Berita Bogor, Minggu (31/03/2019), Media Online News Indonesia.Â
Ribuan masyarakat Kabupaten Bogor kembali digegerkan aktifitas pungutan liar (pungli) di area Gor Lagatangkas, Kabupaten Bogor, Minggu (31/03).
Panggung besar, dengan sponsor merek kopi ternama Torabika nampak menjadi pusat gerumunan masa. Ditambah lagi acara hiburan yang menampilkan sejumlah artis Ibukota, membuat area parkir goreng dipadati pengunjung.
Setiap kendaraan, baik roda dua dan empat tak luput dari tiket masuk yang diberikan oleh pihak keamanan Dinas Pemuda dan Olah Raga (Dispora) Kabupaten Bogor. Untuk roda dua, pengelola parkir Gor menerapkan retribusi Rp 3 ribu dan roda empat Rp 5 ribu.
“Katanya sudah tidak ada pungli. Tapi masih ada juga. Ini buktinya, ” kata Ibrahim(33).
Warga Kelurahan Pabuaran Induk ini mengaku keberatan dengan pengelola parkir yang tidak mengantongi izin. Lantaran, merugikan masyarakat khususnya para pengunjung Gor.
“Kalau resmi kami tidak keberatan. Karena pasti ada masukan untuk pajak. Ini kan untuk kepentingan oknum saja, ” Sindirnya.
Demi meraup keuntungan besar, aktifitas yang di bekingi oleh oknum Aparat Sipil Negara (ASN) ini tampa takut melanggar aturan.
Padahal, pemerintah Kabupaten Bogor melalui Dispora dan Dishub sudah menegaskan aktifitas tersebut ilegal. Bahkan telah merugikan masyarakar.
Kadispora yang di bacakan Sekretaris Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bogor, Aman Muslihat Noor mempertegas. Pihaknya sudah menginstruksikan penghentian aktifitas parkir ilegal di area GOR Lagatangkas, Pakansari.
“Saya sudah intruksikan untuk stop, “tegas Aman.
Adapun aktifitas saat ini, pihaknya mengaku tak mengetahui. Bahkan, Aman menapik pihaknya mendapat keuntungan dari parkir tersebut.
“Saya slalu ikuti aturan, ” kilahnya.Â
Keterangan dari pekerjaan parkir,  sejumlah oknum pemerintah terlibat meraup keuntungan. Antara lain, Dishub Kabupaten Bogor, Dispora Kabupaten Bogor hingga Pol PP Kabupaten.
“Kalo tidak ada orang dalam. Kami juga tidak berasi. Ini (parkir, red) dimakan bareng-bareng, “tukasnya.
Kegiatan tersebut mendapat sorotan dari organisasi mahasiswa di Kabupaten Bogor.
Menyikapi hal tersebut, Ketua Garuda KPRI, Reza San Ardiya mendesak tim samber pungli untuk bergerak aktif.
“Polisi, kejaksaan dan tim samber pungli harus bergerak. Ini persoalan hukum yang ada didepan mata, “tegasnya.
Ia menilai, aksi nekat oknum ASN yang nembak ingin pungli di area pakan sari. Telah mencoreng marwah para penegak hukum.
” Jika tidak disikapi cepat. Kedepannya akan banyak yang nekad menabrak aturan, “tukasnya.
Reza mengaku tak segan untuk menurunkan masa. Untuk mendesak kepolisian dan kejaksaan ambil sikap tegas.
” Kami tidak terima alasan apapun terkait penundaan proses hukum. Termaksud pilpres, “ujarnya.
(Man)Â