Pangururan Samosir OLNewsindonesia Selasa (25/9). Wastina Pangaribuan (39) , warga jalan Aek Rangat Huta Parik Kelurahan Siogung ogung Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Sumatera Utara, merupakan pasien RSUD dr.Hadrianus Sinaga Samosir, yang mengalami gatal gatal, memerah bahkan melepuh sekujur tubuh nya, akibat salah obat pasca operasi persalinan oleh yang dr. Tomi Simarmata(salah satu dokter spesialis kandungan di RSUD dr.Hadrianus Sinaga).
Setelah dirujuk ke rumah sakit swasta ternama yang ada di kota Medan, ternyata disimpulkan bahwa saya diDuga salah minum obat, dan menimbulkan gatal gatal serta memerah sekujur tubuh saya, katanya kepada OLNewsindonesia Senin(25/9) sekira pukul 10.00 Wib dikediaman nya .
Lanjutnya, bahwa dr.Oratna Ginting SpKK yang merupakan dokter rumah sakit yang ada di Kota medan dimana saya dirujuk, menyebut jenis obat Alergi dan Cefadroxil(antibiotik) yang membuat sekujur tubuh saya mengalami gatal gatal, ungkap Wastina kepada OLNewsindonesia.
Binsar Naibahao (40), wartawan salah satu media cetak mingguan diKabupaten Samosir, yang merupakan suami dari pasien Wastina Pangaribuan, menyesalkan SDM dari pada dokter kandungan yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah dr.Hadrianus Sinaga Pangururan Samosir, yang menangani istri saya.
“Saya akan meminta pertanggung jawaban pihak RSUD dr.Hadrianus Sinaga yang diDuga salah memberi obat kepada istri saya (Wastina Pangaribuan-red), sehingga bukan semakin membaik, tetapi semakin menyebar derita yang dialami istri saya, dan saya akan menempuh jalur hukum atas tindakan dokter Tomi Simarmata”, tegasnya kepada OLNewsindonesia Senin (25/9) dikediaman nya.
Kronologis:
Hari Sabtu tanggal 29 Agustus 2017 sekira pukul 09.00 Wib, pasien (Wastina Pangaribuan) bersama suami mendatangi RSUD dr.Hadrianus Sinaga Pangururan Samosir, untuk bersalin melahirkan anak kedua.
Setiba di RSUD dr.Hadrianus Sinaga Pangururan, pasien ditangani langsung oleh dr.Tomi Simarmata, dan mengatakan bahwa pasien harus dilakukan operasi. Dokter menganjurkan agar pasien berpuasa sebelum Operasi, sehingga dipindahkan ke ruang rawat inap.
Keesokan hari nya Minggu tanggal 30 Agustus 2017 pukul 08.00 Wib, pasien dipindahkan keruang operasi, untuk dilakukan Operasi Saisar. Sekira pukul 11.00 Wib, proses Operasi selesai, dan pasien dipindahkan ke ruang rawat inap.
Berselang 12 Jam, pasien mengalami batuk batuk, dan perawat memberi kan 4 jenis obat pil untuk mengatasi batuk atas perintah dokter.
4 jenis obat pil tersebut dimakan pasien setelah selesai makan siang sekira pukul 14.00 Wib.
Berselang dua jam kemudian, sekira Pukul 16.00 Wib sekujur tubuh pasien memerah dan gatal gatal.
Sehingga perawat jaga langsung menelefon dokter yang bersangkutan (dr.Tomi Simarmata-red).
Sekira pukul 01.00 Wib, dr.Tomi Simarmata datang, melihat kondisi sekujur tubuh pasien yang semakin memerah, dr.Tomi Simarmata memerintahkan perawat jaga untuk memberikan obat penurun panas dan gatal agar kondisi pasien semakin membaik.
Dan keesokan hari nya, kondisi pasien mulai membaik, batuk sudah hilang dan memerah nya tubuh sudah mulai tidak kelihatan.
Hari Sabtu Tanggal 02 September 2017, pasien diperbolehkan pulang kerumah oleh pihak rumah sakit dan memberikan obat pemulihan.
5 hari kemudian, pasien datang kembali untuk dilakukan chek up kesehatan sekaligus ganti perban akibat operasi, selesai itu pasien pulang kembali kerumah nya di jalan Aek Rangat Pangururan
Dan selama mengkonsumsi obat yang diberikan oleh pihak rumah sakit dalam masa pemulihan (tgl 7 s/d 10 September 2017), kondisi sekujur tubuh pasien semakin memerah, gatal gatal bahkan seperti melepuh.
Hari Senin tanggal 11 September 2017, keluarga membawa pasien mendatangi RSUD dr.Hadrianus Sinaga dalam kondisi Demam tinggi, menggigil dan sekujur tubuh melepuh.
Namun pihak RSUD dr.Hadrianus Sinaga Pangururan melalui dokter Haikhel, menganjurkan kepada keluarga pasien, agar dirujuk segera ke Rumah Sakit di Kota Siantar Simalungun Sumatera Utara, dikarenakan di RSUD dr.Hadrianus Sinaga tidak memiliki dokter spesialis Kulit.
keluarga pasien memohon kepada dokter Haikel, agar dirujuk ke kota Medan, namun dokter Haikel tetap bersikukuh agar dirujuk ke Siantar saja.
Ketegangan lama terjadi antara pihak keluarga pasien dengan dokter Haikhel, mempersoalkan arah rujukan.
Dikarenakan pihak keluarga pasien bersikukuh keras agar dirujuk ke kota Medan, maka mau tidak mau, dokter Haikhel membuat rujukan ke rumah sakit yang ada di Kota Medan, seperti keinginan dari pihak keluarga pasien, dan saat hari itu juga, keluarga pasien langsung membawa segera pasien ke Kota Medan, dikarenakan kondisi pasien semakin memburuk.
Keesokan Hari nya, Selasa tanggal 12 September 2017, pasien tiba di salah satu rumah sakit swasta ternama di kota Medan, dan ditangani langsung oleh dr.Oratna Ginting SpKK.
Hasil diagnosa dan laboratorium, bahwa sekujur tubuh pasien diDuga karena kesalahan mengkonsumsi obat. Jenis obat nya “Cefadroxil sesuai hasil rekam medik di rumah sakit medan kepada keluarga pasien.
Menanggapi adanya dugaan salah beri obat oleh dokter kandungan di RSUD dr.Hadrianus Sinaga Pangururan, Direktur RSUD dr.Hadrianus Sinaga dr.Friska Situmorang melalui kabid pelayanan medik dr.Dina, membantah hal tersebut.
“Memang benar, dr.Tomi Simarmata yang menangani pasien tersebut, dan semua kita jalankan sesuai prosedur kebidanan,
Obat kita berikan ke pasien sesuai kebutuhan kondisi si pasien” ungkap dr.Dina kepada OLNewsindonesia Selasa(26/9) diruang kantor Direktur RSUD dr.Hadrianus Sinaga.
Lanjut dr.Dina, bahwa disaat pasien datang untuk lakukan chek up sekalian buka perban bekas operasi, disitu kita melihat ada berupa bedak tepung, serasa mengoles ditubuh pasien. Dan, kemungkinan itu yang membuat tubuh pasien melepuh, katanya mengakhiri.
dr.Tomi Simarmata SpOG merupakan dokter spesialis kandungan yang ditugas fungsikan oleh kementrian kesehatan Republik Indonesia dikabupaten Samosir.
Untuk diketahui, bahwa Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr.Hadrianus Sinaga, merupakan rumah sakit milik pemerintah kabupaten Samosir Sumatera utara, yang terletak di jalan dr.Hadrianus Sinaga kecamatan Pangururan Samosir.
Yang mana rumah sakit berplat merah ini masih dalam kajian oleh pemerintah pusat melalui departement kesehatan oleh badan independent KARS (Komite Akreditasi Rumah Sakit), untuk mendapat Akreditasi (pengakuan) dari pemerintah Republik Indonesia.
Namun, harapan untuk mencapai Akreditasi yang katanya dibulan Oktober 2017 ini, masih jauh dari harapan. Padahal
Pelayanan, Penanganan dan tenaga medis, merupakan sebahagian dari dasar pencapaian menuju Akreditasi.
(SMS)