Catatan Paskah PGLII Tahun 2023 – Pdt. DR. Ronny Mandang, M.Th.

Berita Jakarta, Berita Online Indonesia Di Online News Indonesia, www.olnewsindonesia.com

Perayaan Hari Raya Paskah di tahun 2023 akan selalu dimaknai oleh seluruh umat Kristen dari berbagai latar belakang denominasi gereja bahkan lembaga-lembaga Kristen setidaknya dalam tigal hal. Pertama, kebangkitan Yesus dari kematian dimaknai bahwa maut telah dikalahkan, hal ini telah menjadi jaminan bahwa setiap orang yang percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya memiliki kepastian hidup kekal. Kedua, kebangkitan Yesus dari kematian kelak akan diikuti peristiwa pencurahan Roh Kudus yang dikenal sebagai hari Pentakosta. Ketiga, kebangkitan Yesus dari kematian diikuti peristiwa Yesus terangkat ke surga, Yesus memberikan Amanat Agung-Nya kepada setiap murid untuk pergi dan beritakan Injil. Ketigal hal ini menjadi suatu kesatuan dari perspektif iman Kristen yang bersifat ortodoks, bahwa tanpa kebangkitan Yesus sia-sialah pemberitaan tentang Yesus dan sia-sia jugalah iman dan kepercayaan para pengikut Yesus.

Paskah (Ibrani: Pesach), (Inggris: Passover) diartikan “dilewati” “dilalui” “melewati” yang mengacu pada peristiwa terjadinya tulah kesepuluh dari Allah di Mesir dimana setiap anak sulung manusia maupun hewan akan mati. Namun di setiap rumah yang diambang pintunya dibubuhi darah domba, akan dilewati oleh kematian. Manusia telah jatuh dalam dosa dan natur manusia berada dalam keberdosaan. Hanya melalui penebusan dimana Yesus mati yang tidak berdosa dijadikan dosa dan disalib, menanggung dosa seisi dunia, maka kematian yang menyergap manusia karena dosa aka dilewati. Berita Paskah adalah berita tentang kemenangan bangsa Israel yang akhirnya dibebaskan dari masa perbudakan di Mesir, dan oleh Allah melalui nabi Musa membawa Israel menuju Tanah Kanaan. Meskipun perayaan hari raya Paskah selalu diekspresikan oleh umat Kristen dengan cara yang berbeda, namun intinya tidak berubah – Yesus bangkit dari kematian!

PGLII menetapkan tema Paskah tahun 2023, “Batu Penutupnya Telah diambil” dan Sub tema: “Kuasa Kebangkitan-Nya Mengalahkan Segala Penghalang”. Tema ini bersumber dari Alkitab yang menjelaskan peristiwa Kebangkitan Yesus. Fakta, umat Kristen saat ini masih menjalani kehidupan yang penuh dengan ragam masalah, baik dalam skala nasional maupun global. Beberapa istilah muncul untuk menggambarkan masalah tersebut, sebagaimana yang diistilahkan “The Perfect Storm 5C 2023”. Yaitu “Covid 19”, “Conflict”, “Climate Change”, “Commodity Price” dan “Cost of Living”. Pandemi Corona Virus 19, telah memberi dampak yang demikian buruk bagi umat manusia. Korban jiwa yang meninggal, perusahaan maupun usaha yang menciptakan pengangguran yang begitu tinggi. Gedung gereja yang terpaksa ditutup, kerumunan dalam jumlah besar harus dihentikan dan segala sesuatu dikerjakan dari rumah (work from home). Pertumbuhan ekonomi anjlok dan kondisi berbagai negara berada dalam situasi instabilitas. Kelaparan baru meningkat hingga ratusan juta manusia. Conflict, Rusia yang menginvasi Ukraina telah berdampak krisis kemanusiaan dengaan jutaan pengungsi, korban jiwa, krisis energi dan pangan. Meski perang Rusia dengan Ukrania jauh dari Indonesia, namun dampak yang ditimbulkan sangat tak terduga. Harga gandum yang membuat jenis makanan mie instant melambung tinggi. Climate Change, prubahan iklim akibat pemanasan global, mencairnya salju di antartik, penebangan hutan, krisis air bersih yang menciptakan perubahan ilim secara ekstrim. Maka para petani di manca benua telah ikut merasakan dampaknya, masa tanam dan masa panen yang tidak dapat diprediksi dengan tepat. Commodity Price, harga-harga komoditas barang dan niaga menjadi sulit untuk diperoleh bahkan ketika harga-harga dari berbagai komoditas anjlok. Pembelian masih berjalan namun barang menjadi sulit diperoleh. Harga-harga komoditas yang tidak dapat dikendalikan menciptakan sulitnya kebutuhan pokok manusia diperoleh. Cost of Living, biaya hidup menjadi tingkat. Masyarakat menjadi sulit mengatur keuangan ketika pemasukan dan pengeluaran menjadi sulit dikendalikan. Suatu keluarga yang terdiri dari suami, isteri dan dua anak, membutuhkan cost puluhan juta perbulan jika ingin bertahan di tengah gaya hidup yang juga ikut meningkat. Umat Kristen tidak begitu saja dapat melespakan diri dari The Perfect Storm 5C 2023, badai krisis demi badai krisis baru seakan tiada habis. Satu badai krisis belum berhenti muncul kembali badai krisis baru yang menerjang kehidupan seluruh umat manusia. Lalu terjadilah peningkatan perceraian, bunuh diri dan krisis iman juga di kalangan umat Kristen.

Pertanyaan, apakah yang dapat dilakukan oleh umat Kristen menghadapi terpaan badai kehidupan demi badai kehidupan? Menjawab situasi seperti ini tidaklah mudah seperti sedang membalikan telapak tangan. Menjawab dengan tepat tentu perlu mengajukan suatu pertanyaan, seperti apa kehidupan umat Kristus dengan Allah nya di dalam Kristus? Jika masih sebatas Kristen KTP atau Kristen Keturunan bahkan Kristen yang duniawi, mungkinkah ia mampu mengatasi berbagai hantaman badai dalam kehidupannya? Tentu, hubungan iman Kristen dengan Tuhan Yesus ikut menjadi penentu. Tetapi bagi umat Kristen yang telah dilahirkan kembali, hidup dalam ketekunan dan setia memberitakan Injil, Roh Kudus telah mempersiapkan untuk menghadapi beratnya badai dalam kehidupan terutama bagi mereka yang setia dan hidupnya dipenuhi Roh Kudus.

Dalam konteks Indonesia, umat Kristen dan gereja masih menghadapi kesulitan seperti sulitany mendirikan rumah ibadah, bahkan gereja yang sudah berjalan pun seringkali dihentikan dengan alas an belum mengantongi ijin. Siapapun tahun bahwa regulasi yang tertuang PBM No.9 dan No.8 Tahun 2006 mengenai pendirian rumah ibadah bukan mempermudah tetapi sebaliknya mempersulit. Pemerintah tidak pernah konsisten bahkan berani bersikap tegas atas berbagai kasus penyegelan gedung gereja, pelarangan ibadah bahkan untuk berbagai kegiatan gereja lainnya. Sementara untuk mendirikan rumah ibadah bagi agama tertentu meski tanpa ijin tidak pernah ada yang memersoalkan apalagi menyegel karena belum berijin. Jika keadaan Indonesia semakin dikuasai kelompok intoleran dan radikal, bahkan yang terus berupaya mengubah dasar negeri Pancasila, maka Negara Kesatuan Republik Indonesia akan bubar. Umat Kristen hidup di Negara Kesatuan Republik Indonesia bukan sebagai warga negara kelas dua apalagi indekost. Sejarah membuktikan, bahwa umat Kristen telah berjuang melawan dan mengusir penjajah dari negeri ini.

Menghadapi Pemilihan Umum (PEMILU) serentak tahun 2024; DPD, DPRD, DPR, Gubernur dan Presiden dan Wakil Presiden, berbagai kalangan telah memprediksi akan menjadi PEMILU terberat dan paling panas di sepanjang sejarah PEMILU. Munculnya politisasi agama, politik perpecahan, politik identitas bahkan politik uang bukan lagi rahasia. Di sisi lain, tingkat kepercayaan rakyat terhadap partai politik yang hanya memanfaatkan suara rakyat namun kemudian justru menjadi pihak yang merugikan rakyat adalah fakta. PEMILU 2024, akan menjadi ajang pertarungan kelompok nasionalis denga kelompok religius/agama. Maka umat Kristen dari berbagai denominasi dan dari berbagai tingkat dan status sosial, di PEMILU 2024 sudah waktunya Bersatu untuk memilih pemimpin Indonesia yang nasionalis, yang memegang teguh Pancasila, UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika, tetapi juga yang ikut memperjuangkan kebebasan mendirikan rumah ibadah. PGLII akan selalu berada dalam barisan perjuangan yang membawa Indonesia menadi Indonesia yang berkemajuan. Berbagai praktek yang dengan dengan sengaja bersikap diskriminatif dan intoleran jangan pernah menjadi penimpin bangsa Indonesia. Jumlah umat Kristen yang diatas 50 juta orang harus menjadi penentu masa depan bangsa Indonesia. Melalui momentum Paskah Tahun 2023, kesadaran setiap umat Kristen, gereja dan lembaga, tidak saja meningkatkan kesatuan sebagai tubuh Kristus (Ut omnes unum sint) yang mengindonesia, tetapi juga meningkatkan misi dan pekabaran Injil (Matius 28:19-20; Markus 16:15; Kisah Para Rasul 1:8) bahwa hakita gereja adalah memberitakan Injil, maka misi dan pekabaran Injil, melalui berbagai media sosial, patut terus ditingkatkan. Sudah waktunya, gereja tidak hanya sibuk dengan urusan di dalam gereja, tetapi keluar dan menceritakan perbuatan dan karya Allah di dalam Kristus kepada siapapun, di setiap waktu, di mana saja, dan oleh siapa saja.

Salam Injili
Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Injili Indonesia / PGLII
Ketum – Sekum

Pdt. DR. Ronny Mandang, M.Th. (Ketum)
Pdt. Tommy Lengkong, M.Th (Sekum)