by

Tempat Prostitusi Berkedok Rumah Keluarga di Desa Limusnunggal Kecamatan Cileungsi

CILEUNGSI OLNEWS INDONESIA, Masalah prostitusi memang sejak lama menjadi polemik. Jika dibiarkan makin tidak terkontrol, tetapi dilokalisir menimbulkan pro dan kontra. Bagi yang pro mengkaitkan dengan hak ekonomi pelaku bisnis prostitusi sedangkan yang kontra menganggap lokalisasi sebagai bentuk legalisasi bisnis haram yang bertentangan dengan aspek moralitas masyarakat.

Senin 22 Mei 2017 disela sela pembongkaran tempat prostitusi dan Tempat Hiburan Malam ( THM ) di Desa Limusnunggal Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor siang tadi, teryata ada salah satu rumah di tengah-tengah permukiman warga yang menyewakan salah satu ruangannya/kamar untuk dijadikan tempat maksiat para hidung belang, tampak dari luar rumah ini tidak terlihat seperti cafe atau THM lainy, namun didalamnya dibuat kamar kamar sekatan untuk disewakan.

Wartawan OLNEWS INDONESIA Saat Liputan di Rumah yang menjadi tempat prostitusi
Wartawan OLNEWS INDONESIA Saat Liputan di Rumah yang menjadi tempat prostitusi

Menurut keterangan warga yang tidak mau di sebutkan namanya, rumah ini hanya untuk tempat berhubungan intim aja antara pengunjung dengan WTS. Sedangkan WTS itu sendiri mencari tamu di area luar seperti mangkal di pinggir jalan raya atau warung warung yang ada disekitaran, setelah dapat tamu, baru di bawa kerumah tersebut. adapun rumah yang kamarnya disewakan terdapat 2 ruang kamar dan untuk tarif itu sendiri dikenakan Rp. 30.000 per jam. sedangkan di Rumah yang Bertuliskan RUMAH KELUARGA itu mencoba mengkelabui petugas dengan tulisan tersebut.

Ini adalah Pembiaran dari warga setempat, bohong kalau tidak tau dirumah itu ada praktek prostitusi atau rumah itu di jadikan tempat maksiat, karna apa, biasanya kalau tidak ada pembiaran dimana-mana ada orang yang berpacaran lebih dari jam 12 malam lewat, pasti warga setempat menegurnya, apa lagi yang berbau maksiat ujar salah satu petugas POL PP kepada wartawan OLNEWS INDONESIA.

Menurut Survei redaksi OLNEWS INDONESIA disela wawancara dengan salah satu warga masyarakat sekitar menerangkan bahwa ” lokasi ini sudah berkali-kali dibongkar paksa dan bediri lagi dikarnakan pro dan kontra masyarakat di wilayah ini,terlebih masyarakat menjadikan tempat mata pencaharian mereka sendiri karena rata-rata pekerja Prostitusi ini berasal dari luar daerah “. (INK/DENI)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.