Jakarta OLNews Indonesia.
Ditulis Oleh :
Mahyudin, ST, MMÂ , Wakil Ketua Dewan Pakar Partai Golongan Karya
Saya tertegun sejenak mengenai rasa kita terhadap kemanusiaan. Perihal kecelakaan lalu lintas yang menimpa ketua DPR RI Setya Novanto beberapa hari lalu. Dalam beberapa jam saja, ratusan cemoohan hingga ribuan hujatan diterima Novanto yang kala itu masih terbaring lemah di Rumah Sakit Permata Hijau. Dan, saya melihat sendiri kondisinya yang memprihatinkan karena terbaring lemah di atas ranjang. Tak mampu duduk, berbicara pun terbata tak mampu panjang lebar.
Saya sebagai bagian masyarakat Indonesia merasa miris dengan kejadian itu, menyayangkan pandangan sebagian masyarakat yang menyatakan kecelakaan tersebut rekayasa. Pandangan itu tidak patut ditujukan kepada seorang Setya Novanto. Opini itu terlalu berlebihan. Jangan-jangan bila kecelakaan tersebut merenggut nyawa Novanto pun, para haters tetap bersikukuh itu rekayasa?
Saya masih memiliki rasa empati dan kemanusiaan. Pramoedya Ananta Toer mengajarkan kita para terpelajar untuk adil sejak dalam fikiran. Karena nalar kepemimpinan akan tumbuh dari nalar terhadap kepekaan sosial. Dalam kasus Novanto, saya gunakan prinsip azas praduga tak bersalah, yang membuat kita tak dapat menjustifikasi seseorang bersalah atau tidak sebelum ada ketetapan hukum dalam penyelanggaraan peradilan.
Setya Novanto kini berusia 62 tahun. Usia yang sudah mulai memasuki fase banyak dirundung penyakit kronis. Terakhir Novanto divonis mengalami gangguan pada jantungnya dan harus menggunakan ring agar darah dapat dipompa lancar ke seluruh tubuh. Pantas jika ada sedikit saja kecelakaan, tubuhnya shock dan menunjukkan respons menurun atas hal tersebut.
Beberapa orang memang tidak bisa mengalami shock bila sudah ada riwayat penyakit jantung. Kita mungkin pernah mendengar orang yang meninggal akibat tergelincir di kamar mandi. Padahal itu sepele, yang bagi orang sehat hanya akan mengalami luka lecet atau memar saja. Tapi tidak bagi mereka yang miliki penyakit jantung atau riwayat penyakit kronis lainnya.
Menghujat takkan pernah menyelesaikan masalah, membully pun tidak menunjukkan kedewasaan kita sebagai manusia. Pemimpin sejati justru akan tampil saat sahabatnya sedang jatuh. Bukan sebaliknya, euforia ikut bersorak dan pestapora di kala sahabatnya sedang membutuhkan pertolongan. Kita ini manusia macam apa?
Gunakanlah hati nurani kita, bagaimana kita melihat seorang pimpinan lembaga tinggi negara diperlakukan bak teroris, disergap tengah malam, diintervensi, diintimidasi bahkan diteror sedemikian rupa. Jiwa siapa yang tak tergetar jika mendapat perlakuan seperti itu?
Sudahilah kegaduhan ini. Masih banyak hal yang harus kita perhatikan mengenai negara ini. Tak perlu menghabiskan energi dengan cercaan, cacian dan cemoohan yang tidak berdampak apapun terhadap kemajuan bangsa. Saya tidak ingin membela Novanto, hanya ingin mengajak kita semua lebih peduli pada rasa kemanusiaan dan lebih membumikan kepekaan sosial pada sesama.
Tentang Mahyudin :
Tempat / Tgl Lahir : Tanjung, 8 Juni 1970
Daerah Pemilihan : KALTIM
Partai Fraksi Partai Golkar
Riwayat Pendidikan
SDN 002 SANGATTA KALIMANTAN TIMUR, 1983
SLTP SINGA GEWEH SANGATTA KALIMANTAN TIMUR, 1986
SMAN 2 TANJUNG, 1989
S1 UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT, 1996
S2 UNIVERSITAS SOEDIRMAN, 2001
Riwayat Pekerjaan
WAKIL KETUA DPRD KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2000-2001
WAKIL BUPATI KUTAI TIMUR TAHUN 2001-2003
BUPATI KUTAI TIMUR TAHUN 2003-2005
ANGGOTA DPR/MPR RI TAHUN 2009-2014 (KOMISI VII 2009-2010, BADAN ANGGARAN 2009-2011, KOMISI I 2010-2011, KOMISI III 2011-2014)
WAKIL KETUA MPR RIÂ 2014 – SEKARANG
Riwayat Organisasi
WAKIL SEKRETARIS GOLKAR KECAMATAN SANGATTA KUTAI TIMUR KALIMANTAN TIMUR TAHUN 1997-2000
SEKRETARIS GOLKAR KABUPATEN KUTAI TIMUR KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2000-2001
KETUA DPD II PARTAI GOLKAR KABUPATEN KUTAI TIMUR KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2001-2008
KETUA DPD I PARTAI GOLKAR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2008-2009
KETUA BIDANG ORGANISASI DPP PARTAI GOLKAR TAHUN 2009-SEKARANG
WAKIL KETUA DEWAN PAKAR PARTAI GOLKAR TAHUN 2014-SEKARANG
Redaksi