Berita Karo, Berita Online Indonesia Di Online News Indonesia, www.olnewsindonesia.com
Badan Pengelola Otorita Danau Toba (BPODT) menjalin kerjasama dengan Komunitas Koperasi Sentra Wisata Alam Nusantara (Kopi Setara) menyusun atraksi wisata alam dan petualangan di Danau Toba. BPODT bersama dengan Komunitas Kopi Setara melakukan survei dan pemetaan objek sebagai bahan untuk menyusun atraksi wisata alam dan petualangan yang ada di Danau Toba, terfokus di Toba Caldera Resort (TCR, Sabtu kemarin (02/11.2024)
Hal ini disampaikan Direktur Utama (Dirut) BPODT, Jimmy Panjaitan melalui Direktur Pemasaran Pariwisata Wahyu Dito Galih Indharto, di sela-sela survei dan pemetaan titik objek atraksi wisata alam dan petualangan di TCR.
“Kegiatan ini merupakan awal kolaborasi sekaligus dalam mendukung program BPODT yaitu pengembangan produk wisata eco-adventure ‘Trails of The Kings’ sebagai narasi baru dalam rangka menjadikan Kawasan Danau Toba menjadi single destination, yang meliputi 8 Kabupaten di Kawasan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Danau Toba,” ujarnya.
Lanjut Jimmy, kegiatan yang dilakukan ini merupakan upaya BPODT untuk meningkatkan kunjungan wisata ke Danau Toba melalui berbagai jenis atraksi dan daya tarik wisata yang ditampilkan di dalam produk wisata Trail of The Kings.
“Program ini juga dalam rangka mendukung status Geopark Kaldera Toba sebagai anggota dari UNESCO Global Geopark dimana output dari produk wisata ini adalah paket wisata yang terdiri dari berbagai aktivitas petualangan sambil menikmati keindahan alam yang dirancang untuk menghubungkan dengan 8 Kabupaten, 16 geosite, 33 geopoint, puluhan Desa wisata, ratusan cagar budaya dan seluruh landmark utama di kawasan Danau Toba,” terangnya.
Kerjasama dengan Kopi Setara diawali dengan survei dan pemetaan lokasi atraksi dimana terdapat beberapa titik yang sesuai terutama di TCR seperti paket wisata trekking, amenitas camping ground dan spot paralayang.
“Kita berusaha membuat branding dan narasi baru di Kawasan Danau Toba sebagai episentrum kegiatan atraksi luar ruangan atau outdoor activity kelas dunia,” lanjutnya.
Selain itu program ini juga merupakan bagian dari dukungan untuk mensukseskan arah kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2025-2029 DPSP Danau Toba untuk pengembangan ekosistem dan destinasi kepariwisataan.
“Kegiatan ini mendukung secara holistik 6A kepariwisataan yakni : attractions, accesibilities, amenities, available packages, activities, ancillary services, guna mewujudkan quality & sustainable tourism,” jelasnya.
Ketua Kopi Setara, Eko Binarso, membenarkan bahwa survei dan pemetaan yang dilakukan merupakan aksi nyata dengan membuat MoU (Nota Kesepahaman) Kopi Setara dengan BPODT yang ditindaklanjuti dengan mengidentifikasi potensi yang ada di Danau Toba khusus di TCR untuk dikembangkan sebagai usaha wisata alam dan petualangan.
“Selama 4 hari kita lakukan survei mengidentifikasi lokasi yang cocok berbagai atraksi wisata alam dan petualangan di beberapa objek seperti Huta Ginjang, TCR dan Sigapiton, dan hasilnya akan dilaporkan untuk direkomendasikan kepada pihak BPODT,” kata Eko.
Dalam kegiatan survei tersebut, turut hadir Direktur Pemasaran Pariwisata Wahyu Dito Galih Indharto, Kepala Divisi (Kadiv) Pemasaran Pariwisata Nusantara Barry Tampubolon, Kadiv Komblik Nelson Lumbantoruan dan beberapa staf, sedangkan dari Komunitas Kopi Setara, selain Eko Winarso,dihadiri oleh Lodewijk Rainier Korua dan Salwa A R N Pelaku usaha di udara, Mulyanto pengembangan SDM Pariwisata dan Simson Panjaitan Pelaku Usaha Wisata Perairan.
(David-rell)