Parah Petani Sukamakmur Tidak Menjual Gabah Ke Bulok

Sukamakmur Bogor, OLNEWSINDONESIA Para petani di Sukamakmur tidak menjual gabah ke Bulok. Pasalnya, harga gabah di Kabupaten semakin melonjak jauh di atas harga pembelian pemerintah (HPP). Kadenanya, petani lebih memilih menjual harganya ke tengkulak.

Kepada Awak Media, Kapolsek Sukamakmur. Iptu Hendra Kurnia menerangkan, “daerah yang sedang memasuki masa panen di antaranya di Kecamatan Cariu  seperti di Kampung Cibeureum Desa Sukawangi. Namun para petani lebih memilih menjual ke tengkulak hasil taninya itu.

“Mereka lebih memilih menjual ke tengkulak. Karenanya, kami imbau agar menjual hasil tani ke Bulok,” tukasnya usai berdialok dengan petani di Kampung Cibereum RT 003/004 Desa Sukawangi, kemarin.

Menurut Hendra, penjualan beras ke Bulok akan menuai keuntungan pada petani. Selain itu, Bulok akan menyalurkan secara pasti kebutuhan masyarakat akan beras.

Pantauan OLNEWSINDONESIA , harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani sudah mencapai Rp 5.500 per kg. Sedangkan, harga gabah kering giling (GKG) menembus Rp 6.500 per kg. Harga itu jauh di atas harga pembelian pemerintah (HPP) yang ditetapkan dalam InpresNo 5 Tahun 2015.

Dalam inpres itu disebutkan harga pembelian pemerintah (HPP) GKP hanya Rp 3.700 per kg. Sedangkan HPP GKG sebesar Rp 4.600 per kg di tingkat penggilingan dan Rp 4.650 per kg di gudang Bulog.

Kepada Awak media, Camat Sukamakmur Zenal Ashari mengatakan, pada produksi petani saat ini, hasil panen kali ini juga bagus. Dia mencontohkan, hasil panen di beberapa desa mencaoai mencapai lima sampai delapan ton per hektare.

Kapolsek Sukamakmur Iptu Hendra Kurnia berdialog dengan  satu orang petani
Kapolsek Sukamakmur Iptu Hendra Kurnia berdialog dengan satu orang petani

Tasrip mengakui, sejumlah areal tanaman padi juga ada yang diserang hama weureung maupun tikus. Namun,serangan itu tidak terjadi secara massal.

” Ada serangan hama. Tapi tidak signifikan. Meski produksinya tentu berkurang. Ada yang hanya satu ton bahkan lima kuintal per hektare,” terangnya.

Ketika disinggung mengenai pembelian oleh Bulog, Zenal menyatakan, petani saat ini lebih memilih menjual gabahnya ke tengkulak dibandingkan ke Bulog. Pasalnya, tengkulak berani membayar lebih mahal.

“Kesaksian petaniemang, harga Bulog  dibawah harga pasaran. Ya wajar jika petani pilih yang lebih mahal,” tutur ucapnya.(EllO)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *