Berita Karo, Berita Online Indonesia Di Online News Indonesia, www.olnewsindonesia.com
3 Wartawan Karo yang terdiri dari David Haris (olnewsindonesia.com), Julius Pelawi (dni.co.id), Sarimatua Manalu (Media POLDASU) mengecam perlakuan Humas Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 1 Negeri Berastagi yang beralamatkan di Jalan Djamin Ginting, Desa Kuta Gadung, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo, yang menurut ketiga wartawan tersebut secara arogan melarang bertemu dengan Kepala SMKN 1. Padahal menurut ketiganya kedatangan pada Senin, 10 April 2023, hanya ingin mengkonfirmasi terkait rumor yang beredar di masyarakat.
Menurut S Manalu, awalnya, 3 (tiga) orang wartawan tersebut, datang ke ruang kantor Kepala Sekolah hendak menanyakan keberadaan Kepala Sekolah (Kepsek) SMK Negeri 1 Berastagi. Namun salah satu staf di kantor Kepsek mengarahkan ke Humas terlebih dahulu. Atas arahan itu, akhirnya Tim wartawan menuju kantor Humas dan di ruangan itu ada beberapa orang staf yang menerima kedatangan para ‘kuli tinta’ ini.
Ditambahkan S Manalu, di kantor Humas tersebut Tim wartawan langsung bertemu dengan oknum VP yang merupakan salah satu staf humas SMKN 1 Berastagi. Dan singkat cerita, VP menyambut tim wartawan dengan datar (cuek). VP tanpa basa basi langsung menanyakan maksud dan tujuan kehadiran Tim wartawan ke Sekolah, sembari kemudian VP dan rekannya meminta Tim wartawan untuk mengisi buku daftar Tamu dengan nada dan gaya bahasa yang ketus dan arogan, ujar S Manalu. Spontan permintaan untuk mengisi buku tamu dengan cara yang tidak sopan, memantik para wartawan tersulut emosi karena penuturan bahasa VP yang ketus, bagai seorang Bos di Sekolah itu, beber S Manalu.
“Oknum VP ini, sudah kelewatan, Sekolah itu mungkin dianggap miliknya..! Kita hanya ingin konfirmasi terkait isi pengutipan uang terhadap siswa dan kita telah memperkenalkan diri serta mengisi buku daftar tamu, tapi dia ‘VP’ (oknum staf Humas) meminta tunjukkan KTA, saya telah berikan dan tunjukkan, namun teman kita yang lain juga di minta padahal kita sama – sama (Tim) yang hanya hendak mengkonfirmasi untuk berjumpa dengan Kepsek, itu sajalah, tak lebih,” ujar S. Manalu.
Lanjutnya lagi,” Sesuai yang diminta, Saya telah menunjukkan KTA, walaupun sebelumnya Kita dan tim wartawan telah memperkenalkan diri sebelum disuruh tunjukkan KTA dengan memfotonya. Padahal saat itu kita sudah menjelaskan maksud dan tujuan kita dengan etikad baiklah, namun lagi – lagi, kata oknum tersebut,” kalau tidak menunjukkan KTA, saya tidak izinkan ketemu dengan Kepsek..!,itu hak saya..!,” ujar VP dengan nada Tinggi sehingga para guru dan siswa lainnya kaget melihat VP bicara dengan nada tinggi tersebut,” terang Manalu.
Sementara itu, J. Pelawi dari media Dnid.co.id menuturkan bahwa kejadian tersebut, oknum staf Humas itu, sangat arogan dan mencoreng dunia pendidikan Karo, mengingat oknum tersebut adalah bagian dari tenaga pendidik di sekolah tersebut, harusnya dia contoh yang teladan. “
Nah yang parahnya, oknum tersebut ucapkan di depan kami, “Foto..! foto..aku..!!, la aku mbiar (foto saya, foto..!saya tidak takut_red), katanya menentang Kami, dan tentunya Kami merasa tugas-tugas jurnalistik yang Kami lakukan tidak dihargai, padahal kita tahu di UU No 14 Tahun 2008Â jelas tertuang tentang Keterbukaan Informasi Publik,” kata Pelawi, sembari sebutkan, ini menjadi atensi bagi pihak Sekolah.
Salah satu aktivis, T Purba (54), saat diminta pendapatnya, Selasa (11/04. 2023) perihal kejadian tersebut, Purba sangat menyayangkan insiden tersebut. “Ini sangat memalukan..! di saat tehnologi industri 4.0 sekarang mulai berevolusi, masih ada guru atau pelaku pendidik yang menyalahi atau mengangkangi aturan formal, ini sangat kacau ini. Jadi bagi pihak Sekolah ataupun pihak kompeten lainnya, oknum ataupun orang-orang seperti ini perlu segera di tindak tegas agar tidak berdampak luas,” ujar T Purba yang juga merupakan Pemerhati Kabupaten Karo ini.
Dan saat di konfirmasi ke Kepsek SMK 1 Berastagi, Paulus Pandiangan Siang, S, Pd, M.Pd via seluler mengatakan bahwa bila memang demikian adanya, terlebih ada perangai kasar tidak boleh sebenarnya. Kita harus memberi pelayanan yang prima, itu hakekat dunia pendidikan, ujar Kepsek tersebut.
(David)