Cileungsi, OLNEWSINDONESIA.
Di akhir bulan Sya’ban, menjelang bulan Ramadhan, ada sebuah tradisi yang sampai saat ini masih kerap dilaksanakan oleh masyarakat. Khususnya di tatar sunda, Jawa Barat. Hampir setiap daerah, setiap desa, setiap kota tidak melewatkan moment ini. Bahkan setiap daerah memiliki keunikan dan keanekaragaman masing-masing dalam tradisi menyambut datangnya bulan Ramadhan.
Tradisi ini dinamakan “Munggahanâ€. Munggahan ? Apa itu Munggahan ? Mungkin banyak yang belum tahu tradisi Munggahan itu apa dan seperti apa. Tapi bagi masyarakat sunda (Jawa Barat) tradisi Munggahan sudah tidak asing lagi di telinga mereka. Tradisi ini merupakan bentuk rasa bahagia masyarakat sunda dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan. Bentuknya beragam, namun setiap daerah masih memiliki kesamaan.
Antusiasme penyambutan jelang bulan Suci Ramadan ini disambut dengan meriah setiap tahunnya oleh masyarakat Muslim diseluruh Indonesia khususnya masyarakat Sunda.
Pantauan OLNEWSINDONESIA sabtu (24/06/2017) siang tadi Pasar Cileungsi, Menyambut Iedul Fitri Dengan Tradisi Munggahan hari ini dipadati oleh masyarakat baik dari dalam Cileungsi maupun dari luar Cileungsi seperti Gunung Puteri, Bantar Gebang, Cibubur dan Klapanunggal.
Menurut Ibu Ririn (35) mengatakan kepada OLNEWSINDONESIA. Saya tau ini munggahan pasti pasar Cileungsi ramai dikunjungi oleh semua warganya yang berburu ketupat ataupun daging, tapi saya akan tetap menjalankan tradisi Munggahan ini. Tradisi Munggahan ini kan udaha turun termurun jadi seperti ga apdol kalau saya harus berdiam diri dirumah saja.
Di tambahkan oleh Juki pedagang ketupat dadakan yang omset perharinya Rp. 600 ribu ” Saya buruh pabrik, tapi saya antusias sekali dengan tradisi Munggahan ini karena disamping saya dapat gaji dan THR saya pun mendapatkan uang lebih lagi dari hasil penjualan ketupat dadakan ini. biar lebaran bisa jalan-jalan bersama keluarga lebih lama.
Saat OLNEWSINDONESIA memantau situasi Di Pasar Cileungsi, tampak sekali kepadatan antrean kendaraan yang hilir mudik di depan maupun di belakang kawasan Pasar Cileungsi. sampai berita ini dinaikan Pasar Cileungsi masih tetap ramai dikunjungi oleh masyarakat yang Munggahan. (INK)