Berita DolokSanggul.Olnewsindonesia,Rabu(15/08)
Sebanyak 21 rumah permukiman, yang juga dijadikan tempat berdagang atau berusaha, hangus dilahap sijago merah, terjadi hari selasa sore (14/08) di Jalan Siliwangi Kota Dolok Sanggul kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) Sumatera Utara.
Pantauan OLNewsindonesia.com Hingga Sore hari, Rabu(15/08) para korban kebakaran sibuk di lokasi kebakaran, yang menyisahkan rumah-rumah penduduk tempat berdagang atau berusaha tinggal puing. Tampak beragam barang pecah belah terletak di halaman rumah warga yang tidak sempat terbakar.
Rumah-rumah yang terbakar itu mayoritas rumah semi permanen berbahan beton setengah kayu. Sebagian lagi rumah berbahan kayu, sehingga mudah dilalap api.
Sampai petang hari di hari kedua, api masih membekas di antata tumpukan puing-puing. Asap-asap dengan volume kecil terlihat mengepul ke permukaan. Bau tajam bekas terbakar menyesakkan dada dan menusuk hidung saat menghirupnya.
Korban-korban, yakni pemilik rumah mengais puing-puing mencari barang-barang yang dianggap masih bisa digunakan. Selain keluarga korban, dan pemilik rumah tidak ada yang diperbolehkan masuk ke lokasi kebakaran yang telah dipasangi pita kuning oleh Polres Humbahas
Satu di antara korban, Oppu Jeremia boru Aritonang dituntun anak dan keluarganya ke bekas rumahnya yang sudah tinggal puing. Membawa cangkul, sekop dan peralatan lainnya masuk melangkahi pita kuning polisi.
Di rumahnya yang terbakar, wanita berusia (62) tahun ini melihat barang-barangnya yang sudah hangus terbakar. Di antara bara api yang masih tersisa, didampingi anak dan keluarga lainnya, dia mengorek-ngorek puing-puing material yang terbakar. Satu ton padi dan 300 kaleng beras masih tersisa bekas di antara tumpukan puing.
Kepada OLNewsindonesia.com, selain bertani Oppu Jeremia yang sudah puluhan tahun melakoni usaha pengumpul padi dan beras di kabupaten ini tersedu-sedu menceritakan peristiwa yang menimpa diri serta sekampungnya. Peristiwa itu terjadi ketika di pergi ke ladangnya di Lintong Ni Huta.
“Tikki i Pollak do ahu nattoari, i parkopian. Na dialapi nama ahu sian pollak botari i. (Kejadiannya ketika aku masih di ladang kopi. Karena kebakaran itu, aku dijemput tadi kemarin dari ladang,”ujarnya.
Disebutnya, banyak barang-barangnya yang terbakar. Ditanya soal kerugian, dia belum bisa menjelaskan total keseluruhan.
Sebelum pergi ke ladang, dirinya bahkan masih membeli beras untuk dijual pada hari pekan di Pasar Tradisional Dolok Sanggul, Jumat. Namun, sore hari sekitat pukul 17.30 dia mendapat kabar buruk.
Pada siang harinya, boru Aritonang ini mengaku berfirasat tidak baik. Selama di perladangan seperti kehilangan semangat. Hingga akhirnya, firasatnya terjawab pada petang hari.
“Pukkul sia (9) mangalpoppa dope ahu. Borhat ma ahu tu balian. Ale dang tabo be pakkilalaanhu di balian. Hera na loja huilala, sai husandehin ma dagunghu du bona ni kopi i. (Pukul 9 Pagi aku masih di rumah, lalu ke ladang. Tapi, selama di ladang peradaanku sudah tidak enak. Aku kelelahan, dan bersandar di batang kopi, “urainya menceritakan.
Katanya, di balik peristiwa dan kerugian itu satu hal yang masih mengobati hatinya. Suaminya, Oppu Jeremia Doli Sihombing selamat dari amukan api.
Pertama mengetahui kejadian itu, pikirannya kalut. Apalagi, suaminya sudah sakit-sakitan dan tinggal seorang diri di rumahnya.
Belum lagi suaminya lebih suka mengunci kamar bila berbaring di tempat tidur. Hal itu semakin memacu kekhawatiran dirinya.
“Holan huboto dang dia-dia amatta, nga tatubati otik rohakku. (Setelah aku tahu suamiku bisa keluar dari rumah, aku sudah mulai tenang), “tambahnya.
Disebutnya, suaminya bisa keluar dari rumah karena dibantu oleh keluarganya, M Sihite. Oppu Jeremia Doli memang tidak pernah lagi ikut ke ladang sejak sakit-sakitan.
M Sihite, keluarga korban yang menyelamatkan Oppu Jeremia Doli Sihombing bercerita. Ketika terjadi kebakaran, api sudah mendekat ke rumah tersebut.
Sementara itu, Oppu Jeremia Doli masih sibuk menyelamatkan surat-surat berharga. Sihite langsung menggendong Oppu Jetia Doli kelusr rumah, dan mereka sempat terjatuh.
“Papungu surat ma amang in dapot ahu. Hape api nga i bariba jabu. (Dia kutemukan sedang mengumpulkan surat-surst berharga. Aku langsung gendong ke luar rumah, dan kami sempat terjatuh,”ucapnya.
Para korban terus didatangi kerabat dan keluarganya. Sebagian dari mereka juga diberi penguatan (Panghopolan) berdasarkan adat Batak.
Korban lainnya, Dorta boru munthe (57) adalah penjual pakaian jadi. Ketika terkadi kebakaran dia sedang berada di Kota Tarutung. Kabar itu dua dapat dari tetangganya.
Ia rugi ratusan juta. Tokonya terkunci saat ditinggal pergi demi menghadiri pesta di Tarutung.
Saat dikonfirmasi melalui telefon seluler, Kasubbag Humas Polres Humbahas, Ipda Sabar Nainggolan mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan atas kejadian itu. Dia membenarkan 21 rumah terbakar dan tinggal puing. Beberapa rumah lainnya juga rusak meski tak semoat terbakar, katanya.
Hingga kini, belum diketahui pasti apa yang menjadi penyebab terjadinya kebakaran. Api berasal dari sebuah loket bus.
(Juntak)