Antisipasi Lonjakan Covid-19, Ade Yasin Gerak Cepat Ambil 10 Langkah Pencegahan

BERITA, BOGOR98 Views

[ad_1]

Release Diskominfo Kabupaten Bogor

Rabu, 2 Februari 2022 

CIBINONG– Bupati Bogor, Ade Yasin bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) lakukan Rakor Penanganan Covid-19 Tingkat Kabupaten Bogor di Aula Pendopo Bupati Bogor, Rabu (2/2). Dalam rangka antisipasi lonjakan kasus Covid-19 di Kabupaten Bogor, dengan gerak cepat beberapa langkah diambil oleh Bupati Bogor untuk hadapi lonjakan kasus Covid-19 di Kabupaten Bogor. 

Ada 10 langkah yang diambil Bupati Bogor yakni: mengoptimalkan telemedicine, membuat kajian terkait Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan penetapan zona merah, penutupan fasilitas umum seperti area Stadion Pakansari, taman-taman dan area yang berpotensi menyebabkan kerumunan. Kemudian, penindakan terhadap pelanggaran Protokol Kesehatan, mengaktifkan Kembali Satgas Kecamatan dan Desa, mengoptimalkan aplikasi peduli lindungi, menunda pelatihan-pelatihan dan Bimbingan Teknis (Bimtek), memaksimalkan vaksinasi, memaksimalkan tracing dan menerapkan Work from Home (WFH) 50% dan menutup jika banyak kasus terkonfirmasi. 

Bupati Bogor Ade Yasin menjelaskan bahwa kaitan dengan pendidikan, sebagai upaya meghadapi lonjakan kasus covid-19 langkah yang harus diambil adalah dengan menunda pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di beberapa wilayah Cibinong Raya, Bojonggede, Cileungsi dan daerah-daerah yang tinggi keterpaparannya. Dalam menetapkan pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan acuan yang jelas, salah satunya sudah masuk dalam zona merah dan kasus ketertularannya tinggi yang ditetapkan oleh Satgas Covid-19 Kabupaten Bogor. 

“Satgas harus menetapkan zona merah untuk Cibinong Raya dan Gunung Putri, termasuk  Cileungsi. Ketika membuat surat untuk menunda PTM dengan mengalihkan ke PJJ itu harus berdasarkan data, indikatornya harus ada kenaikan kasus, lalu ditetapkan zona merah, jika sudah ditetapkan zona merah harus ditetapkan PJJ,” beber Bupati Bogor. 

Lanjut Ade Yasin menuturkan, langkah selanjutnya yaitu kembali dilakukan penutupan daerah-daerah rawan kerumunan seperti Pakansari. Disana terdapat tempat arena bermain anak, itu harus ditutup dan ditertibkan, sebab kenaikan kasus Covid-19 di Kabupaten Bogor ini bukan main-main sudah mencapai 561 hampir 600 per hari. 

“Ini bukan angka yang sedikit, perlu penanganan serius untuk menekan peningkatan kasus ini, maka Pakansari ini sebaiknya kita tutup saja,” tegasnya. 

Ade Yasin menjelaskan bahwa, dirinya akan mengaktifkan kembali Satgas Covid-19 Kecamatan, Desa, RT dan RW. Perlu disosialisasikan kembali kepada Camat dan Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam). 

“Kami juga akan aktifkan kembali aplikasi peduli lindungi di tempat-tempat pariwisata, karena masih banyak hotel yang belum mengaktifkan aplikasi peduli lindungi, saya kira ini harus kita perketat lagi, sebelum pusat menetapkan hal-hal yang lebih ketat. 

“Karena jika pusat menetapkan level 3 kita tidak bisa apa-apa lagi, untuk itu sebelum ditetapkan jadi level 3, kita dulu yang menjalakan aksi untuk antisipasi,” paparnya. 

Lalu katanya, ia juga meminta untuk perangkat daerah untuk menunda pelatihan atau Bimtek di dalam ruangan, jangan sampai dipaksakan yang akhirnya menularkan, karena di dalam ruangan cukup lama dan menginap akhirnya menjadi pusat penularan. 

“Memaksimalkan vaksinasi sesuai dengan ketersediaan vaksin, vaksin yang ada segera suntikkan jangan sampai kadaluarsa. Termasuk vaksinasi anak usia 6-11 tahun terutama sekolah yang berada di wilayah zona merah kalau zona merah habis berangkatlah ke zona aman,” katanya. 

Tambahnya, termasuk memaksimalkan vaksinasi di Puskesmas, Dinas Kesehatan segera inventarisir mana Puskemas yang masih punya vaksin untuk segera dihabiskan. Selanjutnya, sosialisasikan telemedicine atau konsultasi kesehatan gratis, viralkan lewat media social, Pemkab Bogor memiliki banyak medsos, baik medsos Pemkab Bogor, medsos dinas, WA grup, sosialisasikan melalui  flyer terkait informasi telemedicine konsultasi gratis tentang Covid. 

“Berdasarkan surat Kemendagri bahwa 50% ASN WFO dan 50% WFH, dan aktif menerapkan tracing untuk mencegah terjadinya klaster penularan di perkantoran atau dinas. Artinya tidak hanya rumah sakit yang harus dipersiapkan tetapi juga tenaga-tenaga kesehatan. 

“Karena Varian Omricon penularannya sangat cepat, jadi kerumunan-kerumunan itu juga mengakibatkan terjadinya penularan,” tandasnya. 

Sebagai informasi, turut hadir di kegiatan tersebut yakni, Kapolres Bogor, Ketua PN Cibinong, Sekretaris Daerah, Kepala Disdukcapil, Kepala Bappedalitbang, Kepala Bakesbangpol, Kepala Disbudpar, Sekretaris DPRD Kabupaten Bogor, Sekretaris Dinas Kesehatan, Sekretaris Pol PP serta jajaran Satgas Covid-19 Kabupaten Bogor. (Tim Komunikasi Publik/Diskominfo Kabupaten Bogor)

[ad_2]

(Deni)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *