Pasca Bentrok Berdarah, Warga 2 Desa Tetap Berjaga Dilahan PTPN

Berita Karo, Berita Online Indonesia Di Online News Indonesia, www.olnewsindonesia.com

Pasca bentrok, pada Sabtu (11/08) kemarin warga ke 2 (dua) Desa terus berjaga jaga dari pagi, siang hingga malam untuk mengantisipasi datangnya serangan dari sekelompok warga ke lahan sengketa yang di klaim tanah ataupun lahan tersebut adalah milik ulayat masyarakat “Simantek Kuta” Desa Gongsol dan Desa Merdeka.

Yang mana sebelumnya pada hari Kamis (11/08) kemarin ratusan dari warga Desa Gongsol dan Desa Merdeka Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo berjaga-jaga di lokasi lahan PTPN II yang berada di akses lintas Kecamatan Merdeka menuju Berastagi dengan membawa alat-alat Pertanian berupa Parang, Cangkul, dll untuk menghalau sekelompok warga yang membawa potongan bambu dan senjata tajam datang dari luar daerah Kabupaten Karo yang hendak memagar lahan yang di klaim milik PTPN II di area Desa Gongsol tersebut.

Pada siang hingga sore kedua kubu (warga Desa Gongsol dan Desa Merdeka dengan sekelompok warga) tersebut, masih tetap bertahan dilokasi yang kedua belah pihak saling klaim dengan mempertahankan Lahan yang akan di kuasai dengan mencoba memagarinya oleh pihak sekelompok warga yang datang dari luar Kabupaten Karo tersebut membuat akses jalan menuju Desa dan ke Kota itu lumpuh serta situasi sempat mencekam.

Selang beberapa waktu setelah terjadinya penutupan jalan, pihak Kepolisian dari Jajaran Polres Tanah Karo datang untuk mengamankan situasi agar tidak terjadi bentrok dan kemacatan lalulintas dengan menurunkan Petugas dari Satuan Lalu Lintas Polres Karo dan juga dari Personil Polsek Simpang Empat dan Polsekta Berastagi sembari menunggu dilakukannya mediasi antara kedua belah pihak pada saat itu.

Saat itu dilokasi bentrok crew olnewsindonesia.com meng- konfirmasi salah satu Perwakilan dari sekelompok warga tersebut yakni Andri Hasibuan yang merupakan Lawyer dari pihak PTPN II itu mengatakan,” tujuan kita tak lain mengembalikan Tanah Negara sebagaimana aturan hukum yang berlaku, untuk dipergunakan oleh Negara sebagaimana mestinya sesuai amanah dari Undang-undang itu sendiri. Jadi tanah PTPN ini akan dikelola oleh PTPN lagi untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia seluruhnya,” ujar Hasibuan.

Saat ditanya sekelompok warga tersebut siapa, Andri Hasibuan mengatakan,” mereka ini bukan Preman, mereka adalah sebagian besar Karyawan atau buruh PTPN dan sebagian juga Karyawan/Buruh kasar yang dikontrak harian oleh PTPN Tj.Morawa Medan Sumatera Utara, bukan yang seperti disebut-sebutkan dan mereka bukan Ormas dan bukan OKP ini murni Buruh PTPN yang di gaji sesuai aturan berapa gaji buruh kasar,” terangnya.

“Dan perlu diketahui yang mana sampai saat ini tidak ada hak alas Tanah ini dan dasar hukum diatas tanah ini, selain hak untuk dan atas nama PTPN II, ini bisa di kroscek keseluruh pihak. Namun harapan kita pihak PTPN siap di mediasi, karena legal standingnya milik kita pihak PTPN II jelas,” ujarnya.

Sementara itu, Thomas Surbakti salah satu Perwakilan warga masyarakat ke dua Desa ( Gongsol dan Merdeka), menerangkan bahwa,” sebenarnya tidak ada pemagaran lahan tersebut dan awal terjadinya keributan tersebut, dimana pihak PTPN dengan membawa potongan bambu memasuki lahan yang di klaim masyaratkat kita dan telah digunakan sebagai tanah ulayat dengan bercocok tanam. Dan pada saat masyaratkat bekerja di lahan tersebut, tiba-tiba sekelompok masyarakat yang mengaku karyawan PTPN menyerang dengan melempari warga dengan batu dan benda lainnya.

Lanjutnya lagi,” dan pada saat bersamaan sekelompok karyawan tersebut secara membabi buta terus melepaskan lemparan disertai memaki maki dengan bahasa kotor ke warga sekitar yang ada di lahan eks PTPN II itu, sehingga membuat ketakutan warga dengan pergi meninggalkan lahan.

“Dan mengetahui hal tersebut warga kita (ke 2 Desa) langsung berdatangan kelahan eks PTPN II ini, untuk lakukan penyarangan dan menghalau oknum sekelompok warga tersebut, sehingga terjadilah bentrokan yang mengakibatkan ada 3 orang warga kita luka luka,” ujarnya saat di konfirmasi pada Minggu (14/08.2022) sekira pukul 15.45 WIB dilokasi kejadian.

“Akibat adanya korban warga kita, atas kejadian ini, maka kita akan berjaga-jaga terus, agar tidak ada lagi terjadi aksi susulan. Dan tentunya kami sangat trauma atas kejadian ini, apa lagi warga luar yang datang mengusik ketenangan kami, wajar kami was-was dan menjaga marwah kampung kami ini,” ujar Sumanda Surbakti menambahkan.

Diketahui informasi dari Petugas pengamanan di lokasi, bahwa awal terjadi keributan pada saat Pekerja dari pihak PTPN 2 Tj.Morawa hendak berniat melakukan pemasangan pagar yang diklaim di lahan PTPN 2 Tj. Morawa di Desa Gongsol, tiba- tiba sejumlah warga Desa Gongsol dan Desa Merdeka datang dengan menghalau dengan melarang pekerja PTPN II, tak terima sehingga terjadi bentrok, yang akhirnya puluhan personil kepolisian dari Jajaran Polres Tanah dan Personil TNI tiba dengan menjaga lokasi keributan, dan hingga akhirnya sekira pukul 18.10 WIB Kapolres Karo AKBP Ronny Nicolas Sidabutar dengan tegas membubarkan para kedua belah pihak.

(David)