Kejadian bermula ketika Bapak Bayu penghuni yang menyewa Ruko Sport Center No 6 Metland yang sedang melakukan pemasangan kanopi area depan rukonya. Kemudian didatangi oleh Pihak Keamanan Metland meminta Bayu untuk membongkar kanopinya. Pihak Keamanan menyatakan bahwa mereka membawa dan melaksanakan Surat yang ditandatangani oleh Estate Manager Metland, Fahreza Rizani untuk melakukan pembongkaran Kanopinya.
Tentunya Bapak Bayu tidak terima dengan permintaan pembongkaran tersebut. Mengacu ruko-ruko yang berbeda blok ataupun yang ada didepan rukonya telah melakukan pemasangan kanopi dengan bentuk serupa.
Keberatan Bapak Bayu yang lain, tim pelaksana pembongkaran yang juga merupakan tim keamanan bersikap otoriter dan menggertak dengan intonasi nada yang menurutnya kasar. Dirinya sangat tidak terima perlakuan itu.
“Kok jadi kaya satpol PP. Padahal saya sudah bayar Rp 35 juta pertahun,” tukas Koko.
“Baru datang, nyolot mau bongkar kanopi. Tidak pernah ada ajakan musyawarah,” ucapnya.
Bapak Bayu berharap, pihak perumahan berharap lebih mengedepankan musyawarah ketimbang arogansi dan seharusnya memberikan solusi win win. Kalau pun ingin membongkar harus punya dasar yang jelas dan seragam diberlakukan. Maksud dipasangnya kanopi apabila hujan deras cipratan air hujan tidak langsung masuk kedalam area rukonya.
Perlakuan tim eksekusi yang merupakan tim keamanan melebihi tindakan aparat. Dan deadline isi surat tidak masuk akal karena harus dilaksanakan hari yang sama. Ujar Bapak Bayu yang terlihat kecewa dan emosi.
Redaksi
