Berita Yogyakarta, Berita Online Indonesia Di Online News Indonesia, www.olnewsindonesia.com
Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) K.H. Yahya Cholil Staquf menjadi narasumber dalam Seminar Nasional Sinergi Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) dengan tajuk Menuju Demokrasi Berkualitas: Tantangan dan Agenda Aksi, sebagaimana dipantau melalui kanal YouTube UGM. Dalam kesempatan menyampaikan pandangan Gus Yahya tentang demokrasi dan kebhinekaan.
“Kita memilih demokrasi, saya kira juga dengan alasan sendiri. Menurut saya, bangsa ini memilih demokrasi karena kita ingin mencari platform yang menjamin harmoni di tengah kebinekaan yang menjadi realitas kita sebagai bangsa,” kata Gus Yahya, sapaan akrab K.H. Yahya Cholil Staquf.
“Ketika Mpu Tantutar memperkenalkan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, menurut saya, itu jawaban dari ketegangan antara agama” jelas Gus Yahya.
“Sumpah Pemuda pada tahun 1928 itu tentang mencari platform bagi sekian banyak perbedaan di tengah masyarakat kita untuk menegaskan bahwa di tengah keberagaman itu, kita ini sesungguhnya satu, bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu, yaitu Indonesia,” kata Gus Yahya.
Gus Yahya berpendapat bangsa ini juga memilih untuk menganut sistem demokrasi untuk menghindari akibat-akibat buruk yang berpotensi muncul dari keragaman yang ada di tengah-tengah bangsa.
“Jadi, ini menunjukkan, di satu sisi, bangsa ini sejak awal sadar betul bahwa kita sangat beragam dan realitasnya pun memang begitu. Namun, pada sisi yang lain, bangsa yang beragam ini mempunyai keinginan bersatu yang besar pula,” ucapnya.
210