Berita Samosir.Olnewsindonesia,Rabu(22/08)
Wisata Danau Toba memang tidak pernah padam, kian lama pebukitan-pebukitan yang selama ini diam, kini dipoles.
Penelusuran OLNewsindonesia.com, Minggu (19/8/2018) lalu, satu dari destinasi baru itu yakni Bukit Sitalmak-talmak. Bukit tersebut berada di Desa Dolok Raja, Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir Sumatera Utara.
Nama Danau Toba memang sudah tersohor hingga ke penghujung dunia mana pun akibat letusan Gunung Toba. Akan tetapi, tidak semua orang tau tempat-tempat cantik di Danau Toba.
Di tangan Masjudin Sihotang, Sitalmak-talmak pebukitan tandus itu sekarang ibarat wanita jelita yang baru dibangunkan dari tidur lamanya. Taman-taman mulai ditata sedemikian rupa, bunga-bunga beragam warna menghiasi tebing-tebing curamnya. Pepohonan baru, ia tanami agar suatu hati nanti tumbuh besar dan bisa menahan longsor.
Awalnya, sejak jaman leluhur taman itu dijadikan lahan untuk ditanami beberapa jenis tanaman. Namun, tandus dan tumbuhan tidak produktif. Karenanya, pada bulan Desember 2017 Masjudin menyulap pebukitan yang hanya dutumbuhi ilalang itu menjadi pemandangan surgawa bagi pelancong .
Wisatawan tidak perlu kesuiltan untuk tiba di daerah ini. Dari Medan Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara, menaiki bus penumpang umum hanya membutuhkan waktu sekitar lima jam. Bila ingin lebih efektif, menaiki kendaraan pribadi hanya empat jam.
Dari Kota Medan, perjalanan jalur darat bisa ditempuh dengan kendaraan pribadi selama tiga hingga empat jam. Terserah mau mendatangi lewat mana, langsung Parapat atau memutar lewat Sidikalang.
Sedangkan dari Ibukota bisa lebih cepat meski jarak lebih jauh. Namun hanrus naik pesawat yang langsung ke Bandara Internasional Silangit. Dari Silangit, selanjutnya menuju Tele, kemudian turun ke arah Pangururan dan mengambil jalur ke “Kenegerian Sihotang”. Melintasi Harian Boho, kampung muasal Sastrawan besar, Sitor Situmorang yang pernah dipenjara tanpa pengadilan selama 8 tahun pada rezim Soeharto itu.
Jalur lain, Medan-Siantar lalu Parapat atau Tigaras kemudian ke Pangururan. Sesampainya di Pangururan direkomendasikan menuju Pelabuhan Pintu Batu, arah Kantor Bupati Samosir. Menggunakan transportasi air lebih dekat dan menghemat waktu bila datang dari Kota Pangururan.
Jasa penyeberangan tersedia sejak pagi hingga malam. Kapal penyeberangan juga mampu mengangkut sepeda motor dan kendaraan roda empat dengan tarif yang terjangkau. Penyeberangan hanya menakan waktu lima menit dari Pintu Batu menuju “Negeri Sihotang”. Lalu, dari Pelabuhan Sihitang pelancong dapat menempuh lokasi hanya 15 menit ke Bukit Indah Sitalmak-talmak tersebut.
Selama perjalanan ke Sitalmak-talmak apabila cuaca cerah, sudut-sudut Danau Toba akan terlihat. Tentu, sayang bila sedang berada di Medan tidak datang ke Sitalmak-talmak Samosir. Apalagi jika sedang berada di Samosir, rugi kalau tak memijakkan kaki di bukit itu.
Ketika pengunjung sudah tiba di Sihotang, pemandangan-pemandangan tentang keseharian orang Batak di Pededasaan pun mulai terlihat. Sambil menuju lokasi pebukitan, pengunjung benar-benar seperti dibawa kembali ke masa lalu. Aktivitas-aktivitas alami petani masih terlihat di depan mata.
Pengolahan lahan persawahan menggunakan tenaga kerbau masih bisa dijumpai. Bau batang padi yang dibakar bekas panen sawah menjadi wewangian ciri khas sepanjang perladangan di pinggir jalan. Makam-makam orang Batak, serta tembok-tembok batu dan tanaman bambu yang dijadikan benteng kampung juga menjadi pemandangan bonus saat semakin dekat ke Sitalmak-talmak.
Saat tiba di kaki bukit Sitalmak-talmak medannya jalan yang menanjak dan menikung memacu adrenalin untuk melaluinya. Ada baiknya, ke puncak Sutalmak-talmak, sementara ini ditempuh dengan berjalan kaki. Alasannya, selain keselamatan sisi lain Pelancong mendapat “hadiah” suguhan demi auguhan pemandangan sisi lain Danau Toba.
Tiba di Lokasi, pelancong akan bertemu dengan Masjudin atau pun timnya yang mengelola wisata itu. Anda akan dilayani, apalagi mereka masih kental dengan ketulusan dan solidaritas yang muncul dari nilai-nilai adat Batak.
Fasilitas yang disediakan beragam, ada rumah pohon, gazebo, parkir, kamar mandi dan are selfi lainnya serta tempat arena camping. Fasilitas bebas ke semua pengunjung. Pengunjung cukup mebayar Rp 10.000.
Kelebihan lokasi ini, dari bukit itu bisa melihat kabupaten lain di Kawasan Danau Toba. hamparan biru Danau Toba kawasan Kabupaten lain tertera. Bila malam, bintang-bintang seakan dekat dengam pebukitan.
Pengunjung direkomendasikan membawa kamera agar dapat mengabadikan keindahan Panorama Danau Toba dan moment-moment indah ketika berwisata ke sana. Sehingga, dapat diceritakan ke sanak saudara yang penasaran dengan perjalanan anda.
Namun, satu hal yang tidak bisa. Pengunjung laki-laki dan perempuan tidak bisa tidur satu tenda. Wanita harus dengan wanita, pria harus dengan pria. Artinya wanita dan pria dipisah agar tidak melakukan maksiat.
Kepada OLNewsindonesia.com, Masjudin menyampaikan Sitalmak-talmak tersebut selain dijadikan lahan pertanian, dulunya juga menjadi tempat pilihan para leluhur mereka untuk berteduh dan menatao Danau Toba. Karenanya, pengunjung tidak dilarang keras berbuat maksiat.
Serta harus sama-sama menjaga kebersihan dan tata krama di lokasi. Iya meyakini, pengunjung akan selamat-selamat jika sama-sama menjaga ketertiban. “Yang paling kita larang di sini adalah Maksiat. Lalu tidak bisa bawa daging babi dan daging anjing. Dari dulu tempat ini memang begitu kami menjaganya, sebab ini tempat yang sakral juga bagi kami,”pesannya.
(JuntakStar)