Dirut BPODT : Perlunya Pentahelix Untuk Meningkatkan Keselamatan Berwisata Di KDT

Berita Toba, Berita Online Indonesia Di Online News Indonesia, www.olnewsindonesia.com

Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) laksanakan Sosialisasi Keselamatan Berwisata di Kawasan Danau Toba (KDT), berlangsung di Debang Resort, Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi, pada hari Kamis – Jumat tanggal 10-11 Oktober 2024 kemarin.

Dalam kegiatan Sosialisasi Keselamatan Berwisata di KDT tersebut, BPODT menghadirkan Narasumber dari Kantor Badan Pencarian dan Pertolongan Kelas A Medan yang dipimpin langsung Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Medan, Mustari, didampingi Dianta Bangun, Torang M. Hutahaean, Imron Safii Ginting. Selain itu BPODT juga menghadirkan Charles Simson Panjaitan (Koperasi Sentra Wisata Alam Nusantara).

Peserta Sosialisasi Keselamatan Berwisata di KDT terdiri dari para Pelaku pariwisata seperti: komunitas kayak, komunitas stand up padle, Penjaga pantai, Pengusaha wisata air, spear fishing, komunitas solu bolon, susur sungai, susur gua, komunita pendaki gunung, Pemandu Wisata, Pokdarwis, juga dihadiri Kepala Dinas Kesehatan se-KDT, Kepala Dinas Pariwisata se-KDT, Camat Silahisabungan dan Kepala Desa Silahisabungan.

Sosialisasi Keselamatan Berwisata di KDT membahas tentang: Petunjuk Teknis Keselamatan di Air, Petunjuk Teknis Keselamatan di Darat, dan Keselamatan dan Keamanan di Alam Terbuka, Upaya Mengurangi Risiko Bagi Wisatawan.

Adapun maksud dan tujuan dilaksanakannya Sosialisasi Keselamatan Berwisata di KDT tersebut adalah: untuk menyiapkan SDM pariwisata yang profesional dan untuk pelayanan wisata yang aman dan selamat, sedangkan target yang diharapkan adalah agar penyedia pariwisata mampu memberikan pertolongan awal kepada wisatawan sebelum pertolongan profesional tiba.

Sosialisasi tersebut berlangsung dua hari, di hari pertama narasumber dari Basarnas memberikan materi tentang teori keselamatan berwisata di air dan di darat dan pada hari kedua, masih ada pendalaman materi dan dilanjutkan dengan simulasi penyelamatan wisatawan di Danau Toba.

Pedoman penyelamatan di air secara umum meliputi kemampuan yang harus dimiliki ketika beraktifitas di air yakni: berenang, menggunakan alat bantu apung, kesiapsiagaan penyelamat, menggunakan personal floation device, menyiapkan alat apung tipe IV dekat dengan loasi keramaian, sedangkan untuk penyelamatan di darat petugas harus mampu menggunakan peta, dapat menginterpretasikan bentuk medan, dapat menentukan posisi koordinat, mampu memndemonstrasikan penggunaan kompas, mampu bergerak berpedoman pada peta.

Simson Panjaitan memberikan materi pada malam hari secara zoom meeting karena sedang berada di Negara Ceko sebagai panitia pengamat dalam ajang bergengsi Krumlovsky Codacky Maraton 2024. Simson mengatakan bahwa risiko yang mungkin terjadi pada saat berwisata antara lain: risiko kecelakaan fisik, bencana alam, risiko kesehatan, kriminalitas. Simson menekankan perlunya kolaborasi Kementerian Pariwisata, Kementerian Kesehatan, Pelaku usaha wisata, wisatawan, Dinas Pariwisata, Kepolisian, dan Basarnas, serta pihak BNPB.

Dirut (Direktur Utama) BPODT, Jimmy Bernando Panjaitan yang hadir langsung dalam kegiatan tersebut mengatakan betapa perlunya kerjasama pentahelix untuk meningkatkan keselamatan berwisata di KDT.

“Sosialisasi Teknis Keselamatan Berwisata di Kawasan Danau Toba yang kita laksanakan ini sangat penting karena membahas tentang keselamatan berwisata di Kawasan Danau Toba baik di air maupun di darat. Menurut kami membangun Danau Toba harus pentahelix (kolaborasi yang melibatkan lima komponen penting _red), menggerakkan semua potensi yang ada. Oleh karena itulah maka kami mengundang Kepala Dinas Kesehatan se-KDT. Kami berharap melalui kegiatan Sosialisasi Teknis Keselamatan Berwisata di KDT ini, dapat meningkatkan kualitas keselamatan berwisata di KDT dan berdampak pada peningkatan kunjungan wisata yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di KDT,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, para Peserta sepakat untuk membentuk Forum Keselamatan Berwisata di Kawasan Danau Toba yang dimaksdukan untuk mempermudah koordinasi dan komunikasi diantara sesama komunitas tersebut dan sepakat juga untuk memilih Helvrin Maranatha Hutabarat pemilik Siantar Rafting sebagai koordinator.

(David/rell)