Berita Karo, Berita Online Indonesia Di Online News Indonesia, www.olnewsindonesia.com
Sry Wahyuni Br Surbakti warga Desa Bintang Meriah Kecamatan Kita Buluh Kabupaten Karo ini, baru saja melahirkan anak ketiganya yang menceritakan banyak pengalaman berharga mulai melahirkan anak pertama hingga anak ketiganya, di RSU Amanda Berastagi, Minggu kemarin (08/10.2023). Ia terpaksa menjalani metode persalinan caesar untuk anak ketiganya. Yang mana penyebabnya adalah posisi bayinya yang sungsang, meskipun usia kandungan kehamilannya sudah lebih dari 36 minggu.
“Meski masih bisa dilahirkan secara normal, namun setelah berdiskusi dengan dokter kondisi kehamilan saya cukup sulit dan berisiko tinggi karena sebelumnya saya juga sudah ada riwayat caesar saat melahirkan anak kedua. Makanya, akhirnya kami memutuskan untuk memilih persalinan caesar untuk mencegah komplikasi serta cedera pada lengan dan kaki bayinya juga,†ujar Sry.
Terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) segmen Penerima Bantuan Iuran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (PBI APBN) kelas 3 sejak Mei 2023, Sry mengatakan ia dan seluruh anggota keluarnya rutin menggunakan JKN untuk berobat.
“Anak-anak dan suami biasanya saya bawa berobat ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Kalau penyakitnya itu anak saya sering alergi, demam, dan batuk sedangkan suami ada asam lambung, namun sudah tuntas berobat di Puskemas Kuta Buluh,†kata ibu Sry ini.
Lalu, Sry menceritakan bahwa anak keduanya saat itu harus dioperasi secara caesar karena tak kunjung menunjukkan tanda-tanda kelahiran meski sudah lewat bulan perkiraan lahirnya. Khawatir jika tidak segera dilakukan operasi air ketuban akan semakin berkurang, bayi tertelan tdan menghirup kotoran pertamanya sehingga bisa mengakibatkan terganggunya saluran pernapasan dan membuat paru-parunya tidak berkembeng dengan baik. Bahkan mungkin berisiko bayi meninggal dunia di dalam kandungan atau seteleh dilahirkan.
Wanita asal Kuta Buluh ini, mengatakan bahwa ia sangat terbantu karena seluruh biaya persalinannya saat anak kedua dan anak ketiga ini ditanggung seluruhnya oleh Program JKN. Dulu, anak pertamanya lahir secara normal, sehingga tidak banyak biaya yang keluar. Waktu melahirkan anak pertama, Sry belum menjadi peserta JKN sehingga ia membayar biaya persalinannya sendiri.
“Anak pertama saat itu kebetulan normal belum pakai JKN. Kalau dengar-dengar dari tetangga yang melahirkan caesar lebih kurang biayanya enam juta rupiah, belum dengan obat-obatan dan yang lainnya. Apalagi saat melahirkan bukan hanya biaya persalinan yang harus kita persiapkan. Biaya perlengkapan ibu dan bayi, biaya operasional untuk kebutuhan yang menjaga kita dirumah sakit, biaya vitamin dan suplemen yang kita butuhkan dan masih banyak lagi. Rasanya tak akan senyaman dan seaman ini jika saya tidak menggunakan JKN. Tidak perlu memikirkan biaya rumah sakit, semuanya gratis ditanggung JKN. Tabungan kita pun aman,†ungkap Sry.
Di akhir sesi perbincangan Sry juga mengatakan seluruh tenaga medis yang menangani saat proses operasi juga sangat ramah, menjelaskan secara rinci apa-apa yang harus persiapkan, menanyakan apa yang menjadi keluhan pasien. Proses administrasi juga mudah cukup dengan menggunakan Nomor Induk Kependudukan (NIK) sebagai identitas peserta JKN.
“Terima kasih saya ucapkan kepada pemerintah dan BPJS Kesehatan. Sebelumnya saya merupakan segmen peserta JKN mandiri kelas 3 yang bayar sendiri, namun karena kondisi finansial, dua bulan kemudian sudah dipindahkan ke PBI APBN sehingga tidak perlu membayar iuran lagi setiap bulannya,†ungkap Sry.
(David)