Berita Samosir.OLNewsindonesia,Jumat (03/12/21)
Ulos usia tiga ratusan tahun ada di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Tepatnya di Desa Hutanamora, Kecamatan Pangururan.
Sepuan Sinaga (30), pria lajang ini memiliki ribuan ulos dari berbagai suku, mulai dari Ulos Simalungun, Ulos Pakpak, Ulos Karo, Ulos Batak Toba, dan Ulos dari Tapanuli Selatan.
Dari ribuan kain ulos yang di koleksi, ternyata ada ulos batak toba yang ber-usia hingga 300 an tahun, dan terlihat masih awet, namanya Ulos Harangan.
Selain ulos Harangan yang dia miliki, masih ada banyak juga ulos ulos yang berusia puluhan tahun. “Dari ribuan ulos yang saya miliki, Ulos Harangan namanya, masih banyak juga ulos yang berusia 200, 150, hingga puluhan tahun, ungkap Sepuan Sinaga, seraya memperlihatkan jenis yang dimaksud kepada wartawan.
Dan ulos ulos ini kata Sepuan, umumnya pemberian orang. “Sejak kecil Saya sudah koleksi ulos. Umumnya itu pemberian orang yang tidak saya kenal. Mereka datang sendiri kemari”, terang Sepuan.
Menurut Sepuan, ulos itu bahan bahan nya terbuat dari akar tumbuh2an. “Benang ulos itu bahan utamanya Rabis ni Gaol. Yang artinya serabut batang pisang”, ujarnya.
Kemudian ia juga menerangkan beberap jenis Ulos yang pertama ditenun hingga pengembanganya.
“Ulos yang pertama kali ditenun adalah Ulos Sidosdos perkembanganya Ulos Suri. Lalu Gatip yang pertama ditenun adalah Ulos Bintang Maratur perkembanganya Ulos Sibolang,” ungkap Sepuan Sinaga, seraya memperlihatkan jenis ulos sibolang.
Zaman opung kita dulu lanjut Sepuan, Ulos digunakan sebagai penutup tubuh. Seperti kita memakai pakaian. “Kalau tidak pakai ulos?, ya telanjang”, pungkas Sepuan.
Saat kunjungan nya ke Samosir, Ketua Ulos Se-Indonesia, Nana Ruth Panjaitan bersama rombongan terheran melihat masih ada tersimpan ulos yang usianya hingga 300 tahun.
“Melihat ulos Batak ini saya merinding. Terlebih usia ulos ulos ini cukup tua. Dan sepertinya ulos ini juga bukan ulos pabrikan (asli tenunan).” Ungkap Ruth Panjaitan, dikediaman Sepuan Sinaga.
Menurutnya, Ulos merupakan warisan leluhur yang wajib untuk dilestarikan orang batak. “Ulos adalah kain tenunan yang merupakan busana/pakaian leluhur, kearifan lokal dan secara turun temurun wajib untuk dilestarikan, karena Ulos merupakan sesuatu yang berperan penting di kehidupan orang Batak”, Ujarnya.
Beliau berharap orang orang batak harus memiliki minimal 1 kain ulos hasil tenunan, bukan hasil pabrikan. “Ya kami berharap lah kepada kita semua suku batak?, memiliki minimal 1 kain ulos hasil tenunan, agar Penenun ulos Batak mendapat kehidupan yang layak”, Pungkas Nana Ruth Panjaitan
(JuntakStar/Polhut)