Jakarta, OLNEWSINDONESIA.
Kabar miring yang menyebut Iriana Ustinova adalah seorang mantan Pekerja Seks Komersial (PSK), mengejutkan keluarga. Namun, perwakilan keluarga, Ichwan, menegaskan kabar yang beredar di media sosial adalah hoaks.
Ia mengetahui kabar bohong itu pada Kamis, 13 Juli 2017 pagi, setelah membuka situs berita. Salah satu artikelnya memuat tulisan negatif tentang istri ahli IT Hermansyah.
Selain soal kabar tentang istri Hermansyah, ada pula berita tentang fakta-fakta mengerikan dalam kasus sabu seberat 1 ton di Anyer. Kemudian ada pula cerita tentang akhir pelarian bandar sabu 1 ton di Pantai Anyer.
Keluarga membantah kabar miring tentang latar belakang Irina Ustinova Svedlovk, istri ahli IT Hermansyah, yang disebut-sebut sebagai mantan pekerja seks komersial (PSK).
Perwakilan keluarga, Ichwan, mengatakan kabar yang beredar di media sosial adalah hoaks. Ia mengetahui kabar bohong itu pada Kamis, 13 Juli 2017 pagi, setelah membuka situs berita. Salah satu artikelnya memuat tulisan negatif tentang perempuan asal Ukraina itu.
si tulisannya: Iriana masuk ke Indonesia dengan bantuan Agen Yulia dan selanjutnya direkrut Charlie untuk bekerja sebagai cewek PSK club malam di Malioboro, Jakarta Kota. Diketahui selama bekerja, terdapat tamu tetap yaitu Hermansyah yang datang hampir dua kali dalam seminggu.
“Itu yang dimuat situs yang link-nya ada NKRI di belakangnya,” kata Ichwan ketika dihubungi OLNEWSINDONESIAÂ Kamis.
Ichwan menilai kabar tersebut bagian dari pembunuhan karakter terhadap Irina dan Hermansyah. “Kabar yang menyebut bahwa Irina mantan pelacur adalah fitnah,” tuturnya.
“Mohon dicatat, ibu Irina adalah seorang muslimah,” dia menegaskan.
Karena itu, kata Ichwan, keluarga akan ambil sikap terkait munculnya kabar ini. Antara lain dengan meminta bantuan dari beberapa lembaga seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI) serta Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
“Dengan ini keluarga dan Ibu Irina meminta kepada pemimpin agama, MUI, untuk memberikan perlindungan kepada umatnya. Meminta kepada MUI meminta perlindungan dalam versi Islam,” ujar dia.
“Kemudian ke Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK). Mohon dapat ditindaklanjuti,” Ichwan menandaskan.
Sumber Kabar Miring
Ichwan mengatakan, dalam artikel yang dimuat di laman Dobrakmusuhnkri, foto Irina seperti sedang duduk seorang diri. Padahal, di sebelahnya ada Kapolresta Depok Kombes Herry Heryawan.
“Foto Kepala Polres Depok bersama Ibu Irina. Di samping Bu Irina ada gambar lengan hitam yang terpotong. Itu adalah lengan hitam Kepala Polres Depok,” ujar dia.
Ichwan menjelaskan artikel yang ditulis memiliki kesamaan dengan pertanyaan yang dilontarkan polisi pada saat ngobrol di Mapolresta Depok. Namun, isinya sama sekali tidak benar.
“Irina ditanya oleh polisi, ‘apakah kamu pernah bekerja di sini (Malioboro),” ucap dia menirukan suara polisi saat itu.
“Langsung dibantah saat itu juga. ‘I am not prostitution‘. ‘Saya tidak pernah kerja di Malioboro, karaoke. Saya adalah ibu rumah tangga biasa’,” kata Ichwan menirukan jawaban Irina.
Ichwan mengaku menyaksikan pertemuan itu dan disaksikan seorang penerjemah, serta ikatan alumni ITB. Kemudian, tak lama setelah itu, Kapolres Depok meminta foto bersama.
“Foto bersama itulah yang muncul dalam artikel yang malah sebaliknya (di Dobrakmusuhnkri). Bahwa ibu Irina adalah PSK, kerja di Malioboro dari tahun sekian-sekian dengan agen Yulia,” Ichwan menandaskan.
Kasus pengeroyokan terhadap ahli IT Hermansyah terjadi pada Minggu, 9 Juli 2017 sekitar pukul 04.00 WIB. Saat itu, Hermansyah hendak pulang ke rumahnya di kawasan Tirtajaya, Depok, Jawa Barat.
Hermansyah yang saat itu mengendarai mobil Toyota Avanza bersama istrinya tiba-tiba diserempet pengendara lain yang ugal-ugalan di KM 6 Tol Jagorawi, atau sekitar TMII dan Tol JORR Jakarta Timur.
Alumnus ITB itu kemudian disuruh menepi dan membuka pintu mobilnya. Setelah turun dari mobil, Hermansyah langsung diserang pelaku yang berjumlah sekitar lima orang. Satu orang di antaranya menggunakan senjata tajam.
Akibat peristiwa itu, Hermansyah terluka di beberapa bagian tubuhnya, seperti di kepala, leher, dan tangan. Hermansyah akhirnya dilarikan ke RS Hermina Depok dan dirujuk ke RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat. (Red)