Berita Karo, Berita Online Indonesia Di Online News Indonesia, www.olnewsindonesia.com
Universitas Quality Kabupaten Karo beberapa waktu lalu, lakukan pelatihan Ice Breaking ( pemecah kebekuan) untuk meningkatkan konsentrasi belajar pada anak tingkat Sekolah Dasar di Desa Sempajaya, Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo sebagai Pengabdian dari Universitas Quality, untuk masyarakat pada setiap hari Senin dan Rabu setiap minggunya pada bulan Juni 2023 silam.
Dan sebagai pelaksana kegiatan dan narasumber saat itu adalah, Karmila Br Karo, S.Sos., M.SI (Dosen FKIP, Universitas Quality), Restio Sidebang, S.Pd., M.Pd (Dosen FKIP, Universitas Quality), Bijak Ginting, S.Sn.,M.Hum (Dosen FKIP, Universitas Quality), Ripaldi Karo-Karo ( Mahasiswa PGSD, Universitas Quality), Ruth Kekelengenta Br Sembiring ( Mahasiswa PGSD, Universitas Quality), Tiara Fratika Manik ( Mahasiswa PGSD, Universitas Quality)
Adapun pesertanya dari Pelaksana (TIM pengabdian), Anak usia Sekolah Dasar (SD) di Desa Sempajaya dari SD Negeri 040454 Peceren dan SD Negeri 045965 Peceren yang selama ini sudah mengikuti kelas belajar tambahan (les sore) yang dilaksanakan oleh Mahasiswa KKN dari Universitas Quality, serta, Perangkat Desa dalam mendampingi kegiatan KKN Mahasiswa Universitas Quality di Sempajaya.
Salah satu Dosen dari Universitas Quality Karmila Br Karo, S, Sos, M.Si saat di konfirmasi, Kamis, (27/07. 2023) memaparkan,” seperti yang dikatakan Prihastuti (2009) bahwa, suasana menyenangkan dalam hal ini berarti anak berada dalam keadaan yang sangat rileks, tidak ada sama sekali ketegangan yang mengancam dirinya baik fisik maupun non fisik. Oleh karena itu diperlukan suatu metode yang menyenangkan yang membuat anak rileks dalam belajar. Aktifitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar. Kadang lancar, kadang tidak, kadang dapat cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa amat sulit. Dalam hal semangat, terkadang semangatnya tinggi, tetapi juga sulit untuk mengadakan konsentrasikonsentrasi,” ujar Karmila mengutip tulisan dari Prihastuti tersebut.
Lanjutnya,” demikian kenyataan yang sering dijumpai pada anak dalam kehidupan sehari-hari dalam kaitannya dengan aktifitas belajar. Perbedaan individu ini pulalah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku dikalangan anak didik. Dalam keadaan di mana anak didik/siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah perlunya pelatihan untuk mencapai konsentrasi belajar.
“Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan. Hasil belajar mempunyai ukuran keberhasilan peserta didik melaksanakan belajar. Target yang ingin dicapai dari program ini adalah anak-anak dapat meningkatkan konsentrasi belajar mereka dengan bantuan brain gym. Anak akan lebih rileks dalam belajar sehingga materi pelajaran bisa lebih mudah mereka serap dengan baik. Pelaksanaan pelatihan brain gym pada anak akan dilakukan melalui tahapan sebagai berikut; Pertama anak-anak akan diberikan teori atau pengenalan tentang ice breaking melalui video. Kedua, anak-anak menerima pelatihan praktek ice breaking yang nantinya juga bisa mereka ulang-ulang di rumah. Dengan adanya kegiatan ini menjadikan anak- anak dapat melatih sendiri konsentrasinya dengan ice breaking yang sudah mereka dapat dari kegiatan
pelatihan,” terang Dosen ini.
Lantas,” rendahnya konsentrasi belajar anak, belum tentu sumber kesalahan terletak pada si anak. Ketrampilan seseorang menyampaikan pelajaran yang kurang memadai dapat menyebabkan suasana belajar menjadi tidak menarik dan cenderung membosankan siswa. Suara guru yang kurang keras, sikap guru yang kurang tegas, metode pembelajaran yang kurang tepat, atau posisi guru saat mengajar banyak duduk dapat membawa suasana kurang menarik perhatian. Namun pada kenyataannya hasil belajar siswa pada saat ini masih rendah,” ujarnya.
Menangani beberapa kasus yang telah terjadi di Anak Sekolah, Karmila ini mengatakan,” maka guru harus menerapkan ice breaking dalam pembelajaran. Pemberian ice breaking dapat dilakukan pada saat kritis. Yaitu pada saat siswa mengalami kelelahan dan kejenuhan yang sangat tinggi. Kondisi ini biasanya terjadi ketika siswa menerima materi yang sulit atau pada saat siang hari. Berdasarkan penyebab di atas, maka upaya yang dilakukan untuk membantu anak berkonsentrasi dalam belajar adalah dengan memberi ice breaking,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Sempajaya, Meliala Purba sangat menyambut positif dan memberikan pengalaman baru bagi anak dalam kegiatan belajar yang didampingi Mahasiswa Quality tersebut.
“Dengan adanya pelatihan dan kelas belajar bersama yang didampingi oleh Mahasiswa Quality, waktu anak bermain HP atau PS, bisa berkurang. Dan Antusias anak pada kegiatan ini cukup besar, hal ini terlihat dari jumlah anak yang datang ke jambur untuk kegiatan belajar selalu ramai,” ucap Kades yang juga diaminkan Perangkat Desa Sempajaya yang mendampinginya saat itu.
Dalam kegiatan ini tampak hadir sebagai Tim Pengusul yakni: Karmila Br Karo, S.Sos.,M.Si, Restio Sidebang, S.Pd., M.Pd, Bijak Ginting, S.Sn., M.Hum, Ripaldi Karo-Karo masing-masing dari Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, FKIP, Universitas Quality, Program Studi Pendidikan Guru SD, FKIP, Universitas Quality, Program Studi Pendidikan Guru SD, FKIP, Universitas Quality, dan Mahasiswa PGSD, FKIP, Universitas Quality.
(David)