Berita Medan, Online News Indonesia, www.olnewsindonesia.com
Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Utara (Sumut) Musa Rajekshah mengingatkan seluruh Satuan Tugas (Satgas) Stunting untuk mengikuti dan memahami semua isi pembekalan yang diberikan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang dilakukan di Hotel Radison Medan, Kamis (19/5).
“Harapan kita dengan kehadiran bapak ibu di sini bagaimana pemahaman stunting ini bisa sampai ke masyarakat. Kadang di kota saja tak tahu apa itu stunting, apalagi di daerah-daerah. Harapan kami, bapak ibu bekerjalah dengan sepenuh hati karena kerjaan ini akan dicatat di akhirat, karena menolong nyawa menolong masa depan saudara, generasi kita dan semoga target kita penurunan angka stunting di Sumut mencapai 14% di tahun 2024 bisa tercapai,” ujar Ijeck, sapaan Musa Rajekshah dalam acara bertajuk Temu Kerja Satgas Stunting Tingkat Provinsi Sumut Tahun 2022.
Ijeck menambahkan tugas para Satgas terpenting adalah memberi pemahaman terkait stunting dan intervensi mencakup aspek penyiapan kehidupan berkeluarga. “Semua bermula dari keluarga, penting untuk orang yang mau menikah memiliki pengetahuan yang cukup mengenai kehamilan dan pola asuh anak yang baik dan benar,” ujar Ijeck.
Ia berharap, target tahun 2024 penurunan angka stunting sampai 14% bisa tercapai. “Saat ini untuk keseluruhan stunting di Sumut di angka 25% dan masih di bawah angka nasional. Butuh kerja keras kita bersama-sama. Program ini sudah ada, rencana kerja juga ada, tinggal pelaksanaan, tinggal bantuan bapak ibu untuk serius memonitor ini,” tutupnya.
Sementara itu, Kepala Kantor BKKBN Sumut Mhd Irzal menyampaikan pemerintah daerah diminta untuk mampu memprioritaskan sumber daya yang tersedia untuk meningkatkan cakupan pelayanan kepada kelompok sasaran percepatan penurunan stunting. “Di antaranya remaja, calon pengantin atau calon pasangan usia subur, ibu hamil, ibu menyusui dan anak usia 0 hingga 59 bulan,” katanya.
Untuk itu, lanjutnya penurunan stunting membutuhkan pendekatan intervensi yang komprehensif . “Intervensi ini mencakup aspek penyiapan kehidupan berkeluarga, pemenuhan asupan gizi, perbaikan pola asuh, peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan serta peningkatan akses air minum serta sanitasi,” katanya.
Relhupeprosumut