Berita Lebak.OLNewsindonesia,Jum’at(24/07)
Memasuki Tahun Ajaran baru 2020/2021di tengah Masa Pandemi Covid-19, seluruh Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Banjarsari Kabupaten Lebak masih terlihat sepi dan tak terlihat adanya kegiatan belajar mengajar.
Ketika OLNewsindonesia.com menyambangi salah satu sekolah yang Tampak lengang hanya kepala sekolah dan penjaga sekolah yang hadir di lingkunngan sekolah.
Semua pembelajaran untuk siswa masih dilakukan melalui online,Kata Puad Rohman Alhatami, M. Pd Selaku ketua K3S Kecamatan Banjarsari Kabupaten Lebak kepada OLNews Indonesia Jumat 24//07/2020
Secara pribadi,kami warga sekolah, guru dan kepala sekolah Kecamatan Banjarsari Kabupaten Lebak Mewakili seluruh orang tua wali murid seluruh indonesia yang insya Allah satu suara dengan kami,mengharapkan jika pemerintah mengizinkan membuka kembali pembelajaran tatap muka di sekolah,Tukasnya
Bukan hanya sekedar kasihan dan prihatin kepada anak anak bangsa dengan belajar dari rumah secara berkelompok, Yang serba kekurangan media alat bantu yg dibawa guru ketika berkunjung kerumah siswa sangatlah merepotkan. Tetapi hanya itu yang dapat kami lakukan pada masa new normal ini. ujarnya
Lebih lanjut Puad mengungkapkan, Menurut hati nurani kami kasihan kepada anak anak yang rindu belajar, rindu kepada sekolah, rindu bertemu dengan guru, dan juga kawannya, Kami juga sebagai guru sadar terhadap kewajiban kami sebagai guru wajib memberikan pendidikan kepada anak anak bangsa,Dengan adanya Belajar Di Rumah (BDR) ini tingkat prestasi dan keberhasilannya tentu akan berbeda dengan belajar rutin di sekolah Perlu diketahui bahwa di daerah yg jauh dari perkotaan dan keramaian, kampung kami steril dari Covid-19,Papar Puad
Mungkin tidak semuanya paham dan mengerti cara belajar online itu, dan Kami tidak selalu punya uang untuk membeli paket data, Dengan adanya belajar online tidak membuat anak-anak kami mengerti dengan materi pelajaran,Yang malah menjadi bodoh, malas serta kurang disiplin, bahkan yang lebih parah ” mempercepat anak anak indonesia mengalami kebutaan dini” akibat terlalu sering bermain ponsel. Apakah ini bisa menyelesaikan masalah dan justru menurut kami ini akan menimbulkan masalah baru bagi dunia pendidikan,Tuturnya
Kami sangat berharap tolong pertimbangkan lagi kebijakan yang sudah diputuskan, karna Aktifitas kami menjadi terbatas karna ancaman virus ini, sementara beratnya beban hidup kami seolah tak kalian pedulikan, Jika sekolah masih terus di tutup, apa jadinya dengan anak anak kami kelak dan jangan sampai menunggu kejadian yg tidak kita harapkan bersama. pungkasnya
(Gi)