Klapanunggal Bogor, OLNEWSINDONESIA. – Proses perawatan Rian (9) Warga Kampung Guha Siangin RT04/ 08 Desa Leuwikaret yang menderita penyakit GBS ( Gullian Barre Syndrome ) saraf motorik dan sensor motorik terganggu ini semakin parah.
Proses perawatannya di RSUD Ciawi, tidak hanya menghabiskan waktu. Melainkan juga membuat Ian terkendala pendidikannya. Hingga beberapa hari tidak sekolah.
Kepada OLNEWSINDONESIA, Paman Rian, Fahruddin menerangkan. Kondisinya yang tak mampu bangkit, menghalang aktifitasnya .
Rian yang bersekolah di SDN lulut 03 ini. Sudah beberapa bulan tak masuk sekolah. Meskipun harapannya menggunung untuk bisa kembali menuntut ilmu, tubuh Rian yang semakin ramping ini tak lagi mampu bangkit dari tempat tidurnya, karena penyakit yang diidapnya.
“Keponakan saya tidak kuat berdiri, sampai tidak masuk sekolah  sejak tanggal 20 September lalu,” pungkasnya.
Hingga saat ini, Fahruddin menerangkan, masih menunggu informasi ruang kosong di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM). Terlalu lama di RSUD, kondisi Rian  bukan membaik.
Buah hati Idit Suderajat dan Yanah ini  justru kini mengalami kelumpuhan. Kedua tangan dan kakinya tak bisa digerakkan. Bahkan, Rian kerap kali gagal nafas. “Pihak rumah sakit sini belum berani membawa ke cipto.klo di cipto tidak ada ruangan kosong,” tukasnya.
Menurutnya, Rian membutuhkan perawatan pengobatan plasmapheresis. Sedangkat pengobatan itu hanya ada di RS tipe A.
“Kami masih nunggu,” tuturnya.
Hingga kemarin, Rian masih tak berdaya di atas ranjang ruang PICU (Pediatric Intensive Care Unit) atau ruang pelayanan intensif untuk anak. Dengan kanal infus dan alat pembantu pernafasan.
Saat dikonfirmasi, Kabid Pencegahan pengendalian penyakit (P2P), Agus Fauzi menerangkan, pihaknya masih melakukan komunikasi dengan RSCM. Menurutnya, kekosongan ruangan menjadi faktor persoalan.”Jika sudah ada ruangan. Pasti akang langsung kami antar Rian kesana. Karena kondisinya memang harus segera mendapat penanganan maksimal,” ucapnya. (ELLO).