Berita Samosir, Online News Indonesia, Rabu (5/9)
Penulusuran OLNewsindonesia.com pada minggu pertama Agustus 2018 lalu, sebagian warga Samosir masih belum semua menikmati listrik. Seperti di Dusun III Huta Namora, Kabupaten Samosir, untuk melewati malam mereka masih harus gelap-gelapan.
Warga setempat, Boru Sihotang berharap pada malam pergantian tahun ini mereka sudah lepas dari jerat kegelapan. Karena, selama ini mereka kesulitan melakukan aktivitas pada malam hari. Terlebih anak-anak sekolah yang tengah belajar mau tak mau hanya bisa di bawah penerangan lampu teplok dengan cahaya yang minim.
“Kami berharap, malam tahun baru nanti sudah tidak gelap-gelapan. Karenanya kami menunggu agar pemasangan atau instalasi listrik ke desa kami jangan tertunda lagi “ujarnya saat ditemui OLNewsindonesia.com di Dusun III, Huta Namora, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara Rabu (5/9).
Seperti pantauan OLNewsindonesia.com 9 Agustus 2018 malam lalu, pada malam harinya, anak-anak warga di sana terpaksa belajar menggunakan lampu minyak (teplok) yang minim cahaya. Selain tidak memancarkan cahaya, lampu tersebut juga bahkan mengganggu kenyamanan.
Polusi asap lampu teplok yang pedih harus mereka hirup tiap malam. Kesehariannya pada malam hari terpaksa belajar dalam gelap-gelapan.
Warga telah lama berharap agar kampung mereka tidak lagi gelap gulita.
“Perasaan kami belum merdeka, soalnya lampu belum ada di sini. Kadi, permintaan kami kepada pemerintah, supaya diperhatikanlah kampung kami ini,”harap Jaihud saat itu.
Sementara itu, Bupati Samosir ditemui, Jumat (10/8/2018) lalu tidak menepis. Diakuinya, 816 rumah tangga (KK) belum mendapatkan listrik di Samosir.
Disinggung soal alasan dan kendala desa yang hanya berjarak 2 Km tidak teraliri listrik itu, Rapidin mengatakan akan mengecek ke PLN. 816 KK katanya sudah sedang disulkan ke PLN Pusat maupun tingkat wilayah maupun ke Kementerian, ESDM.
Dia berjanji, akhir tahun 2018 desa-desa yang belum teraliri listrik itu sudah akan terang oleh PLN. Katanya, Pemkab akan melakukan pengawasan agar PLN bekerja.
“Kita tunggu saja ya, akhir tahun ini desa-desa itu sudah harus teraliri listrik. Nanti kita juga akan cek kembali,”tuturnya.
Disebutnya, usulan untuk 816 rumah tangga yang belum memiliki penerangan listrik itu sudah diusulkannya dua bulan lalu. Namun, hingga kini mereka masih menunggu.
Sesuai yang dijanjikan Pemkab Samosir beberapa waktu lalu, Kepala Desa Huta Namora, Ihut Malau meyebutkan pada awal September 2018 Petugas PLN sudah mulai melakukan pengukuran serta pendataan jumlah Kepala Keluarga (KK) yang belum mendapatkan listrik. Namun, kata Malau sebelum-sebelumnya mereka memang sudah menyuarakan hal tersebut. Tetapi, selama ini belum ada respon.
“Selama ini kit memang sudah bolak-balik sampaikan ini, tetapi dibiarkan. Mudah-mudahan, ini tidak tertunda lagi. Kami berharap, agar media tetap mendampingi kami supaya ini tidak gagal,”kata Malau.
Untuk di Dusun III Huta Namora, disebutnya ada 18 Kepala Keluarga (KK) yang terdata. Ditargetkan, akhir tahun ini 18 KK tersebut harus memiliki listrik.
Di sisi lain, dia menyampaikan agar tiang-tiang listrik di Dusun Paraduan diganti. Dibeberkannya, tiang-tiang yang terpasang selama belasan tahun itu hanya berukuran tinggi 7 meter, sehingga membahayakan.
Kondisi tiang sudah keropos dan dipenuhi karat. Keselamatan warga tentunya terancam bila terus dibiarkan.
“Kami tidak tahu kenapa itu dulu bisa seperti itu. Padahal, setau kami ukuran standard PLN itu harus 12 meter,”tambahnya.
Mereka juga siap mendampingi pemasangan tiang listrik. Memang, diakui Malau harus menebang bebeapa pohon agar dapat dipasangi tiang-tiang dan tidak ada gangguan ke kawat listrik.
(JuntakStar)