Berita Tanah Karo, Online News Indonesia, Sabtu (31/3)
Sungguh mulia pekerjaan yang dilakukan Anes Ketaren (27) Putra asli Karo dari Desa Raya Berastagi Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo yang baru empat bulan Kedai Kopi komunitas “History Maker” berdiri dengan tanpa pamrih mengumpulkan dan menyediakan tempat tinggal para anak jalanan ataupun anak yang terlantar sekaligus membina dan menyekolahkan para anak – anak jalanan tersebut.
Kedai Kopi History nama dan tempat kumpulnya anak anak jalanan tersebut yang berada di Jalan Djamin Ginting Desa Rumah Berastagi Kec. Berastagi Kab Karo Sumatra Utara persisnya di jalan lintas Berastagi – Kabanjahe. Sekitar 18 (delapan belas) orang laki-laki yang tinggal di rumah sederhana tersebut yang juga sekalian dijadikan Kedai Kopi dari berbagai latar belakang, yang mana usia mereka (anak jalanan) tersebut rata-rata 13 hingga 25 tahun .
Dalam wawancara singkat bersama Anes Ketaren sang pendiri History Maker, Sabtu (30/03) 2019 di Kedai Kopi milik nya crew Olnewsindonesia menanyakan prihal dana operasional bagi kelangsungan hidup anak anak jalanan mengingat banyaknya yang harus ditanggung ini, Anes mengatakan, ” kalau dana ataupun biaya hidup anak anak jalanan ini berasal dari uang pribadi saya sendiri dan bahkan saya mengupayakan pendidikan mereka dengan cara menyekolahkan nya dengan apa adanya .
Dan disini saya bersama teman teman yang terangkum dalam komunitas” History Maker ” (pembuat sejarah) ini membina dan memberikan pemahaman ilmu Agama , yang beragama Islam saya suruh untuk ke Masjid begitu juga yang Kristen, namun khusus yang beragama Kristen saya sendiri membimbingnya,” ucapnya.
Di tambahkan nya, komunitas History Maker di Tanah Karo ini sebenarnya lebih dari 100 orang anggotanya, namun yang tinggal di sini hanya sekitar 18 (delapan belas) orang saja, yang lainnya datang main kemari saja . Disamping itu mereka (anak jalanan ini) saya buat kegiatan tambahan mereka dengan menyesuaikan keahlian masing masing, seperti ada yang membuat (menganyam) keranjang, tambal Ban, memasak, berdagang, bertani dan juga ada yang menjual minuman serta membuat teh untuk pembeli di Kedai Kopi ini untuk uang saku mereka . Semua ini juga berkat dukungan teman teman saya yang juga ikut membantu membimbingnya , ” katanya dengan penuh bersahaja.
Menurut salah satu tokoh masyarakat dan juga pengurus Gapeksindo Kabupaten Karo Albert Sembiring, ST, yang berkunjung ke lokasi mengatakan kalau yang di lakukan oleh Anak Muda seperti Anes Ketaren ini sungguh luar biasa, ” jarang sekali kita liat pemuda seperti Anes ini yang peduli dengan lingkungan terutama dalam mendata dan merekrut anak jalanan yang terlantar dan tidak memiliki tempat tinggal untuk beliau bina dan bimbing, mungkin inilah yang pertama sekali ada di Kabupaten Karo, jadi saya sangat salut lah,” ujarnya dengan bangga.
Yang membuat saya semakin salut dan terharu adalah,… semua anak anak jalanan yang beda Agama dan latar belakang ini, Adik kita Anes bisa memberikan bimbingan rohani bahkan mengajari untuk kreatif dengan memberikan lapangan pekerjaan yang cocok untuk anak anak disini. Jadi pekerjaan ini sangat mulia sekali, semoga kebaikan Adik Anes Ketaren ini di jawab oleh Tuhan, saya akan dukung dan doa kan agar Adik Anes tetap semangat membina komunitas nya ini, ” tegas Albert Sembiring ST yang juga Calon Legislatif Kabupaten Karo dari Dapil V dari Partai Perindo ini.
Sementara Parman Tarigan (17), dari enam bersaudara warga Simp Ujung Aji ini , merupakan salah satu anggota History Maker yang di bina Anes Ketaren tersebut lebih memilih tinggal bersama Anes. Parman katakan, ” karena disini dibantu dan bisa diajarin bekerja sesuai bakat dan aku sendiri kesini bang berusaha untuk mandiri agar tidak merepotkan bapak ku , walaupun aku bisa pulang kerumah,” kata Parman anak tertua dari enam bersaudara ini.
Lain hal nya dengan Iman Sejahtera Hulu (15) dari dua bersaudara suku Nias ini pergi dari rumah sekitar 3 minggu lalu karena di usir oleh orang tuanya sehingga bergabung bersama komunitas History Maker tersebut. Anak anak jalanan yang di tinggal di Kedai Kopi Anes ini mayoritas warga Tanah Karo, hanya ada beberapa orang saja warga Medan sekitarnya, namun yang pasti semua anak anak disini karena keadaan situasi ekonomi lah membuat mereka terlantar menjadi anak jalanan terlebih lebih mereka kurang mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari keluarga.
(David)