Berita Tompaso, Online News Indonesia, Jumat (3/1/2019)
Watu Pinawetengan merupakan bukti penting sejarah bagi peradaban Minahasa dan pembagian sub etnis Minahasa menjadi sembilan yaitu Tontembuan, Tombulu, Tonsea, Tolowur, Tonsawang, Pasan, Ponosakan, Bantik dan Siao. Tentulah masyrakat Minahasa sangat berbangga hati, dimana para leluhurnya sudah mempraktikan cara berdemokrasi dan menghormati hasil keputusan yang dihasilkan dari musywarah, melalui tahapan-tahapan yang harus dilalui pada saat itu.
Seperti pantuan OLNews Indonesia, pada Jumat (3/1), Obyek Wisata Watu Pinawetengan diselenggarakan kegiatan pertemuan masyarakat Minahasa dari 9 sub etnis tersebut, yang datang dari Minahasa maupun dari luar Minahasa. Tujuan kegiatan ini selain untuk menghargai kebudayaan Minahasa kepada generasi muda, sekaligus mempererat tali persaudaraan antar masyrakat Minahasa.
Dalam kegiatan ini, Masyarakat bisa menyaksikan Tarian Khas Minahasa yaitu Tari Kabesaran , yang dahulu kala adalah tarian untuk bersiap melakukan perang. Namun kini dihadirkan kala gelaran Acara Adat maupun menyambut tamu besar. Kostum para penari didominasi warna merah berbahankan tenun Minahasa, sambil membawa pedang dan tombak. Gerakan tarian dilakukan dengan enerjik dan ekspresi wajah garang.
Kegiatan ini juga diharapkan dapat merangsang aktivitas Parawisata, khususnya di Kabupaten Minahasa dan Tompaso Raya. Selain Watu Pinawetengan, terdapat obyek wisata Batu Tantering di Desa Sendangan, Waruga Desa Talikuran yang dikenal dengan nama Watu Tumotowa, Waruga serta Lesung Batu di Desa Tolok, pemandian Air Panas Di Desa Kamanga, dan lain-lain.
Gus Arnold Runtunuwu