Berita Jakarta, Berita Online Indonesia Di Online News Indonesia, www.olnewsindonesia.com
Sekretaris Jenderal (Sekjen) dan Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset Teknologi (Kemendikbudristek) RI, Suharti dan Hilmar Farid menemui Penjabat Gubernur (Pj) DKI Jakarta, Heru Budi Hartono di Balai Kota.
Pertemuan tersebut membahas Pemajuan Kebudayaan dan Pelaksanaan Pekan Kebudayaan Nasional 2023 mendatang.
Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek RI, Hilmar Farid menjelaskan, pihaknya dan Pemprov DKI Jakarta menjajaki kerja sama sehubungan akan digelarnya beragam pertunjukan seni budaya di Jakarta pada Juni hingga September 2023 mendatang.
Pembinaan dan pelatihan seni budaya pada tingkat kelurahan maupun kecamatan bakal dilakukan dengan memanfaatkan ruang publik yang tersedia seperti taman, RPTRA, hutan kota, gelanggang Remaja, gelanggang olahraga dan fasilitas umum lainnya.
“Kita ada kesepakatan di tahun depan akan ada perencanaan bersama kegiatan. Sudah brainstorming kira-kira apa yang dikerjakan. Setelah ini akan ada pertemuan lebih teknis untuk memastikan kesiapan fasilitas,†ungkap Hilmar, Senin (21/11).
Ia mengapresiasi komitmen Pemprov DKI Jakarta menyediakan ruang bagi keragaman ekspresi budaya dan mendorong interaksi budaya untuk memperkuat budaya yang inklusif.
Peserta pelatihan dan pembinaan dalam kegiatan ini berkesempatan tampil di berbagai pementasan memeriahkan HUT Jakarta, HUT RI dan Pekan kebudayaan Nasional tahun depan.
Menurut Hilmar, pihaknya memiliki sejumlah agenda pertunjukan seni budaya di antaranya teater tradisi, musik modern dan tradisional, pagelaran busana dan seni visual.
“Pameran fotografi kampung juga akan menarik, karena setiap keluarga di Jakarta punya memori. Pameran ini menarasikan kembali Jakarta selama 50 tahun terakhir berdasarkan foto,†urai Hilmar.
Hilmar menyampaikan, fasilitas umum di Jakarta yang sudah mumpuni perlu diisi dengan berbagai program perlindungan dan pengembangan nilai, ekspresi dan praktik kebudayaan tradisional untuk memperkaya kebudayaan nasional.
“Jadi kita tidak mungkin sendiri. Bagaimana caranya melibatkan komunitas dan seniman yang banyak bergerak di Jakarta supaya bisa masuk dalam perhelatan ini,†tandasnya.
210