Berita Bogor, Online News Indonesia Selasa (06/11).
Nasib malang menimpa Naili Zulpa (8 bulan). Buah hati pasangan Cep Lani dan Eva Marlina ini nyaris kehilangan nyawanya karena terlambat mendapat penanganan serius. Bahkan, untuk menggunakan ambulant warga Kampung Nyangkokot, RT01/05 Desa Gunungsari ini harus mengeluarkan uang Rp 2,5 juta.
Berawal ketika sang bayi mengalami gelagak aneh. Ketika usai menyusui mendadak Naili sesak nafas sambil meronta-ronta. Karenanya, Aep langsung membawa sang buah hati ke RS AN-Nissa.
“Di sini (RS Annisa) anak saya dikasih oksigen dan dicek, tapi tidak dikasih obat. Justru saya dirujuk ke RSCM,” tukasnya.
Karena tak memiliki kendaraan, Aep disarankan oleh pihak rumah sakit untuk menggunakan ambulant RS An-Nisa untuk membawa anaknya ke RSCM. Setiba di rumah sakit rujukan terakhir itu, Aep justru kembali disarankan ke RS di Bogor.
“Akhirnya saya harus bayar ambulan saya bayar 2,5 juta. Di sana suruh balik lagi ke Bogor.
” Dan akhirnya saya minta anak saya dirawat di sini (RS Annisa), tapi RS Annisa bersikeras meminta saya untuk mencari rumah sakit lain,” ungkapnya.
Karena kesal, Aep kembali kerumahnya dan pasrah terhadap kondisi sang anak. Tak lama kemudian, tetangga dekat Aep memaksa Aep agar kembali membawa anaknya ke RS Annisa karena kondisi Naili semakin memburuk.
Karena dukungan tetangganya, pihak rumah sakit mempersilahkan Naili untuk dirawat di ruang PICU setelah perang adu mulut antara warga dan pihak RS.
“Kalau saya sendiri, pasti akan dirujuk kembali. Alhamdulillah ada yang bantu saya memaksa rumah sakit untuk ambil tindakan perawatan,” tuturnya.
Saat hendak ditemui, Humas RS An-Nissa, Yani Mulyani sedang tak ada di tempat.
“Kalau datang pagi saja di jam kerja. Saat ini sudah pulang semua tidak ada yang bisa diwawancara,” tukas Costrmenr Service, Noviani .
(Man)