Jakarta, OLNewsindonesia. Presiden Joko Widodo hari ini, Sabtu, 11 November 2017, menghadiri sesi pertama Pertemuan Ke-25 Pemimpin Ekonomi APEC di Da Nang, Viet Nam. Sesi tersebut mengusung tema “Innovative Growth, Inclusion, and Suistainable Employment in The Digital Ageâ€.
Mengawali pertemuan, Managing Director IMF Christine Lagarde menyampaikan gambaran tentang situasi perekonomian dan keuangan dunia dewasa ini serta prediksi pada tahun-tahun mendatang.
Dalam forum tersebut, Presiden Jokowi yang menjadi pembicara kelima setelah Presiden Viet Nam Tran Dai Quang selaku tuan rumah, Presiden Amerika Serikat Donald Trump, PM Singapura Lee Hsien Loong, PM Kanada Justin Trudeau.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden menyatakan bahwa Indonesia berpotensi menjadi ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2020 mendatang. Mengingat saat ini terdapat 132,7 juta pengguna internet dan 92 juta pengguna gawai di seluruh Tanah Air.
Potensi tersebut diyakini Presiden Jokowi dapat mendatangkan kesempatan baru bagi masyarakat yang tidak terjangkau oleh pola bisnis sebelumnya dan usaha kecil menengah (UKM).
Meski demikian, ia mengajak seluruh pemimpin negara untuk tetap waspada menghadapi perubahan digital ekonomi yang sangat cepat. Menurutnya, digital ekonomi tidak hanya menciptakan innovative growth namun juga membawa dampak disruptif terhadap kondisi yang sudah mapan sebelumnya.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden menyatakan bahwa Indonesia berpotensi menjadi ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2020 mendatang. Mengingat saat ini terdapat 132,7 juta pengguna internet dan 92 juta pengguna gawai di seluruh Tanah Air.
Potensi tersebut diyakini Presiden Jokowi dapat mendatangkan kesempatan baru bagi masyarakat yang tidak terjangkau oleh pola bisnis sebelumnya dan usaha kecil menengah (UKM).
Meski demikian, ia mengajak seluruh pemimpin negara untuk tetap waspada menghadapi perubahan digital ekonomi yang sangat cepat. Menurutnya, digital ekonomi tidak hanya menciptakan innovative growth namun juga membawa dampak disruptif terhadap kondisi yang sudah mapan sebelumnya.
Selain itu, Indonesia juga mendorong APEC untuk segera mempercepat realisasi Bogor Goals agar manfaat globalisasi dapat dirasakan oleh rakyat.
“Realisasi Bogor Goals yang sejalan dengan Agenda Pembangunan harus dipercepat,†ujar Presiden Jokowi.
Secara umum para pemimpin APEC melihat dunia masih menghadapi berbagai tantangan dengan dampak yang nyata, seperti terorisme dan perubahan iklim.
Sementara itu PM Selandia Baru Jacinda Ardern menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi harus dapat mendatangkan keuntungan bagi rakyat. Oleh karenanya, inklusi ekonomi dan sosial merupakan hal penting.
Sementara itu, PM Kanada Justin Trudeau mengingatkan pentingnya perhatian terhadap perempuan dan anak. “Yang juga perlu mendapat tempat adalah perhatian terhadap perempuan dan anak,†kata PM Trudeau.
“Terdapat keyakinan bahwa APEC memiliki kemampuan untuk terus memainkan peran pentingnya di era digital,†demikan ditegaskan oleh Presiden Viet Nam Tran Dai Quang sebagai penutup diskusi.
Setelah mengikuti retreat I, Presiden Jokowi bersama para pemimpin APEC mengikuti sesi family photo.
Source:presidentri.go.id