Berita Lingkungan, Berita Online Indonesia Di Online News Indonesia, www.olnewsindonesia.com
Irak mungkin negara yang kaya akan minyak, tetapi sebagai akibat dari aktivitas manusia, perang dan perubahan iklim, telah mengakibatkan 2 sungai terpentingnya, Tigris dan Efrat, mengering dengan cepat, mempengaruhi kegiatan ekonomi orang-orang yang bergantung pada mereka.
Penjabat Menteri Lingkungan Hidup Irak, Jassim Al-Falahi ketika berbicara di majelis Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menginformasikan bahwa negaranya kini menghadapi berbagai tantangan termasuk kekeringan dan penggurunan yang mempengaruhi hingga 39 persen wilayahnya, yang mengakibatkan 50 persen wilayah negara itu. lahan pertanian itu kehilangan kemampuan untuk bercocok tanam.
Situasi ini diperparah dengan pembangunan beberapa bendungan, menyebabkan sumber air penting untuk 2 sungai utama Irak, Efrat dan Tigris, berkurang.
Jassim juga mengatakan bahwa negara akan mengalami defisit hidrologi 10 miliar meter kubik air pada tahun 2035.
Foto di atas menunjukkan sebagian keadaan kering sungai Diyala dimana sungai tersebut merupakan anak sungai dari Sungai Tigris.
Oleh karena itu, ia berharap agar negaranya mendapat dukungan internasional untuk membiayai beberapa program yang telah digariskan Pemerintahnya untuk meningkatkan status Sungai Efrat dan Sungai Tigris.
210