Berita Merauke,OLNewsindonesia,Kamis(14/11)
Pembukaan penjaringan bakal calon bupati oleh partai politik membuat suhu politik Pilkada Merauke tahun 2020 mengalami kenaikan yang siknifikan.
Ditengah konsentrasi partai politik mencari pemimpin yang layak memimpin Merauke Lima tahun kedepan,tiba-tiba publik Merauke dikagetkan dengan pemberitaan di media-media cetak dan online secara lokal dan nasional adanya dugaan korupsi di DPRD Merauke .
Headline salah satu media cetak lokal harian Papua Selatan Pos, Jumat, 13 September 2019 mengambil headline “Jaksa Endus Dugaan Korupsi Dana Hearing DPRD Merauke” senilai Rp.37.080.000.000 atau Rp.37,08 miliar.
Saat ini Kejaksaan Tinggi Papua telah mengambilalih kasus ini dari Kejaksaan Negeri Merauke dengan memanggil 29 orang mantan Anggota DPRD dan sekretariat dewan untuk dimintai keterangan.
Aktivis Pro Demokrasi dan Anti Korupsi Fransiskus Ciwe di Merauke mengapresiasi Kejaksaan Tinggi Papua yang dengan sigap menindaklanjuti laporan masyarakat
” Saya mengapresiasi kinerja Kejaksaan Tinggi Papua yang dengan cepat mengambil langkah-langkah dalam menangani dugaan kasus korupsi dana hearing ini. Mudah-mudahan dalam waktu yang tidak terlalu lama semua bisa terungkap”,”katanya datar.
Pria yang akrab di sapa Ciwe yang juga Ketua Solidaritas Intelektual Masyarakat Marind Peduli Demokrasi dan Anti Korupsi berharap masyarakat Merauke tetap proaktif dan terus mengawal proses penegakan hukum ini sampai tuntas.
Ditemui wartawan OLNewsindonesia.com,Ciwe menghimbau seluruh elemen masyarakat Merauke terutama para pemimpin dan politikus di Merauke menjadikan momentum Hari Pahlawan untuk lebih menghayati nilai-nilai perjuangan para pahlawan seperti hidup sederhana,hemat,rela berkorban dan tidak melakukan perilaku korup yang dapat merusak bangsa.
Ciwe juga menyampaikan beberapa bahwa banyak dugaan korupsi di Merauke yang perlu untuk segera ditangani oleh aparat penegak hukum.
Adapun beberapa kasus tersebut,yakni Gurita raskin (cadangan pemda), stadion katalpal, pembangunan kantor Bupati, kurang bayar dana kampung (ADK),pencurian aset stadion katalpal, pembangunan pabrik tapioka,ungkap Ciwe dengan lugas
(DT)