Manado OLNewsindonesia – Selasa (2/5)
Peringatan Hari Buruh 1 Mei lahir dari berbagai rentetan perjuangan kelas pekerja untuk meraih kendali ekonomi-politis hak-hak industrial. Bentuk-bentuk peringatan diadakan secara beragam secara serentak. Begitu juga yang terjadi di Kota Manado. Setiap elemen bangsa mempunyai harapan positif tentang hal ini.
Seperti pendapat Pdt. Hanny Pantouw, S.Th dalam wawancaranya dengan OLNews Indonesia. Beliau memberikan pandangan menarik mengenai respon elegan dalam memperingati Hari Buruh Internasional. Menurutnya, Alangkah indahnya perayaan hari Buruh juga diisi dengan kegiatan yang mengekspresikan ungkapan syukur.
Namun Hanny, memahami situasi saat ini, bahwa menyampaikan aspirasi melalui demo merupakan langkah akhir karena adanya ketidak puasan atas respon aspirasi mereka melalui negosiasi atau pertemuan yang kadang kala tidak ada solusi yang bijak.
Ditambahkan Hanny Pantouw yang juga selaku Tonaas Wangko Laskar Manguni Indonesia (LMI), perlu adanya sinergitas antara pemerintah, pelaku usaha dan pekerja. Pemerintah seharusnya tidak lagi membiarkan birokrasi yang sulit dan menindak oknum yang mengakibatkan biaya tidak resmi, sehingga high cost pada pelaku usaha bisa dihilangkan agar kesejahteraan pekerja meningkat.
Ormas LMI akan mengawal pemerintah agar melaksanakan kebijakan bagi buruh/pekerja dengan tetap memperhatikan terciptanya iklim kegiatan usaha yang baik dan berdampak pada pekerja yang lebih sejahtera, ujar Hanny tegas.
Menutup perbincangan, Hanny berharap May Day berikutnya berkumpulnya para buruh/pekerja diisi dengan kegiatan ungkapan syukur, bahwa mereka ada untuk memberi kontribusi bagi kemajuan bangsa, “mereka berkumpul dengan menari, menyanyi, pesta seni, yang merupakan hari pesta buruh/pekerja”.
AWK