Berita Jakarta, Berita Online Indonesia Di Online News Indonesia, www.olnewsindonesia.com
Sebagai kurir salah satu perusahaan ekspedisi yang bertugas mengantarkan barang pesanan pelanggan, menelusuri jalan hingga ke pelosok gang di Jakarta sudah rutin dilakoni Badru Tami (40).
Namun, meski sudah 14 tahun melakoni profesi sebagai kurir pengantar barang, dia mengaku masih kerap kesulitan mencari alamat yang dituju. Terutama pada lokasi atau wilayah yang banyak memiliki sub nama jalan.
“Saya kerap kebingungan dengan pengelompokan nama jalan. Misal di jalan utama tersebut suka ada nama sub jalannya di setiap gang. Itu cukup membingungkan,” katanya kepada beritajakarta.id, Rabu (24/8).
Bukan cuma itu, dia juga acap kali kesulitan mencari alamat karena nomor rumah yang tak berurutan. Menurut warga Kembangan, Jakarta Barat ini, penomoran rumah yang acak banyak ditemuinya saat mengantar barang ke kawasan padat penduduk di daerah Jelambar, Kecamatan Grogol Petamburan.
“Nomor rumahnya acak atau lompat-lompat. Saya jadi harus mutar-mutar mencari. Kadang nanya ke warga sekitar, mereka juga tidak tahu,” keluhnya.
Ia pun meminta kepada Pemprov DKI Jakarta, khususnya dinas terkait, untuk melakukan penataan sub jalan dan nomor rumah warga.
“Perbatasan RT dan RW juga jadi kendala buat kami,” ungkapnya.
Hal senada diutarakan Ari Febriyansyah (32), kurir pengantar barang yang biasa melingkari kawasan Tanjung Duren. Menurutnya, di kawasan tersebut banyak rumah yang memiliki nomor sama dalam satu RT.
“Contohnya di Jalan Way Besay, di sana ada yang nomornya kembar padahal satu RT. Ada juga yang nomornya sama ternyata beda RT, karena batas wilayah RT yang bersinggungan,” tuturnya.
Untuk mengatasi masalah ini, lanjut Ari, dirinya kadang harus menelepon pemilik barang untuk bertanya patokan lokasi rumahnya.
“Masukan untuk pemprov untuk lebih mengatur dan mendata nomor-nomor kembar ini,” pungkasnya.
210