Berita Bogor, Media OL New Indonesia, Sabtu (04/08)
Kepada wartawan OL News Indonesia,Direktur Utama PT Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) Tbk Christian Kartawijaya tahun ini dan esok bakal lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Buktinya, di tengah kelebihan pasokan semen nasional dan ketatnya persaingan di pasar dalam negeri, perusahaan ini mampu mencetak kenaikan penjualan semen domestik sebesar 2,5% menjadi 16,8 juta ton. Selain itu, perusaan properti tengah tumbuh subur dan maju.
“Saya yakin akan lebih baik. Nyatanya banyak properti melakukan Launching,” ujarnya usai melaksanakan acara seremoni HUT perusahaan Ke 43, di Masjid Assalam, hari ini.
Pernyataan itu diperkuat oleh Anugerah Zamzami Nasr, analis Phillip Sekuritas Indonesia, mengatakan, kenaikan tersebut menjadi kenaikan penjualan semen INTP yang pertama sejak 2014. Tetapi angkanya memang lebih tipis ketimbang kenaikan permintaan semen nasional tahun lalu yang mencapai 7%.
Namun, kinerja serupa tak terjadi pada penjualan ekspor semen. Penerimaan INTP pada pos tersebut justru turun drastis sebesar 73,PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbkdibanding 2016 lalu.
Anugerah menjelaskan, kenaikan penjualan domestik INTP ini didukung pembangunan infrastruktur dalam negeri. Tahun lalu, pemerintah memang gencar membangun infrastruktur, seperti pembangunan tol Trans Jawa dan Sumatra, Pos Lintas Batas Negara (PLBN), bendungan dan jembatan. Proyek tersebut membuat konsumsi semen nasional di tahun lalu mencapai Rp 66,35 juta ton.
Penjualan semen kantong masih memberi kontribusi terbesar bagi pendapatan INTP. Anugerah bilang, penjualan semen kantong INTP berkontribusi hingga 75,6% pada pendapatan tahun lalu.
Walau masih memberi kontribusi paling tinggi, namun pertumbuhan penjualan semen kantong INTP cenderung menurun. “Kenaikan permintaan semen kantong diprediksi meningkat secara moderat berkat sektor properti,” kata Anugerah, dilangsir dari salah satu media.
Jika sektor properti masih lesu, maka INTP harus mengandalkan penjualan dari semen curah. Karena itu, Anugerah menganalisa, penjualan semen curah INTP bisa lebih tinggi di tahun ini.
Sementara, Nyoman W. Prabawa, Analis BCA Sekuritas memperkirakan, pertumbuhan volume penjualan INTP di pasar domestik tahun ini naik 6% menjadi 17,8 juta ton. “Mesin pendorong penjualan bergerak di Jawa Tengah, yakni dari pembangunan proyek infrastruktur pembangkit listrik di Jepara dan Batang, serta LRT di Jabodetabek,” kata dia, dalam riset yang dirilis 9 Februari 2018.
Tahun ini, Anugerah memperkirakan kelebihan pasokan semen dan persaingan antar pengusaha semen masih terjadi. Hal ini membuat pangsa pasar INTP berangsur turun. Buktinya tahun lalu, INTP hanya menguasai 25,3% pasar semen. “INTP kena pukulan paling lumayan karena pangsa pasar besarnya di daerah Jawa saja,” jelas Anugerah.
Untungnya, harga batubara dunia yang diprediksi lebih rendah dari tahun lalu akan membuat beban biaya operasional INTP sedikit turun. Hal ini bisa menopang kinerja perusahaan. Asal tahu saja, World Bank memperkirakan rata-rata harga batubara di tahun Anjing Tanah ini sebesar US$ 70 per metrik ton.
Dengan kondisi ini, dia memprediksi pendapatan perusahaan semen ini di akhir 2018 bisa mencapai Rp 15,40 triliun. Sedang laba bersih sebesar Rp 2,24 triliun.
Guna mengatasi berbagai sentimen negatif, Nyoman melihat, INTP masih perlu terus menerapkan disiplin biaya produksi di tahun ini, melalui pabrik berteknologi tinggi dan pabrik terminal di Sumatra Utara, untuk menghemat biaya logistik. Ini bisa menjadi bantalan INTP untuk meminimalkan dampak dari volatilitas harga energi.
Seiring dengan ketatnya persaingan di industri semen, Nyoman mengatakan INTP akan fokus pada perluasan bisnis hulu sebagai penjual clicker dengan margin yang lebih tinggi. “Karena itu, kami masih merekomendasikan hold INTP,” ujar dia.
Nyoman menilai perusahaan ini akan menerima manfaat terbesar kenaikan permintaan semen dari sektor properti di tahun ini. Ia mematok target harga INTP sebesar Rp 21.000 per saham.
Berbeda, analis Ciptadana Sekuritas Fahressi Fahalmesta merekomendasikan jual INTP dengan target harga Rp 19.100 per saham. Anugrah juga memberi rekomendasi serupa, dengan target harga saham INTP di level Rp 19.800 per saham.
(Man)