JAKARTA, OLNEWSINDONESIA. – Pesantren Akmaliah Salafiah adalah satu-satunya pesantren dibilangan Jakarta Timur sebagai Pusat Kajian Tauhid & Hakekat Hingga Ma’rifah, saat ini jumlah salikin atau santri mencapai 1.700 jamaah yang berasal dari sekitarJakarta maupun luar daerah dari berbagai profesi dari buruh, karyawan sampai pejabat di BUMN maupun pejabat pemerintah.
Pesantren yang bernaung dibawah Yayasan Akmaliah ini berdiri sejak tahun 1987 yang bermula dari sebuah Majelis Taklim dengan perjalanan panjang diasuh langsung oleh Cjech Maulana Hizboel Wathony dan sekaligus beliau merupakan pendiri Pesantren Akmaliah Salafiah.
Sedangkan Ketua Pondok Pesantren Akmaliah saat ini adalah Ir. Rinto yang bertugas memfasilitasi para salikin atau santri dalam mengikuti pengajian baik yang datang langsung ke pesantren maupun yang belajar dari jarak jauh dapat melalui Audio Video Live Streaming sesuai jadual yang ditetapkan. Untuk pengkajian ilmu tauhid dan marifah dibimbing langsung oleh Mursyid Akmaliah, umumnya para santri atau salikin menyebutnya Bapak (C M. Hizboel Wathony-red), dalam hal pengkajian ilmu di pesantren ini tidak bisa diwakilkan oleh siapapun.
“Di pesantren Akmaliah Salafiah terdapat santri atau salikin yang mondok dan tidak sedikit pula yang datang pada saat jadual pengajian, total salikin atau santri yang hadir pada hari Selasa malam sekitar 200 jamaah sedangkan yang terdaftar ada 500 jamaah dan dalam hal kajian keilmuan dibimbing langsung oleh Bapak karena tidak bisa diwakilkan dalam bidang pengkajian ilmu” tutur Ir. Rinto Dwi Sumarno (Ketua Pondok Pesantren Akmaliag Salafiah) pada jurnalis Olnewsindonesia.
Disamping itu pesantren tersebut juga mendirikan Paud dengan jumlah anak didik sebanyak 280 anak dan mereka tidak dipungut biaya sepeserpun, sedangkan biaya operasional sekolah murni dari infaq para santri atau salikin tanpa ada sumbangan dari pemerintah maupun dari pihak lain.
“Untuk biaya sekolah para anak didik di Paud Akmaliah gratis bahkan buku pelajaran juga dibagi, dan kami tidak pernah mengajukan bantuan operasional pada pemerintah maupun pihak lain, tutur Dewi Kepala Paud Akmaliah pada jurnalis Olnewsindonesia.
“Ada 30 santri yang mengabdikan diri di pondok pesantren ini , mereka di sediakan tempat tinggal yang layak huni dan diberi upah sesuai UMR, diantara mereka terdiri dari anak yatim” tambah Dewi pada jurnalis Olnewsindonesia. Tidak ada pungutan biaya apapun dipesantren ini, biaya operasilan kegiatan pesantren akmaliah telah membuka infaq bagi para jamaahnya sesuai keikhlasan salikin atau santri. Dalam kegiatan apapun pihak pengelola pesantren akmaliah selalu bermusyawarah dengan para salikin atau santtri dan hasilnya luar biasa terlihat dari sarana prasarana gedung sampai fasilitas lainnya justru lebih mentereng dibanding pesantren pada umumnya.
Kemandirian pesantren akmaliah salafiah tidak diragukan lagi karena para santri atau salikin saling bahu membahu gotong royong untuk memajukan pesantren, hal ini bisa berjalan karena cintanya pada sang mursyid akmaliah, sehingga para salikin atau santri merasakan ketenangan jiwa atas bimbingannya.
Pesantren Akmaliah Salafiah juga menerbitkan buku yang berjudul “Perwujudan Nama dan Sifat Allah” karangan C M. Hizboel Wathony. (Oskar)