penggunaan. Serta para petani juga mengetahui langkah darurat apa yang harus dilakukan ketika terjadi keracunan, terkena paparan dimata dan hal yang dimungkinkan terjadi lainnya. Ataupun mengetahui dampak pada lingkungan dan mampu mengidentifikasi serta melakukan pelaporan segera kepada penyuluh ataupun Balai Penyuluh Pertanian.

Joner